Li Yong masih membisu. Ia tahu, semua perkataan yang keluar dari mulutnya, walaupun itu benar, musuh pasti tetap tidak akan percaya.
Jika seseorang sudah benci terhadapmu, maka sebaik apapun dirimu, sebenar apapun perkataanmu, di matanya kau akan tetap salah.
Hakikatnya ia sudah benci. Baik mata kepala maupun mata hatinya, semuanya sudah sama-sama tertutup.
Orang itu tidak akan pernah mau melihat dan mengakui kebenaran dalam dirimu. Ia hanya mau melihat kesalahan yang dilakukan olehmu.
Pendekar Jarum Hitam tahu betul akan hal tersebut. Maka dari itu, selama ini, dia tidak pernah memaksa musuh untuk percaya ucapannya.
Lagi pula, untuk apa memaksa jika dia tetap tidak percaya?
Kalau melakukan hal itu, bukankah sama dengan kebodohan yang nyata?
Li Yong bukan orang bodoh. Maka tentu saja dia tidak sudi melakukannya.
"Sekarang apa maumu?" tanyanya setelah diam cukup lama.