Dengan reflek, El menggerakkan kepalanya ke samping untuk menghindari pukulan yang berkelebat. Sebelum sempat melihat wajah penyerang, El menangis pukulan tangan itu dengan tangannya.
Satu pukulan dari tangan lain menyasar bagian samping kepala El dari sisi yang lain. Dengan gesit, El menghentikan pukulan itu dengan tangannya.
Dan itu membuat El dan penyerangnya berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. El memfokuskan pandangan dalam remang malam yang kurang pencahayaan di samping pohon yang tumbuh menghalangi mereka berdua dari lampu-lampu taman yang berada tak jauh dari tempat itu.
Sesaat El terpaku.
"Ah," desahnya pendek begitu mengetahui siapa wajah yang ada dua jengkal berjarak dari wajahnya.
Reaksi dari orang yang berdiri tepat di depan El itu juga serupa. Ia mendesah lelah melihat wajah El.
"Jadi, apa yang membuatmu berkeliaran di rumah orang, El? Apa itu kebiasaaanmu?" sindir laki-laki muda yang lebih ramping dan tak lebih tinggi dari El itu.