Nex mengangguk pelan.
"Makin terdesak, mereka akan makin terang-terangan menyerang. Itu dilakukan untuk mengimbangi apa yang telah mereka keluarkan dalam proses pencalonan ini bisa kembali." Malino tersenyum getir.
"Dan malam ini juga malam terakhir aku bisa menggunakan pengawalan swasta yang disponsori oleh Madam Golda. Besok para pengawal resmi dari pemerintahan akan mengambil alih. Dan itu pasti membuat mereka makin kesulitan," jelas Malino dengan detail.
Nex kembali mengangguk pelan.
"Makanya malam ini mereka nekad melakukan serangan di hotel itu," imbuh Malino datar.
Tiba-tiba ekspresi wajah Nex berubah sedih.
"Kalau gitu, aku turut prihatin untuk mereka karena di malam terakhir ini pun mereka nggak berhasil menangkap dan mencelakaimu," ucap Nex tanpa dosa.
"Kau memang brengsek, Nex!" umpat Malino geram, tapi kemudian ia terbahak.
Nex mengedikkan bahu, masih pasang muka sedih, lalu kembali duduk menghadap lurus ke depan.