Siang ini aku akan berangkat ke rumah Alexa, berkumpul bersama tim detektif untuk membahas kalungku sembari ingin makan makanan yang sudah dijanjikan Alexa. Tentu saja aku tidak berangkat sendiri karena Janice meminta tumpangan untuk berangkat, akupun bergegas pergi ke rumahnya Janice untuk menjemputnya.
Sesampainya di rumah Janice, tak perlu menunggu lama dia langsung keluar rumah, sikap ini yang menjadi nilai plus pada Janice saat aku menjemputnya. Aku melihat Janice sudah tampil dengan berpakaian rapi, cantik, dan aroma parfum yang wangi, wanginya seperti vanilla. Dia juga sudah menenteng tas berisi makanan buatan ibunya untuk kami santap bersama-sama. Ibunya seorang koki, tentu saja masakannya akan enak!
"Wih udah siap berangkat nih, yuk lah langsung berangkat!"
"Yuk!"
Saat di jalan kami berdua cukup banyak berbincang bincang, kami berbincang tentang apa saja asalkan nyambung, misalnya tentang kehidupan sehari hari, makanan, game, dan pekerjaan rumah. Tetapi sekarang ini, dia seperti sedang ingin membahas sesuatu yang serius. "Cewe yang kemarin sebenernya siapa sih, kok kayanya ngejar kamu terus."
"Ya mana aku tau, ini kan kita lagi nyari tau biar tau siapa tuh cewe yang kemarin. Emang kenapa sih Jan?" Tanyaku.
"Hmm ga kenapa-napa sih yo, cuma penasaran aja." Sambil menaruh dagunya di pundakku.
"Tch nandayo koitse." -Apa-apaan sih
Tumben sekali Janice menanyakan hal seperti itu, apa jangan jangan...
Setelah itu kami berdua pun sampai di rumah Alexa. Dari luar rumahnya memang terlihat kosong karena jarak gerbang dengan rumahnya saja jauh, harus menggunakan bel dan menunggu security untuk membukanya.
*Ting tong
"Adalah saya, izinkan hamba masuk non!" Aku berbicara di mikrofon yang ada pada bel tersebut. Tak lama kemudian ada seseorang security membiarkanku masuk ke rumah Alexa. Rumahnya menakjubkan, tidak hanya besar tetapi juga megah dan mewah.
"Yang ditunggu datang juga nih, cepetan masuk lo berdua!" Alexa berteriak memanggil kami. Aku melihat setumpuk kertas di meja itu, terlihat seperti berkas mungkin? Kami berempat pun memulai pembahasan tentang Izumi.
"Ngerepotin banget sih nih cewe, butuh dicari-cari segala padahal kan bisa kenalan dulu sama gue" Biboy merasa kerepotan mencari Izumi, ya wajar saja karena dia memang malas. "Ya memang repot, cari orang dengan petunjuk sepenggal nama doang mana mungkin ga repot. Nih liat gue udah bikin berkas berkas buat nyari tau siapa Izumi ini!" Ucap Alexa sambil membagikan berkas berkasnya itu.
Hm setelah kupikir-pikir darimana dia mendapatkan berkas berkas ini? "Kamu punya mata-mata ya?"
"Ah engga kok, ini cuma nyewa"
Kaya sekali keluarga ini sampai-sampai menyewa mata-mata hanya untuk mencari seorang gadis yang tiba tiba muncul di sekolah.
"Kemungkinan nama gadis ini ada disini" Janice menunjukkan berkas yang telah ia teliti. Izumi Sakai? Terdengar seperti nama orang jepang, mungkinkah gadis ini sama sepertiku?
"Bener kan dugaan gue, nama jepang nih!" Dengan lantang Biboy berkata.
Mengapa gadis ini bisa sekuat itu? Tidak mungkin itu semua adalah kekuatan fisik semata, orang dengan fisik terkuat di bumi pun tidak akan mungkin berbuat seperti ini. Lompatannya, kelincahannya, ini benar-benar di luar kemampuan manusia biasa!
"Umur 17, tinggi 172 cm, warna rambut hitam dan putih, warna mata hitam" Cocok sekali dengan dia, tidak salah lagi pasti dia orangnya! Setelah Janice membacakan itu aku terpikirkan satu hal lain, sebuah kalung yang sama dengan kalung milikku dulu. Kalung dengan liontin bulan, apakah itu berarti sesuatu?
Bulan... Apa artinya itu, nenekku tidak pernah berkata sesuatu tentang itu, yang kuingat hanyalah ini adalah kalung spesial dan harus kujaga baik-baik. Kupikir karena batu gioknya yang membuat liontin ini mahal, adakah sesuatu yang lainnya?
"Nenekku pernah berkata ini adalah liontin spesial, kira-kira apa yang spesial dari giok ini selain harganya yang mahal?" Aku melihatkan dua liontin bulan ini ke teman-temanku. "Itu bisa ngasih kekuatan kali?" Mendengar celetus Biboy itu agak masuk akal karena lihat saja gadis ini, lincah, kuat, cepat, sempurna.
Diskusi kami selesaikan saja hari itu setelah menemukan beberapa petunjuk seperti nama dan ciri-ciri dari gadis ini. Aku dan Janice pulang bersama dari rumah Alexa, malam itu angin berhembus tenang, seperti sedang ada yang mengatur hembusannya. Jika terlena dengan angin ini aku bisa mengantuk, akan berbahaya bagi kami jika aku mengantuk.
"Makasih ya udah nganterin aku pulang, kamu hati-hati di jalan." Suara lembut di telingaku ini selalu terdengar setelah aku mengantarkan pulang Janice, tentu saja aku akan berhati-hati di jalan. "Sama-sama, aku pulang ya." Kutancapkan gas dan melesat pergi menjauh dari rumah Janice, wajahku memerah, ini sungguh luar biasa!
Sesampainya di depan rumahku terlihat seorang gadis berdiri, Izumi? Aku pun menghampirinya dengan rasa penasaran yang cukup tinggi. "Kamu tau darimana namaku? Apakah aku menjatuhkan sesuatu saat itu?"
"Yah, kamu menjatuhkan papan namamu. Tertulis huruf kanji disana tetapi aku bisa membacanya. Mau masuk?" Aku menawari Izumi untuk masuk ke rumah agar aku dapat menggali informasi secara lebih lanjut.
"Siapa ini nak, teman barumu?" Mama terlihat heran dengan gadis yang kubawa masuk ini. "Dia gadis yang kemarin kita bicarakan, ma." Setelah mendengar itu, Mama juga terlihat tertarik dengannya, tetapi Mama tidak ingin mencampuri obrolan yang akan kami berdua bicarakan.
"Jadi siapakah kamu sebenarnya?" Sebuah pertanyaan yang menurutku wajar terlontar dari mulutku, namun dia tidak berbicara selama beberapa detik. "Nenekmu, liontin bulan, apakah kamu tidak ingat apapun tentangku Yoda?" Mendengar itu malah tambah membuatku pusing, bagaimana aku bisa mengingat sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak mengerti?
"Apa maksudmu? Jika kamu menceritakanku tentang ini, mungkin saja aku mengingatmu" Aku berusaha memancingnya untuk bercerita tentang apa yang dia maksud. "Aku hanya diberi tugas untuk mencarimu, tidak kurang tidak lebih" Jawabnya. "Siapa dan kenapa dia mencariku?"
Izumi berhenti berbicara lagi selama beberapa detik, "Nenek, apakah kamu tidak mengingat apa yang dia katakan saat nenek memberikanmu liontin itu?" Apakah yang dia maksud perkataan nenek bahwa ini adalah liontin spesial? "Ya, liontin itu. Kita telah diberi kekuatan lewat liontin itu." Kekuatan apa yang dia maksud, apakah seperti yang dia gunakan saat mengobrak abrik sekolahku?
"Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan. Kekuatan? Kekuatan apa yang bisa liontin ini beri?" Sambil menunjukkan dua liontin yang kugenggam. "Spirits" Izumi hanya bisa berkata seperti itu.
Spirits, Kekuatan misterius apa-apaan ini? Izumi tiba tiba berdiri dari sofa dan memanggil "Zardy muncul lah." Sesosok aneh tiba tiba muncul di rumahku, dia seperti hantu. "Apakah benda itu?" Aku terkaget melihat sosok itu. "Inilah Zardy spirit milikku, dan kamu... Mana spirit milikmu Yoda?"
"Apa maksudmu dan bagaimana kau memilikinya!?"
"Bersiaplah dengan kemunculannya, aku akan pergi dari sini." Izumi tiba tiba keluar dari rumahku tanpa memberikan penjelasan apapun mengenai sosok spirit yang dia panggil. Apa kekuatannya? Apakah Zardy miliknya itu memiliki semacam skill khusus?
Entah seberapa keras aku berusaha untuk memunculkan Spirits dalam diriku, hasilnya nihil. Mungkinkah fase awalnya adalah aura yang kurasakan kemarin? "Daripada pusing mending aku tidur." Tetapi tiba-tiba Mama menghampiriku "Mama baru ingat, cewe yang tadi itu sepupumu, Izumi Sakai."
"Kenapa ga bilang dari awal sih." Tanyaku. "Namanya juga lupa, saudaramu kan banyak nak. Ada yang ganti marga juga. Izumi, dia akan membimbingmu."
"Yah semoga aja besok kesini lagi bocahnya."
Lalu aku pergi memasuki kamar tidurku dan tertidur pulas...