Rachel menggeleng tanpa ragu.
Madam Golda tersenyum penuh arti.
"Rachel, aku bukan bermaksud membuatmu berada di pihak ku. Aku hanya meminta tolong padamu agar aku dan MI17 bisa bertemu dan menyelesaikan masalah di antara kita dengan cara yang baik," kilah Madam Golda dengan lembut.
"Ihh! Kenapa aku harus percaya?" balas Rachel dalam hati. Ia tetap menggeleng.
Madam Golda kembali tersenyum.
"Itu bukan tawaran kosong, Rachel. Aku tahu Kamu sudah mendapat dukungan dari White Rose, tapi kadang mahasiswa butuh uang lebih untuk berekspresi. Aku bisa memenuhi itu," bujuk Madam Golda halus.
"Sepertinya pembicaraan ini telah berubah dari interogasi menjadi perekrutan pengkhianat," batin Rachel geram.
"Terima kasih atas tawarannya, itu menarik sekali. Tapi, menurut saya, Anyelir adalah orang yang bebas merdeka untuk menentukan caranya. Dia akan datang pada Anda jika ia ingin itu," jawab Rachel enteng.
Madam Golda menghela napas berat.