Rachel merasakan gumpalan besar yang mendadak menyumpal dadanya.
"Jangan khawatir! Aku nggak akan kembali menginjakkan kaki ku di rumah Om Ronnie!" seru Rachel dengan suara gemetar, sudut-sudut matanya menghangat.
"Brengsek! Itu yang dia katakan setelah keluarganya menjualku pada El!" umpat Rachel dalam hati.
Gadis itu berbalik dan mempercepat langkah kakinya menuju perpustakaan. Ia mengabaikan panggilan yang terus menerus Mia lontarkan.
Rachel menyusut air matanya sebelum masuk ke perpustakaan. Lalu, ia menengggelamkan kesedihannya di antara buku-buku yang akan membantu menyelesaikan tugas-tugasnya yang tertinggal.
Waktu bergulir dengan cepat.
Langit sudah berubah menjadi gelap setelah baru saja senja meninggalkan ufuk barat.
Rachel menggeliatkan tubuhnya untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ia menutup laptopnya setelah beberapa tugas berhasil ia kumpulkan.
Kemudian gadis itu berjalan keluar dari ruang perpustakaan kampusnya. Dan kembali pulang.