Li Yong langsung terdiam. Mendengar cerita singkat itu saja, ia sudah merasa sangat marah terhadap orang-orang itu. Betapa kejamnya mereka, yang rela menghancurkan kebahagiaan sebuah keluarga hanya demi kepuasan dan tujuannya sendiri.
Betapa teganya orang-orang tersebut yang bahkan tidak menghiraukan jerit tangisan para manusia lemah.
Tangan kanannya mengepal kencang. Urat hijau di punggung tangannya sampai terlihat menonjol keluar. Jika seseorang sudah terlihat seperti itu, artinya, orang tersebut sedang berada dalam kemarahan besar.
Li Yong saat ini sedang marah besar. Karena setelah dia mendengar cerita Siau Yam, ternyata kisah hidupnya hampir sama dengan kisah hidup dia sendiri.
Dulu, Kakek Li Beng pun mati karena dibunuh oleh sekelompok orang. Ia menyaksikan peristiwa pembunuhan itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia melihat semuanya dengan sangat jelas.