Di ambang pintu yang menghubungkan antar koridor dan ruang depan itu seorang wanita mengenakan rok selutut dengan blazer warna putih berdiri dengan sedikit mengangkat dagunya. Di pergelangan tangannya tergantung tas tangan wanita kecil berwarna senada.
Keterkejutan Rachel berlipat karena di wajah wanita yang tengah menatapnya dengan sinis itu tidak ada setitik pun tanda keterkejutan. Tanda-tanda yang harusnya ada itu terganti dengan senyum sinis yang menunjukan rasa puas.
Rachel menutup mulutnya yang baru ia sadari sejak tadi terbuka.
"Kenapa masih ada di dunia ini? Seharusnya Kamu sudah pindah ke alam baka!" seru wanita itu dengan ketus.
Rachel berusaha menyembuhkan keterkejutannya dengan cepat.
"Kamu bisa pergi dulu ke sana jika sangat menginginkannya, Jenny. Kenapa harus repot-repot memaksa orang?" balas Rachel tak acuh.
"Karena itu tempat yang tepat untuk orang yang merusuh sepertimu," balas Jenny dingin.