El memicingkan mata, sorot sinis dan kejam dari tatapan matanya seolah meningkat berkali lipat, telunjuknya yang sudah menempel di depan pelatuk pistol sudah mulai melakukan gerak menekan.
Melihat tanda-tanda bahaya itu, Rachel berbalik arah. Gadis yang sudah hendak mencoba kabur itu mengurungkan niat. Ia berlari dengan cepat ke arah dua orang yang sedang saling mengancam dengan senjata itu.
"Pistol di tangan El Thariq memang kecil, tapi aku tahu itu bukan pistol mainan!" seru Rachel dalam hati.
"Berhenti!" teriak Rachel kencang.
Gadis itu berhenti dengan panik di depan kedua orang itu. Matanya menatap nanar pada moncong pistol El yang menempel di bawah bahu Anyelir.
"Ini akan berhenti jika Kamu pulang bersamaku, Rachel," ucap El dengan tenang.
Rachel mengabaikan perkataan El.
"Jangan sakiti dia! Dia nggak ada hubungannya dengan masalah ini!" seru Rachel dengan menahan geram.