El terkejut, keningnya auto berkerut.
"Apa mereka orang-orang baru di dunia kita, Armand?" desak Armand terburu.
Armand menggeleng.
"Kita belum menyelidiki sampai sejauh itu, Bos," sahut Armand sambil sekilas menoleh ke arah El.
"Dan identitas mereka?" kejar El tak sabar.
Armand kembali menjitak-jitak tombol keyboard.
Foto laki-laki dalam layar itu bergeser ke samping kiri, kemudian di sebelah kanan foto itu muncul sebuah foto kartu identitas dengan wajahnya.
El membaca data diri laki-laki itu.
"Tapi, kami menemukan jika identitas diri itu palsu, El," lanjut Armand menambahkan.
Lalu, foto identitas laki-laki itu bergeser ke atas dan di bawahnya muncul foto kartu identitas lain dengan foto yang berbeda, tapi data diri itu sama.
El mendesah lelah, kesal.
"Saya rasa seseorang telah membayar kelompok ini untuk menembak Zavier, dengan demikian otak dibalik penembakan ini nggak ditemukan," analisa Armand dengan presisi.
El mengangguk.