Chereads / Guntur Sabdo di MayaPada / Chapter 7 - Klan Nyamuk

Chapter 7 - Klan Nyamuk

Sinar terik mentari menerobos ke dalam hutan yang lebat membentuk jejak sinar yang terang dari kejauhan.

Kini Guntur sedang beristirahat usai mendapat cukup banyak kayu bakar. Terdengar serangga pengerik memainkan lagu indahnya, saling bersahutan silih berganti. Merasakan panas terik ini, Guntur jadi teringat akan sang Putri yang waktu itu bersemedi di dekat air terjun. Lalu Guntur mengingat dan mencari lokasi air terjun itu.

Berjalan di hutan yang lebat itu, Guntur merasakan sedikit keanehan pada jalannya. Seolah-olah dia hanya berputar-putar di tempat yang sama. Karena dia merasa melewati beberapa pohon bambu yang sama beberapa kali.

Dalam beberapa saat, Guntur mendengar gemuruh suara dari dalam hutan bambu. Suara itu terdengar semakin mendekat dan seolah mengejar ke arah Guntur. Karena merasakan aka nada bahaya, Guntur mencoba berlari menghindar sekuat tenaga.

"Apa itu sebenarnya? Kenapa mereka terus mengejarku?" batin Guntur terheran.

Ternyata yang mengejar Guntur merupakan makhluk penghisap darah yang berkelompok. Bentuk mereka seperti nyamuk, tapi ukurannya seolah sebesar belalang kayu. Dan jumlahnya sangatlah banyak dan terus bertambah.

Kumpulan nyamuk raksasa mengepung Guntur dari segala arah tanpa langsung menyerang. Guntur pun terus waspada dan memasang kuda-kuda bertahan. Hingga sesosok bayangan terlihat dari arah belakang kumpulan itu. Sosok seperti manusia tapi dengan badan lebih besar dan mempunyai sebuah tongkat yang besinar.

"Apa kaulah manusia terpilih itu?" Terdengar suara bernada berat dan serak dari sosok bayangan itu.

"Siapa kisanak ini?" jawab Guntur.

"Kamu jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan jawab pertanyaanmu itu," kata Sosok tingga besar berjanggut lebat itu.

"Saya adalah Guntur. Hanya pengembara yang sedang mencari kayu bakar."

"Apakah kamu manusia terpilih yang telah mengalahkan dewa Indra?"

"Bisa dibilang, betul akulah orang yang telah mengalahkan Indra. Tapi kalau manusia terpilih, aku sendiri masih meragukan."

"Kalau begitu, ikutlah denganku."

"Tunggu dulu! Kau belum menjawab pertanyaanku!"

"Aku adalah pemimpin klan nyamuk. Ayo ikut denganku, ada yang mau aku tunjukkan!"

"Baiklah, aku akan ikut. Asalkan kau tidak menjebakku."

Lalu Guntur pun ikut bersama pasukan nyamuk itu. Sambil berjalan, rupanya kumpulan jutaan nyamuk itu dimaksudkan untuk menutupi keberadaan Guntur. Karena sebenarnya ada beberapa kelompok makhluk jahat yang sedang mencari Guntur, manusia terpilih.

Setelah beberapa saat, mereka sampai di sebuah goa besar. Jutaan nyamuk yang menutupi Guntur langsung menyebar dan masuk ke sarang masing-masing. Dan Guntur berjalan berdua dengan pimpinan klan.

"Dimana ini, Pimpinan klan?"

"Panggil saja saya Jing Klong. Ini adalah sarang klan nyamuk. Tempat ini sebenarnya tidak jauh dari air terjun yang kau cari itu."

"Baik, Ki Jing Klong. Berarti dekat dengan portal tempat saya memasuki dunia ini juga kah?"

"Mungkin kau akan kecewa, karena portal yang kau maksud sudah tidak ada lagi di sekitar sini. Tepat beberapa saat setelah kau meninggalkanku portal itu."

Jing Klong menceritakan detail tentang hilangnya portal masuk itu. Yang dikarenakan ada sekelompok iblis yang mengetahui identitas Guntur saat baru saja keluar portal. Iblis-iblis itu berniat menahan Guntur agar tidak bisa kembali ke dunia asalnya. Karena darah Guntur berharga bagi mereka.

Lalu Jing Klong menyarankan pada Guntur agar mempelajari teknik pengendalian serangga. Dia memberikan sebuah cincin pengendalian serangga yang harus dimurnikan Guntur. Guntur pun menerima dan segera mempelajari teknik itu.

Di alam bawah sadar, Guntur melihat cincin itu mengeluarkan sinar yang membentuk beberapa gerakan. Dengan sebaris kalimat sakti sebagai mantra untuk mengendalikan aneka jenis serangga yang berbeda. Semua tentu sesuai tingkatan tenaga dalam yang dikuasai Guntur. Semakin tinggi kekuatan Guntur maka semakin kuat serangga yang dia bisa kendalikan dengan kekuatan mantranya.

Setelah semalaman Guntur bersemedi, menyerap kekuatan cincin itu. Guntur beranjak menemui Jing Klong.

"Mohon maaf, Ki. Saya baru selesai menyerap dan memurnikan sebagian kecil kekuatan cincin pengendalian serangga ini."

"Tenang saja, Den. Seiring dengan bertambahnya kekuatan tenaga dalam yang kau kuasai, semakin tinggi juga kekuatan pengendaliannya. Untuk sekarang, kau hanya bisa mengendalikan serangga jenis laron biasa. Lumayan bisa sedikit membantu menutupi aura dan keberadaanmu. Sehingga para iblis tidak akan mudah menemukanmu," terang Jing Klong pada Guntur.

"Terima kasih, Ki. Bagaimana saya bisa membalas kebaikan Ki Jing Klong ini?"

"Tidak perlu sungkan, Den."

"Kita baru saja bertemu. Dan Aki sudah memberiku sesuatu yang sangat berharga, bagaimana aku bisa membalas?"

"Den Guntur tak perlu memikirkan itu. Saya hanyalah menyampaikan titipan dari ratu serangga. Sang Ratu telah mengetahui dari pasukan serangganya, bahwa Indra telah dikalahkan oleh seorang manusia terpilih. Seperti sebuah ramalan yang kerap terdengar di MayaPada ini." Ki Jing Klong menerangkan alasannya membantu.

"Siapa itu Ratu Serangga, Ki"?

"Kami para serangga, mempunyai masing-masing ratu di setiap jenisnya. Dan dari semua jenis serangga di MayaPada, ada seorang Ratu yang memimpin kami semua. Sedang saya, hanya seorang pemimpin klan nyamuk yang ada di hutan bambu ini."

"Lalu, dimana istana Sang Ratu?"

"Ratu kami berada di dalam tanah. Manusia akan sulit menemukannya. Denmas bisa menemui Ratu saat dia ingin bertemu dengan mengutus serangga utusan."

"Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Ratu. Semoga di masa depan, aku bisa memberi sedikit bantuan untuk bangsa serangga saat dibutuhkan."

"Baik. Akan kami sampaikan, Den."

Kemudian Guntur berpamitan dan melanjutkan perjalanan menuju ke arah air terjun, tempat bersemedinya Intan Suryani waktu itu.

Di lain sisi. Intan sedang berada di istana dewa Surya. Bersama dengan emban yang biasa membantu menjalani pekerjaan di istana.

"Denayu. Apa Denayu Intan sudah dengar? Bahwa ada manusia yang telah mengalahan dewa Indra?" tanya emban sambil membantu membereskan kamar.

"Sudah dengar, Yung. Tapi baru sekilas saja. Memangnya siapa manusia yang begitu berani melawan Indra? Penguasa yang selalu pilih kasih itu."

"Kabarnya sih, seperti yang ada di ramalan yang beredar di penjuru MayaPada. Yaitu manusia terpilih yang baru memasuki alam MayaPada beberapa bulan belakangan, dan dia bisa mendengar bahasa binatang."

"Kalau manusia yang baru datang sekitar sebulan lebih, setahu saya itu Mas Guntur."

"Wah tampaknya Denayu sudah lebih dari kenal ini?" respon biyung emban penasaran.

"Kami hanya baru bertemu sekali. Waktu itu aku sedang bersemedi di dekat air terjun. Dan tiba-tiba para penjaga mencariku. Lalu setelah penjaga pergi, Mas Guntur datang dan bertanya arah jalan ke kampung terdekat. Jadi aku arahkan ke rumah ki Bawor dengan syarat dia membantu menjagakan tempat bersemediku waktu itu. Setelah itu, kami belum pernah bertemu lagi. Aku pun belum tahu kalau dia manusia terpilih itu."

"Oh ternyata begitu. Semoga kalian berjodoh ya. Tampaknya Denayu sudah cocok dengannya kok."

"Ah biyung, bisa saja. Makasih doanya, Yung."

"Sama-sama, Den. Kan biyung juga pernah muda juga. he he."