"Carikan aku perjaka tulen yang mau aku bayar hanya untuk menghangatkan kasurku! Tidak lebih!" perintah Jean cukup jelas
"A..apa boss?" Serly sang sekretaris tercengang dengan permintaan nyeleneh bossnya ini. Bukan sekali dua kali permintaan Jean cendrung ajaib, tapi tidak dengan permintaan ini.
"Kamu dengar cukup jelaskan? Carikan aku perjaka tulen! Bayar hanya untuk memenuhi hasratku di ranjang!"
"Ta..tapi boss...serius seperti itu? Bukankan Brian boss besar itu dan Aldri banker mereka menyatakan cinta pada Boss? Kenapa gak mereka aja?" tanya Serly bingung
"Aku gak mau mereka! Mereka tukang main perempuan, setiap malam selalu ada gadis yang berbeda yang menghangatkan ranjang mereka! Aku gak suka barang bekas!"
"Kalo Jake gimana, sepertinya kalem dan gak suka main perempuan."
"Aku gak suka pria yang sibuk bekerja, nanti kita akan sulit bertemu."
"Jadi Boss maunya yang gimana? Nanti aku carikan yang pas dan pastinya lebih aman."
"Aku mau perjaka yang bisa hot di ranjang, waktunya hanya untuk ku, menurut dan gak banyak tuntutan, wangi dan tampan."
"Waduh Boss kok rada ribet ya. Mana ada cowok kaya gitu Boss. Pasti mereka punya pekerjaan yang menyita waktu. Gak bisa kalau mau sembarangan ketemu gitu. Kecuali ia pengangguran."
"Memangnya aku suruh kau mencari yang gratisan? Mencari seorang CEO? Mencari pria bekerja?"
"Iya boss saya tahu itu. Tapi kalaupun ada perjaka yang bisa kita bayar apa nantinya gak merugikan boss kedepannya?"
"Kalau kita bayar mahal mungkin mereka akan patuh dan gak bayak ulah."
"Mana ada pria kaya gitu Boss, kalaupun ada gak baik untuk nama Boss dikemudian hari. Masa seorang Boss besar memelihara pria untuk memenuhi kebutuhan Biologisnya? Saya takut nama baik Boss rusak."
"Biarkan itu saya yang memikirkannya! Gak usah menjadi pikiranmu."
"Boss..kenapa sih gak normal aja cari lelaki perjaka dan boss pacarin? Lebih aman, tau asal usulnya ada masa depannya, syukur-syukur kaya dan yang penting gak usah keluar banyak uang! Kita bisa pake jasa match maker atau aplikasi perjodohan. Bisa terlihat latar belakangnya."
"Kau pikir mengendalikan pria macam itu mudah? Aku muak dengan tuntutan dan aturan selayaknya pacaran normal. Aku gak mau di perbudak dengan tetek bengek ritual pacaran. Aku mau bebas menentukan kapan dan dimana aku meluapkan napsuku! Dan gak ada seorang pun yang punya kuasa atas itu! Ngerti?"
"Ngerti boss."
"Apa harus setiap pacarana menanyakan ada dimana, lagi apa, sudah makan atau belum. Cemburu? Oh ya satu lagi saya tak suka di cemburui! Kalau aku sudah bosan aku bisa memutuskan hubungan kapanpun! Walau belum saatnya kontrak berakhir."
"Baik Boss. Saya akan cari kandidatnya. Boss bisa pilih sendiri."
"Hmm..ya...aku tunggu secepatnya."
Jean wanita mandiri yang sukses. Ia memulai karir dari nol tanpa bantuan siapapun. Bahkan latar belakang keluarganya tidak jelas. Ia sebatang kara didunia ini. Makanya ia tak percaya pada siapa pun.
Wataknya yang keras dan mandiri menyulitkan pria untuk mendekatinya. Kekayaan yang melimpah membuat ia tak membutuhkan siapa pun untuk hadir dalam hidupnya.
Kalau hari ini ia butuh pria perjaka, itu semata karena kebutuhan biologisnya yang tinggi yang tak dapat lagi ia bendung.
Jean berumur 30 tahun, bagi wanita karir ia cukup muda untuk meraih kesuksesannya. Tapi ia sudah diambang batas menikah dan memiliki keluarga. Waktunya hanya untuk meraih kesuksesan.
Sudah banyak pria yang mengajaknya kehubungan yang lebih serius. Tapi tak seorang pun mendapatkan jawaban menyenangkan.
Jean tak ingin didominasi pria yang nantinya memiliki agenda terselubung dengannya.
Bagi wanita karir yang sukses dan mapan mencari jodoh yang tak tergiur dengan kekayaan dan posisinya sungguh susah. Bahkan menerima lelaki yang memiliki prestasi dan kekayaan dibawahnya untuk menikah juga bukan idaman Jean.
Sepertinya Jean memutuskan untuk tidak menikah dan hanya memiliki pria sebagai pemuas napsu saja. Pria yang bisa ia atur dan ia kendalikan, tanpa tuntutan lebih juga bisa ia nikmati untuk dirinya sendiri.
"Duh..dimana nyari cowo kaya gitu. Kalo cowo sembarangan kita gak tau perjaka atau engga, nanti punya istri taunya. Kalo artis nanti bikin sensasi. Gimana caranya bikin lamarannya ya? Umumin dimana? Kalo nanti banyak yang daftar bisa viral di media masa? Apa cari di aplikasi dating? Kok murahan?" gumam Serly
Serly memutar otaknya. Hal pertama bagaimana cara menyebarkan lamaran pekerjaan ini. Bagaimana menyaring dan merahasiakan identitas Jean dari publik. Dan bagaimana menutupi identitas pria ini dari incaran media masa.
Karena sudah sering Jean menjadi incaran para kuli tinta yang ingin mengetahui cerita dibalik suksesnya Jean.
***
Dalam satu minggu ini Serly menyempatkan menjelajah dan membelah ibu kota untuk mencari kandidat yang tepat dan ia bawa kehadapan Jean nantinya untuk dipilih. Jean mendatangi club dan mall. Golf club sampai wine and ciggar room. Memberikan kartu nama dengan alih lowongan pekerjaan.
"Boss hari ini para kandidat akan dating, nanti Boss lihat saja dari CCTV yang aku pasang. Jika ada yang Boss suka segera memberi kode lewat ipad."
"Hmmm… okey."
Serly mengosongkan jadwal Boss nya hari ini untuk memilih kandidat yang tepat. Satu persatu pria lajang yang ketampanannya melebihi rata-rata masuk kedalam ruangan.
Kandidat pertama masuk, belum juga ia mendaratkan bokongnya di kursi, Jean sudah memencet tombol X di ipad yang terkirim pada Serly.
Terpaksa dengan sedikit bas-abasi Serly mengeluarkan orang itu dari ruangan.
"No! Terlalu pucat!" tulis Jean
"Baiklah.."
"No, terlalu pendek!"
"Baiklah."
"Terlalu feminim!"
"Okey!"
"Terlalu baby face!"
"Hmmm…"
"Terlalu muda!"
Semua alasan Jean sangat menyebalkan.
Hingga tak ada lagi kandidat tersisa. Serly berjalan membuka pintu mengecek apakah masih ada pelamar. Terkejut ia menemukan seorang pria yang tersenyum padanya. Tampan!
"Eh..maaf mungkin lupa tak terpanggil. Silakan masuk. Duduk di sini. Siapa nama anda?" Serly langsung menarik masuk kedalam ruangan
"Bright!."
"Apa anda masih perjaka?"
"Hmmm.. Masih."
"Pekerjaan?"
"Hmmmm…."
"Oh maaf saya tak tertarik dengan pekerjaan anda. Yang pasti nanti kami memberikan pekerjaan untuk anda."
"OK!" pesan singkat dari Jean masuk.
"Okey Bright anda diterima untuk test tahap satu selanjutnya saya akan memberikan kontrak dan menjelaskan pekerjaan anda disini."
Bright tanpak tenang dan tak banya bicara. Pembawaannya sungguh keren dan berkelas. Memakai setelan jas tak tampak bermerek tapi sangat bagus dan pas di badannya yang atletis dan tegap. Tinggi badannya diperkirakan mencapai 187cm
"Ini Bright, kontraknya bisa anda baca. Garis besarnya, Boss saya Jean menginginkan pria perjaka untuk bekerja sama dengannya, bukan di kantor ini. Tapi di kediamannya sebagai pasangan..eheemm.. eehh.. di ranjang. Uhuk.." Serly merasa terlalu vulgar tapi ia harus menyampaikannya secara jelas. Karena ini perjanjian yang sangat jarang terjadi.
"Hmmm… kapan saya bisa memulai pekerjaan itu?"
"Secepatnya, besok datang ke alamat ini jam 7 malam. Sebaiknya baca dengan jelas apa persyaratannya. Gaji yang tertera masih bisa naik sesuai suasana hati boss kami. Hubungan ini hanya di atas ranjang dan tak akan melibatkan hati atau perasaan. Anda di kontrak selama setahun tanpa ikatan pernikahan. Dan tak diizinkan untuk bekerja. Rumah dan semua fasilitas sudah lengkap di kediaman Boss kami. Ada yang mau ditanyakan?"
"Semua sudah jelas ada disini. Besok saya akan datang!"
"Silakan tanda tangan di sini."
Setelah Bright menandatangani surat kontrak itu ia berlalu keluar dari ruangan tanpa banyak pertanyaan.