Siapa ya gadis tadi? Wajahnya cantik, kulitnya putih bersih, rambutnya berwarna hitam dan beberapa helainya berwarna putih, memakai setelan jas yang rapi dan keren. Kurasa dia masih seumuranku karena dia terlihat masih sangat muda.
Hmm.. Ah kenapa jadi aku yang pusing. Tapi mengingat kekuatan itu, sudah jelas bukan kekuatan gadis biasa pada umumnya, pasti ada sesuatu dibalik kekuatan yang mengerikan dari gadis itu. Apakah dia mengenalku? Kurasa iya, jika tidak mana mungkin dia menghampiriku.
"Ma! Masa tadi ada cewe mukulin preman preman kelas 12 diatap sekolah, terus dia tiba tiba kenal sama aku."
*Sambil agak terkaget
"Ah temen lamamu mungkin yo, dulu kan kamu disenengin sama anak anak cewe." Kata mamaku.
"Tapi temen temen ceweku gaada yang rambutnya ada putih-putihnya ma, mukanya dia kaya orang Jepang! Mirip kita gitu deh."
"Wah mama gatau deh, anak temen temen mama juga gaada tuh yang rambutnya ada putih putihnya. Sekarang kamu makan dulu aja sana."
Hmm melihat mama yang agak kaget tadi pasti ada sesuatu, ah bodoamat deh mending makan dulu. Ketika aku makan, ada notifikasi pesan yang muncul dari handphoneku, itu pesan dari Biboy.
Biboy
[Yo! Sini deh ikut gue ke bekas para preman tadi, ada sesuatu soalnya!]
Yoda
[Yoi bentar lagi makan, ntar otw deh.]
Setelah makan malam aku langsung tancap gas pergi ke sekolah, lebih tepatnya tempat yang tadi pagi preman preman itu dibantai habis. Sesampainya disana ternyata tidak hanya Biboy yang berada disana, ternyata ada Alexandria dan Janice juga.
"Loh kok ada Alexa sama Janice juga, kalian juga penasaran sama yang tadi pagi?" Tanyaku.
"Penasaran sih, tapi kita sebenernya dipaksa Biboy buat nemenin kesini, takut katanya." Jelas Alexa.
Tak terasa jika Janice sudah kesana lebih dulu. Dia orangnya memang cukup pendiam dan lumayan cuek, juga lebih sering keluyuran sendiri. Dia menemukan sesuatu disana, seperti sebuah tanda nama atau identitas dari gadis misterius pagi itu mungkin.
Disitu tertulis sesuatu, terbaca namanya.. Izumi. Hanya terbaca Izumi「泉水」, nama depannya sudah tidak terbaca lagi karena pudar dan memakai huruf Kanji. Kenapa aku bisa membacanya? Ya karena keluargaku masih kental dengan budaya Jepang, jadi aku harus tau budaya jepang juga termasuk huruf Kanji.
"Bacanya apa itu coy, buta huruf Jepang gue." Tanya Biboy.
"Cuma kebaca nama belakangnya doang, nama depannya udah ga keliatan ini."
"Ya bacanya apaan, gue kan nanya ke elu goblok!" Teriak Biboy.
"Izumi" Janice tiba tiba menjawab pertanyaan Biboy.
Aku agak kaget karena tak menyangka jika Janice dapat membaca tulisan itu...
"Hmm kaya nama orang Jepang tuh yo, temen jepangmu kali?" Tanya Alexa.
Hmm.. Aneh, orang Jepang mana lagi yang nyasar disini selain aku ya? Mungkinkah si Izumi ini? Tapi mengingat setelan jasnya yang rapi tadi sepertinya dia hanya berkunjung kemari, warga sekitar sini tidak ada yang pakaiannya seperti itu ke sekolah kecuali ada acara penting seperti rapat, atau acara lain.
"Coba kita selidiki lebih lanjut aja, kita bikin ala-ala Tim Detektif!" Usul Biboy.
Bocah aneh, tapi idenya bagus juga!
Kami berempat pun setuju untuk membuat tim detektif dan memecahkan misteri siapakah gadis pembantai preman bernama Izumi ini, tim yang beranggotakan Yuuichi Yonezu, Cowell Bernard Biboy, Alexandria Li, dan Janice Anastasia ini kami beri nama Seek 4 U. Aku tidak peduli jika nama tim ini dianggap aneh, karena menurutku ini keren!
Setelah kami berempat menemukan papan nama gadis itu, kami memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam, bukan saatnya lagi untuk kami beraksi. Papan namanya tentu saja aku yang bawa, kan gadis itu kenal sama aku. Aku pulang mengendarai motor sedangkan 3 anak itu malah enak-enakan menaiki mobil milik Alexa, enaknya jika punya sopir di rumah, tinggal telfon langsung dijemput.
Malam ini sudah larut sekali, sekitar jam 11:25 malam dan mamaku belum tidur. Tumben sekali biasanya aku pulang larut malam juga tidak dimarahi, apakah mama akan memarahiku kali ini ya?
"Habis pulang darimana nak?" Tanya mama.
"Sekolah ma, si Biboy ngajakin main detektif-detektifan"
"Nyari apa sih di sekolahan malem malem, nanti ditempelin hantu lho." Gurau mama.
"Ah ga takut aku ma sama hantu, lebih takut sama mama kalo ngamuk hihihi."
Syukurlah ternyata mama masih bangun bukan untuk memarahiku, bisa-bisa aku sekarat lagi jika dihajar. Akupun berjalan menuju kamarku dan mencoba untuk tidur, ah susah sekali untuk tidur larut malam begini. Sudah keras aku berusaha untuk tidur tetapi belum mengantuk juga. Karena itu, aku memutuskan untuk olahraga saja.
Saat aku olahraga, aku merasakan hal aneh pada tubuhku. Dumbell yang biasa kugunakan seberat 10 kg tiba-tiba terasa mudah diangkat, staminaku seperti memuncak rasanya. Lalu aku mencoba push up dengan menambah beban 15 kg karung beras dipunggungku, rasanya jadi tidak terlalu berat! Karena stamina yang luar biasa ini porsi latihanku kutingkatkan menjadi 2 kali lipat dari biasanya, cukup melelahkan tapi cukup menyenangkan.
"Perasaan porsi latihannya udah tak naikin jadi dua kali lipat dari biasanya deh, kok ga terlalu capek ya? Syukur deh, sekarang saatnya mandi." Gumamku.
Setelah mandi aku ganti baju, dan juga memandangi tubuhku di cermin setelah latihan malam ini. Ada yang aneh di cermin itu, seperti ada sesuatu semacam aura di belakang punggungku, berwarna dominan merah dah sedikit bercampur warna putih. Ah mungkin itu hanya halusinasiku saja karena capek setelah olahraga, lalu akupun dapat tidur nyenyak.
"Hey, ini aku... Izumi." Suara gadis yang terasa lembut itu berbisik di telingaku.
Aku terbangun pagi-pagi buta karena suara gadis itu, lalu akupun melihat ke luar jendela kamar dan melihat siluet gadis sedang duduk di bangku sebelah jendela kamarku. Aku memperhatikannya dengan seksama, siluet itu...
Ah gadis misterius kemarin!
"Hey sedang apa kamu disana!"
Gadis itu melihatku dari bawah sana, dia meninggalkan sesuatu di bangku itu kemudian pergi lagi. Aku penasaran dengan apa yang dia tinggalkan disana, lalu aku turun untuk melihat benda apa yang dia tinggalkan itu. Itu adalah sebuah kalung, sebuah kalung yang bergantungkan liontin bulan.
"Hmm kalung ini kan... Mirip dengan kalungku dulu!"
Aku kembali menuju kamarku dan mencari kalung yang mirip seperti yang ditinggalkan gadis itu. Aku mencari kesana kemari, belum kutemukan juga, perasaanku aku telah menyimpannya di sebuah kotak tapi entah dimana kusimpan kotak itu.
Pagi hari pun tiba, aku melihat mamaku baru bangun tidur dan sedang keluar kamar. Aku ingin menanyakan apakah dia pernah melihat kalung seperti ini di rumah.
"Pagi ma!"
"Pagi juga nak, tumben bangun jam segini ada apa?"
"Pernah liat kalung ini gak ma? Kayanya aku dulu pernah punya kalung kaya gini." Sambil melihatkan kalung yang ku temukan.
"Hmm.. Oh kalung ini!" Mama yang teringat dengan kalung ini langsung mengambil sebuah kotak kecil yang berada di dalam kamarnya.
"Kalung ini kan? Ini persis kaya punyamu pas kecil, dikasih sama nenek." Kata mama sambil memberikan kalungku.
"Nah ini yang aku cari, makasih ya ma!"
Akhirnya kalung ini ditemukan! Tapi kok bisa ya gadis itu juga mempunyai kalung yang sama denganku? Apakah kalung ini pasaran dan dijual dimana mana? Ah kurasa tidak, melihat liontin ini saja aku sudah tau kalau ini adalah batu giok asli, pasti harganya mahal. Lebih baik kuberitahu teman-teman dulu lewat group chat.
Yoda
[Ada clue baru nih! Dia tadi kesini pas pagi pagi buta terus ninggalin kalung, nah kalungnya itu sama kaya punya gue!]
Biboy
[Ah yang bener aja lu.]
[Kasih bukti dek😎🙏🏻]
Alexa
[Coba kasih fotonya dong yo, kita pengen liat nih.]
Yoda
[Oke ngabs.]
[📷 IMG-liontin.jpg]
Janice
[Wah mirip banget!]
Biboy
[Rill cuyy no fek.]
Alexa
[Gini aja guys, nanti siang kita kumpul aja bahas ini di rumahku, biar makin jelas siapa cewe ini.]
Yoda
[Gas, sediain makan jangan lupa ya!]
Biboy
[Yoi, yang penting makanan nomer 1.]
Janice
[Jemput!]
Dengan usul Alexa ini, kami berempat sepakat untuk berkumpul di rumahnya nanti siang dan membahas tentang kalung yang kupunya.