Sebelum meninggalkan rumah keluarga Gu, kepala pelayan memberi dia angpau dan beberapa dokumen.
"Nyonya muda, ini adalah uang jajan dari Tuan besar untuk Anda."
Saat ini, Yan Xi sedang kekurangan uang, jadi dia mengambil angpau dan dokumen itu dari kepala pelayan, "Tolong sampaikan terima kasihku pada kakek."
Kepala pelayan berkata sambil tersenyum, "Anda jangan terlalu sungkan. Kali ini kami harus berterima kasih pada Anda. Jika bukan karena Anda yang ada di ruang belajar, semuanya tidak akan terselesaikan semudah ini."
Kepala pelayan sudah berterima kasih berulang kali padanya, bisa dilihat bahwa dia sungguh ketakutan kemarin.
"Ini masalah kecil. Jika kamu khawatir tentang kakek, kamu bisa menyuruh orang untuk sering-sering menemani kakek lalu ajari mereka tentang pertolongan pertama."
Kepala pelayan dengan cepat mengangguk, "Baiklah."
Saat duduk di mobil, Yan Xi tidak sabar membuka angpau itu. Di dalamnya ada kartu ATM. Seharusnya isinya tidak sedikit.
Dia menyimpan kartu ATM itu dengan baik lalu membuka dokumennya. Ternyata itu adalah surat pemindahan ekuitas.
Gu Hai memberikan 60% saham Tai Xin Entertainment pada Yan Xi. Ini berarti Yan Xi adalah pemilik saham terbesar perusahaan ini.
Siapa sangka ada yang memberikannya ini. Kebetulan sekali saat Yan Xi ingin berinvestasi di industri hiburan, ternyata perusahaan ini di kirimkan padanya.
"Kakek memberikanku perusahaan!" Yan Xi berkata dengan antusias.
Gu Shen mengambil dokumennya, membaca baik-baik semua ketentuan di dokumen itu dan mengembalikannya ke Yan Xi setelah dia memastikan kebenaran semua dokumen itu.
"Kamu menyelamatkan nyawanya, bukan hal berlebihan untuknya memberimu ini semua. Kakek pernah tertembak di dadanya dulu, dan dia berhasil selamat. Oleh karena itu, sekarang dia lebih menghargai nyawanya."
"Tertembak di dada…" Hati Yan Xi merasa sakit saat mendengarkannya, "Susah untuk mengeluarkan peluru di bagian itu, dan lebih sulit lagi untuknya bisa bertahan hidup."
"Tidak dikeluarkan."
"Apa?"
"Pelurunya tidak dikeluarkan." Gu Shen menjelaskan, "Pelurunya masih di tubuhnya. Dulu, dunia media masih tidak bagus, jadi tak ada yang bisa mengambilnya. Dan sampai sekarang tidak ada yang berani mengambilnya."
Yan Xi mengernyit, "Ini bisa menjadi bahaya yang tidak terlihat."
"Tidak ada cara lain."
Yan Xi tidak bertanya lagi, dia hanya menghela nafasnya.
Dia tahu betapa tidak nyamannya benda asing tetap berada di tubuhnya. Belum lagi posisinya ada di tempat yang sulit, tak mudah bagi Gu Hai untuk bertahan.
Yan Xi masih tenggelam dalam kekagumannya pada tuan besar Gu, ketika tiba-tiba ada sebuah gerakan yang menyentuh tangannya.
Dia melihat kebawah lalu menyadari itu adalah gerakan tangan Gu Shen yang mengambil angpaunya.
"Apa yang kamu lakukan!" Dia segera memeluk angpau itu ke dadanya lalu menatap Gu Shen. Seperti seekor hamster yang melindungi makanannya.
Gu Shen mendengus, "Dasar pelit. Aku memberimu lima juta, dan sekarang kamu bahkan tidak mau memberiku satu juta?"
Yan Xi mencibir beberapa kali. Dia menarik lengan baju Gu Shen dan menggoyangkannya beberapa kali, lalu berkata dengan suara yang lembut dan manis.
"Lain kali ya, aku masih ada keperluan dengan uang ini. Tunggu aku menghasilkan banyak uang, lalu aku bisa menghidupimu."
"Kamu mau menghidupiku?" Gu Shen tertawa, suaranya yang dalam berputar-putar di telinga Yan Xi, "Anak pelit, aku melepaskanmu kali ini."
Yan Xi juga tertawa, lesung pipit di pipinya sangat menawan, "Jangan khawatir, aku pasti akan menghasilkan banyak uang. Saat itu, aku akan memberikan semuanya padamu."
Entah karena alasan apa, tapi setiap kali Gu Shen mendengar Yan Xi ingin menghidupinya, dia merasa seperti seorang simpanan.
Sebelum dia mengatakannya, mobil di rem dengan keras.
Yan Xi tidak siap, dia pun terlempar ke pelukan Gu Shen.
Gu Shen memeluknya, kemudian bertanya dengan kernyitan di dahinya, "Gu Yi, ada apa?"
Penutup mobil terbuka, suara Gu Yi sangat cemas, dan urat nadi bisa terlihat di tangannya yang memegang setir.
"Presiden Gu, ada beberapa mobil yang mengikuti kita. Dan ada satu di depan yang membawa pistol."
Setelah mengatakannya, terdengar suara tembakan di atap mobil. Ada seseorang yang menembak.
Yan Xi membeku di tempatnya, dia merasa sedikit ketakutan. Selama dia hidup, dia tidak pernah melihat hal seperti ini. Tapi kali ini, dia bahkan terlibat di dalamnya.
Gu Shen merasakan ketakutan Yan Xi, jadi dia memeluknya dengan erat.
"Jangan takut. Ada aku disini."