Rachel menggeleng-nggelengkan kepala.
"Ya udah, motor roda dua aja, taruh aja di garasi, mana tahu Kamu butuh suatu ketika," putus Rachel pada akhirnya.
Kemudian, gadis itu berjalan ke meja belajarnya dan mulai membuka laptopnya.
Beberapa saat kemudian, telepon genggam yang diletakkan di depat laptopnya menyala. Satu notifikasi menyusul nyala laptop.
"Kamu sudah pulang ke kota ini?" baca Rachel pada pesan yang menyembul di pojok kanan atas.
"Alex," ucap Rachel tanpa suara begitu melihat nama pengirim.
Sesaat Rachel termangu, ragu.
"Jawab atau tidak?" tanyanya dalam hati.
Di sini lain ia ingin menjawabnya, tapi di sini lainnya, ia ingat ultimatum El Thariq.
"Sibuk?" pesan kedua turut menyembul.
Rachel masih diam.
"Di sini terlapor nomor mu aktif lagi."
"Haruskah aku menghubungimu lewat email?"
"Atau lewat Nanny?"
Pesan-pesan berikutnya beruntun muncul.
Rachel kembali mengembuskan napas panjang.