El Thariq menempelkan telepon genggam itu di telinga begitu satu nomor kontak yang ia cari ditemukan.
"Armand," ucap El Thariq tanpa mengucap salam sapa.
"Bos, haruskah saya datang ke sana? Saya dengar ada penyusup masuk," balas Armand tergesa.
"Nggak perlu, Armand. Semua kondisi sudah kembali seperti semula, hanya yang baru kembali ikut menghilang," jawab El getir.
Sejenak jeda diam menyusup dalam pembicaraan itu. Lawan bicara El Thariq sepertinya belum mendapat gambaran dari ucapan bosnya itu.
"Baik, El," sahutnya tanpa bertanya.
"Apa El butuh laporan hasil pencarian korban penembakan kemarin di perempatan jalan itu hari ini?" tawar Armand yang sadar telepon genggam El dimatikan selama hampir sehari semalam.
"Nggak, Armand. Kita akan bertemu untuk membicarakan laporan itu, " tolak El datar.
"Aku butuh bertemu dengan Jawan, tolong buatkan janji itu dengannya," perintah El datar.
Lawan bicara yang ada di seberang saluran telepon itu menyahut patuh.