"Persetan dengan segala ucapanmu. Kau harus mengganti kematian rekanku!" orang itu sangat marah. Meskipun dia sadar kalau dirinya bukan tandingan Pendekar Jarum Hitam, tapi demi rekannya, dia rela menerjang bahaya.
Orang itu sudah maju ke depan, melancarkan serangan beruntun dengan kaki dan tangannya. Segenap kemampuan yang tersisa langsung dia keluarkan. Diiringi bentakan nyaring, serangannya terus berdatangan dari segala penjuru.
Pendekar Jarum Hitam masih berdiri di tempatnya. Menghadapi musuh yang suds dikuasi oleh nafsu, adalah suatu hal yang paling mudah.
Hanya dengan beberapa gerakan kecil, dia telah berhasil menghindari serangan orang itu. Lewat empat jurus kemudian, Pendekar Jarum Hitam segera mengirimkan serangan balasan.
Sebuah pukulan keras mendarat dengan telak di ulu hatinya. Orang itu seketika terlempar cukup jauh ke belakang. Dia langsung jatuh tersungkur. Darah segar keluar dari mulut dan hidungnya.