Bright datang tepat waktu ke kediaman Jean. Ia tak membawa kendaraan, lebih memilih taxi. Dengan kemeja hitam ketat mencetak badan dan setengah kancing terbuka tak saling bertaut. Celana hitam dengan potongan lurus home made tailor menunjukan kelas Bright. Sepatu dari kulit buaya menyempurnakan penampilan Bright. Wangi parfum mahal menggoda indera penciuman. Malam itu Bright sangat tampan dan menggoda.
Bright tak banyak bicara ia sangat tenang. Berjalan penuh gaya dan mantap. Pandangannya fokus dan tajam. Bohong jika berpapasan kaum hawa tak menoleh padanya.
"Selamat malam. Saya Bright saya sudah ditunggu di rumah ini." ucap Bright pada maid yang membukakan pintu.
"Oh silakan masuk. Saya Brutus kepala pelayan di sini. Nona Jean sebentar lagi turun untuk makan malam. Silakan anda menunggu di dalam."
"Bright mengikuti Brutus menuju ruang tengah, menunggu kedatangan Jean. Tak lama Sherly muncul dari arah dalam.
"Selamat malam Bright, terima kasih sudah datang tepat waktu. Di rumah ini nanti anda akan tinggal, anda memiliki kamar pribadi sendiri bersebelahan dengan kamar Nona Jean. Tugas anda hanya memuaskan Nona Jean dalam urusan ranjang. Tolong jangan melibatkan perasaan dan berharap nona Jean akan mencintai anda. Saya tak ingin ada yang terluka di sini."
Sejujurnya Sherly merasa canggung membicarakan job deskripsi Bright yang tak umum. Tapi ia harus menjalankan tugasnya dengan baik.
"Baiklah, saya mulai mengerti posisi saya di sini. Boleh saya bertanya? Mengapa harus menggunakan jasa seperti ini? Mengapa tidak memiliki pacar saja? Apa nona Jean ini berparas buruk?"
"Oh.. nona Jean sangat cantik. Ia hanya.."
"Hanya tak ingin melakukan tugas sebagai pacar sebagaimana mestinya!" Suara Jean muncul dari dalam. Ia mendengar pembicaraan terakhir Shery dan Bright. "Apa itu sudah cukup menjawab pertanyaanmu?" Bright hanya mengangguk sopan pada Jean. Ia menatapnya lekat bagai predator sedang mengunci mangsanya.
"Ada lagi yang mau anda tanyakan?" tanya Sherly
Bright terdiam, ia melihat Jean yang sangat cantik dan anggun. Baginya tak sulit untuk menyukai Jean. Tapi bukan itu tugasnya sekarang. Ia hanya alat pemuas wanita yang menyewanya.
"Selamat malam Nona Jean. Kenalkan saya Bright." Bright mengulurkan tangan untuk menyalami Jean, tapi Jean terlalu malas untuk menyambutnya.
"Panggil saja Jean. Dan aku sudah tahu namamu. Untuk malam ini kita akan makan malam dan segera biasakan dirimu dengan kamar pribadimu. Kita mulai perlahan saja. Aku suka yang natural dan manis."
"Baiklah."
"Makan malam sudah siap nona Jean." Brutus memutus perbincangan mereka
"Kita makan malam dulu."
Malam itu Sherly menemani bos dan perjaka yang sudah di belinya untuk makam malam pertama
Ini sangat canggung untuk siapa pun yang ada di sana. Tapi tampak Bright menikmati perannya. Ia memotong steak perlahan dan memasukkannya ke dalam mulut dengan gaya yang sangat maskulin. Diselingin dengan meneguk wine. Gaya Bright meminum wine menjadi perhatian Sherly.
Bright memutar gelas itu dan menghirup harumnya dan kemudian meminumnya sedikit-sedikit. Bright tahu cara minum wine yang benar dan seperti terbiasa dengan jamuan makan malam yang formal.
"Tampaknya kau tak banyak bicara Bright? Itu bagus. Karena tak banyak yang harus kita diskusikan selain urusan ranjang."
"Okey, katakan saja apa yang menjadi kesukaan dan keinginanmu. Aku akan mencari referensi untuk mewujudkannya."
"Okey, nanti akan aku katakan apa mauku, dan kau harus berusaha mewujudkan apa pun yang aku inginkan. Bersiaplah aku tak selalu bermain aman." Jean bermaksud memberi gertakan kecil, sekedar mendeklarasikan kekuasaannya. Sedikit menancapkan kukunya.
"Dimulai dengan meja makan ini apakah tak terlalu jauh? Bukankah kita harus saling melihat mata saat kita berbicara? Menyentuh dan saling menggoda? Dan melanjutkan dengan hidangan penutup di kamar?" goda Bright dengan suara huskynya. Berat dan menggoda, tapi tidak murahan.
"Kau tak berhak mengatur di sini! Aku menentukan apa dan bagaimana cara makanku!"
"Baiklah. Menurutku itu salah satu appetizer yang baik." yang Bright maksudkan pasti pembukaan untuk melakukan sesuatu nantinya diranjang.
Jean paham benar maksud Bright tapi ia cukup gengsi untuk mengakuinya kalau saat ini pun ia sudah mulai tergoda. Sejak tadi Bright tak berhenti menatap, serasa menelanjanginya secara tak langsung. Mengikuti semua gerakan Jean target cantiknya
"Brengsek, mengapa dengan perkataan menggoda yang murahan itu aku cukup tergoda! Tapi aku harus menahannya minimal hingga besok malam!" bincang Jean dalam pikirannya.
"Apa Jean suka menonton film?" tanya Bright di sela-sela menikmati makan malamnya.
"Suka, kalau aku memiliki waktu luang."
"Oh, film harus diberi waktu luang. Aku suka menonton berbagai genre film."
"Bright, apa pekerjaanmu selama ini?" pertanyaan yang langsung dan menusuk. Jean melihat semua yang Bright gunakan mahal dan limited edition.
"Tak ada, aku tak melakukan apa pun. Hanya traveling."
"Apa kau dipelihara seorang sugar daddy yang membiayaimu traveling. Jika kau tak bekerja dari mana uangmu?"
"Bukankah syarat bekerja di sini adalah harus perjaka? Aku belum pernah tidur dengan siapa pun. Aku berani bersumpah." Tak menjawa pertanyaan Jean tapi menghindar dengan cara yang baik.
"Hmmm, sulit dipercaya. Tapi aku pegang omonganmu. Dan satu lagi. Aku tak mau tertular penyakit jadi besok cek kesehatanmu di rumah sakit yang aku tunjuk. Tenang saja dokternya terpercaya dan semua dirahasiakan."
"Okey, jika itu membuat semuanya tenang."
Makan malam sudah selesai dan Bright menuju kamarnya untuk beristirahat dan menata beberapa koper yang ia bawa.
"Tuan Bright semua barang nanti akan kami letakan di dalam lemari. Dan beberapa keperluan tuan sudah kami sediakan."
"Panggil saya Bright saja Sherly," Bright mengedipkan mata pada Sherly. Sekilas Sherly kena serangan jantung. Pria yang ia terima kemarin mengapa menjadi 100 kali lipat tampannya.
"Ba...baik Bright. Jika ada yang kurang harap memberitahukan saya."
"Hmm.. baiklah, saya membutuhkan beberapa peralatan. Ini daftarnya. Untuk keperluan pribadiku sekarang cukup." Sherly mengambil daftar dari Bright. Cukup lama ia memandang dan sedikit bergetar membacanya. Sungguh ia tak tahu di mana harus membeli barang yang disarankannya.
"Eh...ini di mana belinya ya? Apa dibutuhkan cepat?" tanya Sherly sedikit malu dan panik
"Hmm,, belum pernah membelinya ya? Beli saja online, nanti saya berikan linknya."
"Oh begitu lebih baik. Saya tunggu." Sherly merasa lega, karena ia tak tahu di mana harus membeli perlengkapan kegiatan sex yang diminta Bright.
"Apa Nona Jean tahu apa yang akan dilakukan Bright nantinya? Hiiiyy, cukup seram juga," Sherly bergidik sendiri membayangkan daftar tadi.
"Jam berapa waktunya sarapan?" tanya Bright.
"Besok sarapan pagi jam 8 tepat. Bisanya nona Jean akan sarapan tepat waktu sebelum ke kantor."
"Oh apa ada ruangan gym di mansion ini?"
"Ada di bawah di sebelah kolam renang, ada ruangan kaca. Di sana diletakan peralatan fitness yang lengkap."
"Oh baiklah. saya akan menggunakannya jika tak keberatan."
"Tak ada masalah. Nona Jean hanya menggunakannya seminggu 2 kali. Itu pun hanya tredamill."
"Sayang sekali."
"Saya permisi jika tak ada yang diperlukan lagi. Selamat istirahat." pamit Sherly
"Hmmm.. kita lihat permainanmu Jean. Pekerjaan yang sangat menarik. Tepatnya persembunyian yang menarik. Hahahah.." Bright bicara pada dirinya sendiri.