Rachel sejenak diam, tapi kemudian kepalanya mengangguk tanpa ragu.
"Ah," desah El lelah.
"Itu yang nggak kusukai," gumamya pelan.
"Sudah spontan, nekad, nggak mikir lagi," sambungnya pelan, lalu ia tersenyum.
"Jawaban mu itu membuatku khawatir, tahu?" komentar El pelan.
"Dia sudah membantuku, tak ada salahnya kalau sekarang aku membantunya," ucap Rachel lirih.
El tersenyum, kemudian menggeleng-nggelengkan kepala.
"Ya, aku tahu, sudah, tidurlah, tubuh mu pasti lelah karena merasakan pengalaman dikejar-kejar tadi," saran El lembut.
Rachel menanggapi itu dengan menarik selimut sampai ke dadanya. Kemudian ia memejamkan mata.
"El," ucapnya pelan.
El yang masih dalam posisi miring mengusap rambut gadis itu.
"Apa Kamu benar-benar nggak punya perasaan terhadap Jenny?" tanya Rachel lirih, suaranya sudah terdengar seperti orang yang sedang menggumam tak jelas.
El Thariq tertawa pelan.
"Kenapa aku harus punya perasaan dengannya?" sahut El pelan.
"Eh!" seru El terkejut.