Hiroshi sekilas menatap dengan sinis dua laki-laki yang begitu dikenalnya itu. Tapi kesinisannya menguap, berganti dengan menunduk hormat pada laki-laki tinggi tegap dengan bekas luka di pipi itu.
El mengangguk dengan hormat dengan gerakan tak kentara, sementara Nex, meletakkan dua jarinya di ujung alisnya, lalu menggerakkan dua jari yang menempel itu ke arah luar. Next menunjukkan senyum jahil dengan iseng.
Hiroshi membalas keisengan Nex dengan anggukan samar, lalu ia segera mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Ah ... hebat juga strategi Madam Golda!" puji Nex lirih.
"Ternyata dia mengirim kita berdua untuk memberikan pesan singkat yang nyata, "hei Hiroshi, Malino jangan di macem-macemin, dia asetku!'" celoteh Nex lirih.
El mengunggingkan senyum tipis.
"Madam Golda sepertinya sudah bisa membaca langkah Hiroshi selanjutnya," komentar El datar dengan kelirihan yang sama.