"Awasi orang yang bernama Anthony!! Laporkan semua kegiatannya selama 24 jam penuh!!" pinta Purnomo geram.
"Baik, Bos!!" jawab anak buah Purnomo.
Purnomo sedang di kamar hotel, malam ini dia berencana tidak pulang. Dia memilih bermalam dengan Mawar. Sedangkan Mawar masih di kamar mandi, dia minum pil KB sebelum melakukan hubungan tersebut.
"Malam ini hari sialku!! Aku harus tidur dengan tukang mengorok yang jorok itu!!!" desis Mawar malasnya setengah mati.
"Aku ingin melakukan ini dengan cepat!!" gumam Mawar dengan niat berat hati.
"Sayang!! Cepatlah!! Aku sudah tidak sabar untuk merengkuh tubuhmu!!" teriak Purnomo dari kamar yang sudah meningkat birahinya.
"Iya, aku akan datang!!" jawab Mawar tak kalah keras dari teriakan Purnomo.
Mawar pun keluar dari kamar mandi, dia masih memakai pakaian lengkapnya. Purnomo yang tersenyum berubah menjadi masam.
"Kenapa kau masih memakai pakaianmu?" keluh Purnomo tidak senang dengan penampilan Mawar yang rasanya kurang menggairahkan.
"Ahh!! Iya. Tapi tidak masalah kan Mas, kamu bisa membukanya sendiri!!" kata Mawar dengan senyum genitnya mencoba menggoda Purnomo.
Purnomo yang sudah tidak berpakaian itu segera menarik tangan Mawar sampai jatuh ke dalam dekapannya, dia memegang dagu Mawar lalu melumat bibirnya.
Tangan Purnomo sudah sibuk mencari bagian yang sangat menggemaskan itu, dia meremasnya berkali-kali dengan sangat kuat membuat Mawar merintih kesakitan.
Purnomo sudah tidak sabar, dia menarik baju Mawar sampai semua kancingnya terlepas, kaitnya pun dia lepas juga. Kini bibirnya beralih menyesap bagian lembut Mawar.
Pergulatan panas di ranjang itu pun terjadi, Purnomo sangat senang dengan tubuh ranum nan kencang milik Mawar. Walaupun setiap hari melakukan hubungan badan itu, dia tidak akan pernah bosan untuk melakukannya lagi dan lagi.
Setelah mereka merasa capek, Purnomo langsung tertidur pulas. Seperti biasa, Mawar tidak bisa tidur. Dia bangkit dari ranjang, lalu dia mengenakan kembali pakaiannya.
"Ihhh!! Joroknya!! Lihat mukanya waktu tidur, tidak ada bagus-bagusnya," keluh Mawar, dia menghela napas berat sambil bergegas sebelum Purnomo sadar.
"Bye!! Mas!! Aku pergi dulu!!" gumam Mawar yang hanya mengikatkan ujung bajunya.
Malam sudah semakin larut, Mawar rela pergi meninggalkan hotel ketika dia tidak merasa nyaman tidur dengan Purnomo. Dia langsung menuju parkir dan mencari mobilnya, lalu dia mengendarainya menuju rumah.
Sekarang kehidupan Mawar berubah 180 derajat, dia sudah membeli rumah mewah meninggalkan keluarganya yang hidup miskin dan rumahnya yang sempit.
"Aduh!! Perih sekali dadaku!! Pasti Bandot Tua itu menggigitnya lagi," gerutu Mawar.
Mawar yang belum begitu mahir menyetir mobil itu, hari ini dia nekat mengemudikannya sendiri. Untungnya jalanan kota malam itu cukup sepi, dia bisa selamat sampai masuk ke area perumahannya.
Ponsel Mawar berdering, dia mencari tasnya di kursi sebelah. Tapi dia tidak melihat tasnya, dia mencarinya lebih teliti ternyata tasnya jatuh di bawah kursi.
"Haduh!!! Siapa yang telepon malam-malam begini sih!! Mana tasku terjatuh lagi!!" gerutu Mawar.
Konsentrasi Mawar terbelah, ketika ponsel itu tidak berhenti berdering. Dia takut kalau Purnomo yang menghubungi, jadinya dia berusaha sekuat tenaga untuk meraih tasnya.
Ketika Mawar melihat letak tasnya lagi, dia mengalihkan pandangannya sejenak dari jalan. Suara tumbukan antar benda yang sangat keras mengejutkannya.
"Astaga!!" pekik Mawar.
Mawar pun mengerem mobilnya yang justru dia salah injak gas, sontak dia mendorong benda yang ada di depannya.
"Berhenti!" teriak suara seorang lelaki kesakitan menahan goresan yang dihasilkan Mawar.
Kali ini Mawar tidak salah menginjak rem, dia berhenti dengan tepat waktu, jika tidak lelaki itu tidak tahu nasibnya bagaimana. Korban itu sudah terdorong cukup jauh, dan hampir saja terlindas ban mobil.
Mawar sangat panik, tangan dia gemetaran karena baru pertama kali ini menabrak orang. Dia sampai keluar keringat dingin tanpa henti.
"Haduh!!! Bagaimana ini??" gumam Mawar.
Seorang lelaki dengan kaki tergores yang diakibat gesekan degan badan jalan itu mengeluarkan banyak darah, dia berjalan tertatih menuju kaca mobil Mawar dan mengetuknya.
"Cepat keluar!!! Kalau tidak akan aku pecahkan kaca mobil ini!!" ancam lelaki tersebut.
Mawar membuka pintu mobil dengan sangat takut, dia menelan salivanya ketika dia keluar dari mobil sambil menunduk berharap lelaki ini bisa meloloskannya.
"Maafkan saya, Mas. Saya berjanji akan membayar biaya perawatan sampai Mas sembuh," ungkap Mawar memelas sambil menelangkupkan kedua tangannya.
Lelaki terdiam ketika pandangan matanya tertuju ke dada Mawar, kancing bajunya dan ikatannya lepas sehingga bagian sensitif Mawar terlihat begitu kenyal serta indah.
Mawar merasa aneh ketika lelaki itu hanya memandang ke satu arah tanpa berkedip, dia melihat bajunya sendiri, lalu dia menutup bajunya dan menghadap ke samping.
Lelaki itu tersadar, dia segera menguasai dirinya sendiri dan menutupi rasa malu dengan amarah seakan tidak bisa termaafkan.
"Ce ... pat bawa aku bawa ke rumah sakit!!" bentak lelaki itu.
Suara keras yang dihasilkan pria itu bisa mengecoh perasaan Mawar, dia kembali takut dan berkata,
"Bai ... ik Mas!!!"
"Panggil aku Arka!!" sahut lelaki itu.
Mawar pun meralat perkataannya, "Baik, Mas Arka."
Jalanan perumahan yang sepi itu tidak ada orang lewat apalagi membantu, dia menepikan motor lalu membawa pria itu berobat.
Cantik juga wanita ini!! Haduh apalagi bagian tubuh indahnya!! Hemmm!!
Akan aku buat dia jadi pacarku!! Batin Arka.