Dokter Dreana menegakkan posisi duduknya.
"Madam, saya tahu El adalah orang yang dapat Madam andalkan. Tapi, itu nggak akan menjamin keselamatan Rachel. Gimana jika dalam ruang sempit itu ada tembakan yang meleset dan menyasarnya?" kejar dokter cantik itu kembali tegas.
Dokter Dreana mendesah panjang dengan lelah.
"Jika itu terjadi, tentu sayalah orang pertama yang akan dihujat. Pengawas mana yang membiarkan mahasiswa yang diasuhnya untuk berada di sebuah klub yang ternyata akan berlangsung penembakan," keluh dokter Dre kesal.
"Madam," lanjut dokter cantik itu tak memberikan kesempatan jawab pada lawan bicaranya.
"Aku nggak tahu dengan pasti apa sebenarnya masalah antara Madam dan gadis itu. Tapi, kita sudah lama saling kenal, Madam. Tentu saja saya tidak akan menganggap undangan untuk Rachel itu sebagai undangan kosong tanpa maksud apapun," tembak dokter Dreana blak-blakan.
"Dreana!" tegur Madam Golda dengan nada suara yang sedikit meninggi.