Seketika El memicingkan mata. Ia makin tertarik.
"Lihat, mereka sekarang begitu saja meninggal tanpa arti, nggak ada satu pun yang mengurus mereka, tidak juga keluarga ataupun pihak pemberi job. Ah ... sedihnya, mungkin mayat mereka akan dijadikan percobaan medis," keluhnya dengan wajah keruh.
El menghela napas panjang.
"Sebagai orang yang berkecimpung di dunia yang sama, aku bisa merasakan kesedihanmu, Ramon," sahut El Thariq dengan suara yang dalam.
"Ramon!" panggil El tiba-tiba.
"Setahuku, penembakan yang terjadi akhir-akhir ini di kota ini yang satu adalah penembakan di sebuah perempatan jalan dan penembakan di jalan masuk ke kota ini, em ... jalan dari arah terminal ferry," ucap El menegaskan.
Ramon mengangguk tanpa ragu.
"Ya, yang itu! Yang itu!" seru Ramon tapi tetap dengan menjaga volume suaranya.
"Yang itu?" tanya El masih rancu.
"Yang terjadi di jalan masuk kota," jawabnya singkat.