Yusuf bergerak ke samping tubuhnya, kedua tangannya hanya menopang bagian atas pintu mobil, sekarang mereka sangat ambigu, dan dia terus menatapnya.
Mata Yusuf yang dalam terlihat dingin, sedikit terengah-engah, napas panas, semua dirasakan di wajah Yeri.
Yeri hanya bisa terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa, di belakangnya ada pintu mobil, dan di depannya ada Yusuf. Yeri tidak punya cara untuk bergerak maju atau mundur, jadi dia harus menghadapi mata dingin Yusuf yang tidak dapat diprediksi, dengan keengganan di matanya.
"Apakah kamu benar-benar ingin mencoba merasakan kematian, eh?" Suara Yusuf yang sangat dingin perlahan terdengar.
Sekarang seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin, langsung membuat bagian dalam mobil menjadi dingin dan tenang.
Udara menjadi terasa sangat tipis, dan Yeri merasa tidak bisa bernapas lagi, dia hanya bisa menutup mulutnya dan menjilat bibirnya.