Chapter 39 - Telur

Setelah mengoleskan obat, Yan Xi pun berbaring di ranjang.

Ranjang ini tidaklah kecil, meskipun mereka berdua berbaring di ranjang tetap masih ada ruang tersisa. Dia berada di ujung ranjang, berbaring sejauh mungkin dari Gu Shen.

Banyak hal yang terjadi hari ini, membuat Yan Xi merasa sedikit lelah.

Dia menguap, "Gu Shen, selamat malam." Setelah mengatakan itu dia pun mulai terlelap. 

Gu Shen berkata dengan suara lembut, "Selamat malam."

Ini juga adalah pertama kalinya bagi Gu Shen untuk tidur di ranjang yang sama dengan orang lain.

Tapi dia tidak menolaknya, dalam hatinya justru merasa bahagia.

Setelah sekian lama berbaring, mata Gu Shen masih terang.

Dia berbalik, dan melihat kulit putih Yan Xi. Pinggangnya yang berlikuk ada di balik selimut tipis, nafasnya dalam dan hampir tidak menimbulkan suara apa pun.

Setelah menatapnya beberapa saat, Yan Xi berbalik dan mendekat ke arahnya. Dia berada sangat dekat hingga Gu Shen bisa meletakkan tangannya di pinggangnya. 

Gu Shen mengangkat tangannya tanpa bisa ia kendalikan, lalu tangannya berhenti di udara. 

Dia melihat ke bawah di antara kedua kakinya, dan berkata dengan tertekan, "Benar-benar tidak bisa bertingkah dengan baik."

***

Berbaring di ranjang yang sama dengan Gu Shen, Yan Xi awalnya berpikir bahwa dia tidak akan tidur nyenyak, tetapi dia tidur sangat nyenyak, saat jam menunjukkan pukul tujuh dia baru membuka matanya lagi.

Gu Shen sudah tidak ada di kamar, Yan Xi pun berganti pakaian setelah mandi dan segera turun.

Sudah ada banyak orang yang duduk di meja makan, Tuan Gu duduk di kursi utama wajahnya terlihat, tapi dia terlihat bersemangat. Ketika dia melihat Yan Xi, dia menarik sudut mulutnya lalu muncullah senyum yang sangat langka itu.

"Kemari dan makanlah." Dia tersenyum ramah, "Jika ada yang ingin kamu makan, beritahukan ke orang dapur untuk membuatkannya. Tidak perlu terlalu sungkan."

Perlakuan khusus ini datang dengan sangat cepat.

"Terima kasih kakek." Yan Xi tersenyum dengan patuh, "Ini saja sudah cukup. Tidak perlu merepotkan orang dapur untuk membuat yang lainnya. Aku akan mengambilkan makanan untukmu."

"Oke!" Tuan besar Gu berkata ringan, "Berikan aku cakue dan siomay."

Yan Xi berhenti sejenak dia merasa ragu-ragu, "Kakek, cakue dan siomay terlalu berminyak. Tubuhmu baru membaik hari ini, jadi tidak cocok untuk makan makanan seperti ini. Bagaimana jika aku mengambilkan telur untukmu?"

Setelah selesai mengatakannya, wajah beberapa orang di meja itu berubah sedikit terkejut.

Gu An mengedipkan matanya, ingin menyuruh Yan Xi untuk menarik kembali kata-katanya. Gu Cheng juga terbatuk dan menggelengkan kepalanya sedikit sambil melihatnya.

Yan Xi sadar dia sudah mengatakan sesuatu yang salah. Bagaimana bisa, orang lain membantah Gu Hai yang memiliki temperamen keras seperti itu?

Yan Xi ingin menjelaskan, tapi Gu Hai sudah membuka mulutnya.

"Baiklah, demi Yan Xi. Hari ini aku akan memperhatikan makananku dan makan telur saja sekarang."

Yan Xi segera mengupaskan telur untuknya, lalu dia mendengar suara dengan nada tertekan tuan besar Gu, "Hanya saja, kuning telur itu susah untuk dimakan. Akan butuh waktu lama untukku bisa memakannya."

"Ya, ini agak susah ditelan." Yan Xi sependapat dengan kata-kata tuan besar Gu, lalu mengubah pembicaraannya, "Kalau begitu aku akan memecahkannya dan mencampurkannya di bubur. Dengan begini, akan lebih mudah untuk dimakan dan rasanya akan lebih baik."

Kali ini, tuan besar Gu merasa lebih baik, "Baiklah."

Gu An diam-diam memberi Yan Xi jempol. Dia tidak pernah menyangka jika setelah neneknya meninggal, akan ada orang yang berhasil membujuk kakeknya untuk makan sesuatu.

Kakak ipar keempatnya ini membawa lebih banyak kejutan dari yang dia bayangkan.

Setelah mengupas telur untuk tuan besar Gu, Yan Xi mengupas satu lagi dan meletakkannya di depan Gu Shen.

Gu Shen melihatnya lalu membuka mulutnya untuk menggigit telur itu.

"Kamu sedang apa?" Yan Xi menarik tangannya kemudian bertanya dengan suara kecil.

Gu Shen menjelaskan seakan itu hal yang lumrah, "Aku juga berpikir kuning telur itu susah untuk ditelan."

"Jika kamu makan seperti ini, akan lebih sulit untuk menelannya."

"Tidak akan."

Yan Xi tidak bisa memahami apa yang ada di pikiran Gu Shen. Saat dia mengangkat wajahnya, dia melihat Gu An memperhatikan mereka dengan tatapan penuh ketertarikan.

"Woah, manis sekali."

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.