Chereads / CINTA PENGANTIN MASA LALU / Chapter 24 - 24. Panggilan

Chapter 24 - 24. Panggilan

Berlanjut.

Ponselnya Rihanna berdering selepas dirinya menerima amplop tersebut. Dan Rihanna mau tidak harus mengangkat itu.

"Iya Halo!" Dia menyapanya dengan sopan, namun ada sedikit ketakutan dalam diri Rihanna untuk menerima panggilan itu.

"Halo! Kalian sudah lalai! Bagaimana bisa kalian membuat korban itu tewas! Peringatan! Jangan kalian lalai kembali! Selamatkan gadis yang ada di dalam gambar itu, atau nyawa kalian yang akan dalam bahaya!"

Selesai. Suara yang tersamar itu mengatakn hal semikian dengan begitu serius.

Ponselnya tak lagi bersuara. Kata terakhirnya telah dikatakan. Raeni dan Rihanna mendengarkannya dengan begitu ketakutan.

"Kakak, bagaimana ini? Kita harus bisa menyelesaikan misi ini, kak." Raeni mendadak merasa cemas, dia benar-benar takut jika nantinya nyawa mereka yang akan direnggut karena tidak beehasil menyelamatkan gadisnya.

"Ini semua karena kamu, Raeni. Kamu yang mengatakan bahwa misi ini telah selesai, dan kenyataannya misi ini belumlah selesai. Kamu dengar sendiri bukan, jika dia mengatakan bahwa kita ini telah lalai dalam tugas kita? Seharusnya kamu bisa lebih teliti lagi, Raeni!"

Bukan maksudnya ingin menyalahkan adiknya. Namun, benar yang suara itu katakan. Mereka telah lalai karen sudah membiarkan gadis yang kemarin ada di gambar itu tewas di ruang sains.

"Maafkan aku kakak. Aku tidak tahu jika misi ini belum selesai. Aku mengira dengan tewasnya gadis itu misi ini akan selesai. Lagi pula kita berdua tidak tahu, jika gadis itu akan terbunuh di ruangan sains."

Mimpi Raeni memang nyata. Itu bukanlah sekedar bunga tidur belaka. Apa yang Raeni lihat dalam mimpinya itu benar terjadi.

"Kakak juga minta maaf, karena tidak mempercayaimu, Raeni."

"Hm? Apa maksud kakak?"

"Yang kamu mimpikan itu benar Raeni. Mimpimu itu bukanlah sekedar bunga tidur. Sekarang kakak yakin, jika pelakukan akan keluar malam ini untuk melakukan hal yang sama kepada gadis yang ada di gambar ini."

"Bagaimana kakak bisa yakin?"

Rihanna membuka amplopnya. Dia dan adiknya melihat siapakah gadis yang akan menjadi korban selanjutnya.

"Dia, Raeni! Jika dua malam terakhir ini kamu selalu bermimpi yang sama, kemungkinan malam ini pelakunya akan melakukan hal yang sama kembali kepada gadis ini."

Dugaan Rihanna benar juga. Yang dipraduganya kemungkinan benar. Raeni yang merasa itu ikut berpikir hal yang sama dengan kakaknya.

"Tapi, kak. Jika pelakunya tidak datang malam ini bagaimana? Lalu, siapa gadis ini, kita pun tidak tahu siapa dia, bukan?"

"Kamu benar. Kita tidak tahu gadis ini. Walaupun dia satu sekolah denganmu, akan tetapi kamu juga pasti tidak mengenalnya."

Berpikir. Keduanya berpikir bersama, bagaimana cara untuk menangkap basah pelaku pembunuhan yang sedang meresahkan ini?

Dan bagaimana pula untuk bertemu gadis yang ada di dalam gambar tersebut?

"Bagaimana kalau kita nanti malam berpatroli di sekolah? Dengan kita datang ke sekolah, kemungkinan kita akan menemukan pelakunya. Bagaimana Kakak?"

Usul Raeni tidaklah buruk. Rihanna berpikir jika memang mereka ingin mengetahui siapa pelakunya maka mereka memang harus berpatroli di sekolah, malam ini.

"Kakak setuju. Tapi, apakah pelakunya akan muncul malam ini atau tidak?"

Masih ada keraguan dalam hati Rihanna. Dia tak yakin jika pelakunya akan datang dan menampakan dirinya di sekolah nanti malam.

"Aku yakin dia akan datang lagi kakak. Firasatku mengatakan jika pelakukan akan datang malam ini, Kakak. Percayalah."

Keyakinannya kuat, dan melihat rasa percaa diri dari adiknya yang sangat tinggi membuat Rihanna ikut mempercayainya.

"Baiklah. Jika kamu sangat yakin, maka malam ini kita akan datang ke sekolahmu. Dan kita akan menyelesaikan misi ini di sana. Bagaimana?"

"Iya!"

Sorak Raeni penuh semangat. Tak ada keraguan lagi pada diri keduanya. Rihanna yang mendengar itu turut senang dan memberikan senyumannya. Dan begitu pula dengan Raeni yang membalasnya dengan senyuman pula.

Keduanya saling meyakinkan diri masing-masing. Entah apa yang akan terjadi nanti malam, mereka tidak akan mengetahuinya.

Entah pelakunya akan datang atau tidak, Raeni dan Rihanna hanya perlu meastikan itu nanti malam.

Jadi bagaimana perjalanan mereka saat patroli di sekolah malam nanti?

*****

Malam harinya. Raeni dan Rihanna sudah siap dengan semua perlengkapan mereka masing-masing.

Raeni tak lupa membawa kamera yang biasa menemaninya ketika sedang berpergian. Itu sudah menjadi hal wajib bagi Raeni untuk menyertakan kamera kesayangannya itu.

Sementara itu, Rihanna hanya membawa senter kecil, serta tongkat pemukul bola yang biasa dia bawa ketika sedang ada keadaan darurat.

Dia membawa itu untuk berjaga-jaga takutnya pelaku itu bertindak yang tidak-tidak kepada mereka berdua.

Sekolah ini telah tutup sejak sore tadi, namun keduanya dapat menyelinap karena saat sekolah ditutup mereka bersembunyi di salah satu kelas yang ada.

"Kakak kita harus pergi kemana sekarang?"

"Menurtmu? Kita harus kemana?"

"Ah, kakak. Aku bertanya kepada kakak, mengapa kakak berbalik bertanya kepada diriku. Kakak kurang asyik."

Rihanna tersenyum tipis menanggapi perkataan Raeni. Sejujurnya Rihanna sendiri tidak tahu harus pergi kemana nantinya.

Belum ada tujuan pasti dirinya akan berpetroli kemana, namuan yang jelas malam ini mereka harus menyelesaikan misi mereka, atau gadis itu akan dalam bahaya.

Senter pun dinyalakan. Raeni juga menyalakan kameranya dan siap merekam apa yang ada di depan sana.

"Bagaimana kita berjalan saja ke depan kakak? Mungkin kita akan mendapatkan petunjuknya di depan?"

"Boleh juga. Lagipula akan terasa hambar juga jika kita hanya menunggu di sini saja bukan?"

"Benar. Itu maksudku. Ayo, kita pergi. Setidaknya apa yang ada di depan kita akan mengetahuinya jika kita mendatanginya. Benar bukan kakak?"

"Hm." Bergumam saja dia.

"Ayo kak." Raeni mengajaknya. Keduanya beberapa langkah mulai maju untuk berpatroli.

Keduanya telah memulai misi malam ini. Akankah malam ini pelakunya akan menampakan dirinya di depan Raeni dan Rihanna? Atau pelakukan tidak muncul malam ini?

******

Berjalan menuju ruangan Sains seperti yang sudah-sudah. Karena pelakunya melakukan kejahatan dua kali di tempat yang sama. Raeni memiliki firasat jika pelaku itu akan muncul di tempat yang sama kembali.

Namun, sebelum keduanya sampai Raeni dan Rihanna dikejutkan dengan suara teriakan dari seseorang.

"Aaa!"

Suaranya berasal dari arah lain, bukan dari ruang sains seperti yang diduga.

"Raeni suaranya berasal dari arah barat!"

"Iya kakak. Apakah kita harus pergi ke sana, Kak untuk memastikannya?"

"Iya. Kita harus pergi dan memeriksanya. Kemungkinan pelakunya muncul dari kelas yang ada di sana!"

Mereka memiliki pikiran yang sama. Karena sudah yakin satu sama lain, tanpa berpikir panjang kakak beradik ini berlari mengikuti suara teriakan tadi.

Asalnya dari arah barat seperti yang dikatakan Rihanna tadi.

Mereka berlari karena tidak ingin melewatkan sedikit pun kejadiannya.

*****

Sampailah kakak beradik ini di dekat sumber suaranya.

"Aaaa!"

Memang benar di sini, karena terdengar untuk kedua kalinya teriakan itu.

"Kakak kita harus masuk ke dalam kelas itu! Kita harus segera menyelamatkan gadis itu kakak!"

Mereka yang bersembunyi di balik semak-semak tersebut tidak bisa langsung menyerap pelaku itu.

"Tunggu Raeni! Kita tidak tahu pelakunya itu seperti apa? Mungkin saja dia lebih kejam dari yang ada di dalam mimpimu? Kita tidak tahu itu bukan?"

Benar yang kakaknya katakan. Bagaimana bisa Raeni tidak berpikir ke sana.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan kakak? Apakah kita akan diam saja di sini, dan tidak melakukan perlawanan? Apa kakak mau jika gadis itu tiada kembali? Apa kakak mau jika setelah ini nyawa kita dalam taruhannya? Aku tidak mau kakak. Aku tidak ingin mati diusiaku ini!"

"Kamu tenang dahulu, Raeni. Kakak sedang berpikir rencana apa yang harus kita ambil untuk menangkap pelakunya. Kamu tahu bukan, apa yang akan kita dapatkan jika bertindak gegabah?"

"Iya kakak. Aku mengerti itu. Jadi apa rencana kita selanjutnya? Kita tidak mungkin berpikr lama di tempat ini kan?"

Berpikir dan berpikir. Rihanna mencoba mencari jalan keluarnya. Rencana matang yang tak perlu memakan waktu lama.

Apa yang harus mereka lakukan?

Rencana apa yangs sedang dibangun oleh Rihanna?