Saat Erlin sedih, pintu kamar dibuka dari luar dengan keras. Erlin tanpa sadar mengangkat matanya dan melihat ke atas, dan melihat pria tampan itu berdiri di depan pintu dengan sekantong barang di tangannya. Siapa itu jika bukan Terry? Penglihatannya kabur, Erlin mengedipkan matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya adalah ilusi.
Begitu Terry membuka pintu, dia melihat Erlin dengan air mata mengalir di wajahnya, tanpa sadar membenamkan wajahnya, "Ada apa denganmu?"
Suara itu membuat Erlin tahu bahwa apa yang dia lihat sekarang bukanlah fantasi. Dia berteriak dengan semangat, "Tuan Terry, kamu tidak pergi?" Setelah berbicara, dia berdiri dari sofa, berlari untuk mengulurkan tangan dan memeluk Terry.
Tubuh Terry tiba-tiba menegang, lalu mengangkat tangannya yang bebas dan membelai rambut Erlin, "Aku hanya pergi membelikanmu sarapan pagi!"