Dengan cepat Rachel menarik dua tas itu menjauh dari posisi Amana yang berdiri dengan tegak di dekat tas-tas itu.
Gadis itu segera membuka dua tas itu.
"Waa! Barang-barangku! Barang-barangku!" serunya berulang-ulang sambil menyibak-nyibak isi tas-tas itu.
Tiba-tiba Rachel menghentikan gerakan tangannya. Lalu, ia mendongak untuk menatap pengurus rumah tangga El itu dengan penuh selidik.
"Kenapa?" tanyanya curiga.
Amana tak segera menjawab, ia justru maju beberapa langkah ke arah Rachel, lalu mengambil telepon genggam dari saku blazernya.
"Dan ini juga yang pernah Anda tanyakan," ujar Amana sambil mengangsurkan telepon genggam itu.
Tatapan curiga dalam mata Rachel sejenak menyingkir, mata itu kini membelalak. Gadis cantik itu dengan cepat merebut telepon yang ia kenali itu.
"Aaa!" jeritnya kegirangan.
Gadis itu langsung menyalakan telepon genggam itu.
"Apa ini perintah El?" tebak Rachel tanpa menoleh ke arah pengurus rumah tangga itu.
"Ya, Nyonya," sahut Amana singkat.