Laki-laki yang baru saja dicekik El itu megap-megap ketika berusaha meraup sebanyak mungkin oksigen yang sesaat tadi enggan merapat ke organ napasnya.
Laki-laki itu mengangkat satu telapak tangannya sebagi isyarat meminta waktu.
El membiarkan laki-laki itu sampai ia bernapas dengan normal.
"Namanya Jimmy," sebut laki-laki itu dengan nada enggan.
Laki-laki yang wajahnya memar mendesah lelah, ia terlihat makin tertekan. Lalu, ia menoleh ke arah temannya dengan tatapan kecewa.
"Sekarang kita akan menjadi buronan dua kelompok," gumamnya lirih.
"Aku nggak mau mati tercekik," sahut laki-laki yang lain lugu.
El melangkah mundur dan kembali duduk di kursinya dengan tenang.
"Kalian tahu Jimmy adalah bagian dari kelompok mana?" Interogasi El berlanjut.
Keduanya mengangguk pelan.
"Hiroshi," jawab mereka hampir bersamaan.
El kembali memfokuskan pandangannya menelisik wajah kedua laki-laki tawanannya itu.