wil, dari mana sih aku cariin loh, nggak ngajak aku nih, jalan sendiri-sendiri "
Wiliiam di kagetkan dengan kedatangan gerald di kamarnya, yang sedikit terbuka pintu kamar william.
" Ngapain loh kesini ? Gangguin aku terus. Aku dari mall belanja tadi".
Gerald adalah teman dekat william, sejak kecil mereka selalu bersama, ketika orang tua william meninggal, ia hanya tinggal dengan bibi nya.
William adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, kakak nya tinggal di luar kota, satu perempuan dan satu laki-laki. William bekerja di salah satu toko milik bibinya. Salah satu toko furniture.
Sembari ia melepas jaket nya, william membuka tas ransel nya, berisi kebutuhan sehari-hari dan juga jam tangan yang ia beli.
" Widih jam baru nih, kok merah muda sih ? Serius punya kamu wil "
" Bukan !
Kepo banget sih ".
William lalu memasukkan kembali jam tangan itu kedalam ransel nya, lalu meletakkan tas nya di atas meja kerja nya. William agak sedikit terganggu dengan kehadiran gerald yang datang tiba-tiba masuk ke kamar nya.
Tempat tidur william yang tertata rapi jadi berantakan, pakaian william tersusun di lemari seperti habis terkena gempa, kebiasaan buruk gerald adalah suka meminjam barang milik william tanpa merapikan itu kembali.
" Ngapain kesini ? "
William duduk diatas tempat tidurnya, lalu sembari memainkan handphone nya.
" Ah loh wil, mau pinjem mobil kamu wil, boleh ya sama ni sekalian baju loh wil "
" Udah kuduga, kesini mau minjam sesuatu, mau kemana emang nya ?"
"Biasa wil, mau deketin cewek, cewek gini hari kan nggak mau di ajak jalan kalau nggak pakek mobil".
" Cari cewek yang terima loh apa adanya".
" Ah loh wil, kayak loh pernah pacaran aja"
William melempar kunci mobil nya, gerald langsung dengan cepat menangkap nya, gerald kegirangan karena dia dapat mendekati wanita pujaan nya, tanpa pikir panjang ia bergegas ke luar dan menghidupkan mesin mobil william.
William yang sedari tadi memandangi handphone nya melihat berbagai foto kenangan masa kecil nya. Niat hati william ingin mengunjungi makam ayah ibunya.
Beberapa foto membuat pria tinggi 175 cm itu berkaca-kaca.
Seperti mengingat sesuatu, beberapa foto di scroll satu persatu, sampai akhirnya terhenti di foto keluarga.
Memori itu mengingatkan william pada kakak perempuan dan laki-lakinya yang tanpa pernah mengabari william sama sekali.
Mereka menaruh wiliiam saat masih kecil dirumah bibinya.
Kepergian ayah dan ibunya membuat kakak perempuan nya frustasi.
Beberapa usaha furniture milik ayah dan ibu william gulung tikar, kakak laki-lakinya harus mencari uang dengan bergabung menjadi sindikat narkoba.
Sambil memandangi foto keluarga, william di kagetkan dengan satu panggilan masuk di handphone nya,
Gerald menelpon meminta bantuan, karena kecelakaan ringan yang dihadapinya.
Sontak william kaget, langsung pergi ke lokasi kejadian.
Beberapa bagian mobil rusak parah, bahkan gerald badan nya penuh luka-luka, di bagian kepala berdarah.
Polisi pun datang di lokasi kejadian.
Mobil yang dibawa oleh gerald menabrak tiang listrik di jalan.
Polisi menduga gerald mabuk.
" Bro aku minta maaf ya, aku nggak sengaja "
William hanya diam, sambil melihat kerusakan mobilnya, gerald terus meminta maaf. Kejadian ini membuat jalan raya menjadi macet.
" Kok bisa ger, kamu mabuk ya ?"
" Tadi minum dikit "
Gerald yang membawa perempuan kedalam mobil william, kaget mendengar ucapan gerald.
" Ini mobil siapa sih sayang ? "
Gerald tampak panik, dia tidak menjawab pertanyaan pacarnya itu.
" Kamu bohong ya kalau mobil ini punya kamu ".
Perempuan itu terus bersuara, memojokkan gerald.
Pengguna jalan raya semakin kesulitan untuk lewat, begitu juga william yang terlihat lebih memilih meninggalkan gerald.
" Ada apa sih rame bener ? "
Indah yang akan pulang kerja, terlihat kesal, jalan menuju rumah nya harus di buat sulit dilalui. Indah yang ada dalam bus, sempat celingak-celinguk didalam bus. Ia memperhatikan mobil yang menabrak tiang listrik.
Dan pria yang berdiri luka parah, bersama kekasih nya.
Indah terheran seperti mengenal nya, tiba-tiba saja bus terhenti ,lalu naik seorang pria, ketika bangku penumpang penuh, hanya bangku disebelah indah yang kosong, indah masih sempat memperhatikan kejadian kecelakaan.
Lalu indah menoleh ke arah sebelah nya, telah diduduki penumpang lain.
" Kamu ? "
Lagi-lagi pertemuan yang tak terduga dengan william. Membuat indah semakin yakin ini bukan kebetulan.
" Kok bisa ya kita ketemu lagi ? Belum 1x24 jam udah ketemu lagi , nggak nyangka jalan pulang kerumah kita samaan ".
Seperti biasanya william tak berkata apapun, membuat indah semakin kesal, tapi pertemuan itu membuat indah senang.
" Itu kamu dari lokasi kecelakaan, emang siapa yang kecelakaan ?
Kayak teman kamu yang di hotel kemarin ".
" Udah di jawab sendiri kan "
William bersuara sejenak, tanpa melihat indah sedikit pun, wiliiam hanya fokus kedepan.
Membuat indah merasa di abaikan.
Tak lama kemudian william turun dari bus.
" Hei hati-hati ya! "
Indah memberikan sedikit ucapan selamat tinggal kepada william
Tak satu kata pun keluar dari mulut william. Pria dingin seperti william tak pernah sama sekali memperhatikan perempuan.
Indah yang tersenyum manja kegirangan melihat william, merasa yakin ini pertemuan yang tak sengaja, dengan percaya dirinya yakin akan bisa mendekati william.
Semakin william bertingkah dingin, semakin indah tertantang untuk mendekatinya.
*****
" Hancur bi , bener-bener hancur ".
Singkat cerita william bercerita dengan bibi nya, melihat kondisi mobil hancur.
" Kok bisa wil ? "
" Gerald mabuk bik "
Bibinya hanya duduk terdiam melihat mobil pembelian dirinya hancur rusak parah begitu saja.
" Terus gerald nya nggak apa-apa kan wil ? "
" Gerald sehat , cuman luka di tubuh & kepala, luka ringan bik "
" Sudah biarin aja mobilnya, nanti masuk bengkel aja".
Bibi neni menyiapkan makan malam untuk william. Bibi neni begitu perhatian dengan william, bibi neni adalah janda. Ia ditinggal suaminya saat bibi neni pergi kerja keluar negri.
Suaminya diam-diam menikah dengan perempuan lain.
Lalu bibi neni memutuskan untuk bercerai.
" Wil tadi kakak mu datang kesini ? "
" Siapa ? Sindikat narkoba itu ya bi ?"
" Kamu kok ngomong gitu sih ? Dia mau jenguk kamu loh, dia kayak nya kangen sama kamu wil ".
"Mantan nara pidana , mana ingat sama adik, cuma ingat sama benda haram aja, ingat sama uang aja, palingan kesini mau pinjam uang kan sama bibi ".
" Wil, dia itu kakak kamu loh, saudara kamu, suatu saat kamu pasti butuh dia"
" Najis! "
" Loh wil, kok najis, dia nitip ini buat kamu loh".
Sekotak cake tiramisu favorit william jadi kudapan di malam hari itu.tapi william sama sekali tak menyentuh kue itu. Terbayang di pikiran nya hanya kebencian, permusuhan.
*****