Chereads / Love In Game / Chapter 1 - Part 1

Love In Game

Antartika_4
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 5.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Part 1

jeslyn kecil melihat kakak perempuannya bernama Hailey usianya tidak beda jauh dengan jeslyn umurnya 8 tahun saat itu selalu bermain game console Lost Island liris 1997 bersama temannya. tentunya jeslyn yang masih berumur 4 tahun ingin sekali bermain game itu bersama kakanya tapi sayangnya tidak di izin kan oleh Hailey "kakak aku mau main" kata jeslyn kecil yang merengek rengek kepada Hailey "kau ini masih kecil memang apa yang akan kau lakukan? kau bahkan masih sangat awam melihat ku bermain saja kau tidak mengerti" jeslyn menyesal benar apa yang di katakan oleh Hailey seandainya ia bisa bermain game consol mungkin kakanya tidak akan mengatakan hal seperti tadi.

dengan cepat anak usia 4 tahun ini memperhatikan cara bermain game consol dari sang kakak. gerakan jari yang sangat cepat itu membuat jeslyn sedikit kesal melihatnya tapi ia tidak menyerah karna ia ingin sekali bermain game itu.

semakin hari jeslyn semakin besar kini ia akan menginjak usianya yang ke 6. Tentunya ia sudah masuk sekolah dasar ia sangat antusias karna ibunya pernah berjanji jika Tahun ini ia akan mendapatkan consol "mama..." panggilan jeslyn yang imut dan menggemaskan pada sang ibu "pasti manggil mama ada mau nya deh.."ucap Madeline yang sedang mengaduk ngaduk panci besar. sang ibu sudah tau apa yang ingin di ucapkan oleh anaknya "hehe... mama janjikan tahun ini mama akan memberikan aku PS 2 soalnya aku males setiap kali aku ingin main aku harus ngumpet ngumpet dari Kaka" suara decitan tangga kayu tersebut terdengar oleh wanita parubaya dan gadis kecil yang masih merengek meminta hadiah yang sudah di janjikan oleh wanita itu.

seorang wanita berambut coklat menghampiri kedua orang tersebut yang sedang berada di dapur "oh jadi selama ini kamu main diem diem main PS di kamarku ya?" Suara Hailey yang tidak suka dengan perlakuan adiknya karna sudah memakai barangnya tanpa seizin darinya. "Kaka... maaf" dengan permohonan maaf sayang lembut di keluarkan dari mulut jeslyn Hailey dengan terpaksa memaafkan adiknya.

"inget ya adik ku lain kali harus izin dulu..." ia mengusap helaian rambut jeslyn mengajarkan adiknya untuk tidak menggunakan barang tanpa seizin darinya. "baik kak dan terimakasih" jeslyn tersenyum lega karna Hailey memaafkannya.

pagi pun berlalu menjadi siang tiba tiba suara pembuka pintu kamar Hailey berbunyi "hiks... hiks... hiks .." seorang wanita yang lebih tua darinya menghampiri Hailey yang sedang menangis "kamu kenapa sayang?" dengan rasa khawatir sebagai ibu kepada anaknya Madeline ini sekali menenangkan putri sulungnya itu "i... itu.. ma.. K.. hiks.. Kenan ma hiks hiks" ucapannya terbata bata dengan air yang mengalir terus dari matanya sehingga membuat pipinya basah. "iya Kenan kenapa sayang?" ibunya masih setia memeluknya bahkan pelukan itu semakin erat sehingga membuat Hailey menangis sejadi jadinya. "Kenan Uda ninggalin aku ma... padahal dia janji kalo kita bakalan tamatin game Survive Evil bersama sama sama tapi dia ninggalin aku ma... untuk selamanya" mendengar hal itu medeline pun ikut terhanyut kedalam perasaan putri sulungnya.

dari kejauhan jeslyn mendengar apa yang terjadi pada Hailey sangat menyakitkan ia berpikir jika ia jadi Hailey pasti akan merasa sangat kesepian karna tidak ada yang menemani sang Kaka. muncul sebuah ide dari otak jeslyn ia akan membuat kakanya senang terhadap dirinya kali ini. ia mulai mendekati kedua orang tersebut manaiki tangga yang cukup panjang lalu ia mengulurkan tangannya kepada wanita berambut coklat yang masih dalam dekapan sang ibu "ayo kak main sama aku" tangannya masih setia mengulurkan kepada kakaknya itu.

"baiklah" sambil mengusap air yang telah membasahi pipinya ia pun menerima uluran tangan jeslyn. ia dan jeslyn masuki ruangan yang cukup kecil dan dingin karna sedari tadi Hailey sama sesakali belum mematikan mesin pendingin ruangan tersebut.

"aku harus memulainya dari awal lagi" kata Hailey yang masih merasa sedih dengan Kenan yang tiba tiba meninggalkan dirinya. "sudah kak kau harus mengikhlaskan ya. aku yakin dia pasti sudah berada di game ini dia pasti akan memenangkan game ini kak... aku yakin itu" Hailey tiba tiba tertawa kencang mendengar perkataan adik seakan adiknya ini benar benar polos dan tidak tau yang terjadi pada Kenan. " hahahaha jeslyn kau ini benar benar belum mengerti yah? kalau orang sudah meninggal tidak akan bisa memainkan permainan game ini" jeslyn bingung denga perkataan kakaknya ia tidak tahu kemana Kenan akan pergi. "lalu kemana dia akan pergi kak?" jeslyn yang masih bingung dengan ucapan kakanya ia bertanya kepada gadis yang ada di sebelahnya itu. "ia sudah tidak disini atau pun di dalam game dia pergi aku bahkan tidak tau juga kemana Ia akan pergi dan tempat seperti apa yang akan ia tinggal disana" sangat jelas tersirat ekspresi wajah Hailey yang sangat murung saat menjelaskannya kepada jeslyn. "sudahlah kak aku tahu pasti dia akan menyelesaikan tugasnya disana dan suatu saat kau akan bertemu dengannya" ucap jeslyn sambil memeluk erat sang Kaka.

Hailey cukup tenang dengan pelukan dari adik kecilnya. ia pun bangkit dari tempat yang ia duduki berukuran 2x1 meter itu. ia mengambil sebuah benda yang hampir menyerupai remote control "nih pegang, kau akan mengantikan Kenan" ucap Hailey sambil mengulurkan benda tersebut. "cara mainnya gimana kak?" jeslyn yang masih NUB bertanya kepada yang lebih senior dalam game yang akan ia mainkan bersama kakanya. "... untuk loncat pencet bulat untuk mukul pecet x untuk lari pencet kotak dan untuk pukulan combo pencet R1 setiga bulat..." ajar Hailey pada adiknya masih newbe tapi kagum dengan karakter game yang ia mainkan oleh kenan "nah untuk karaketer yang di mainkan Kenan ada hal yang special dari karakter yang kau mainkan coba pencet R1+L2 setiga bulat jangan lupa yang sebelah kiri arahkan ke atas saat ada musuh" jeslyn masih tidak bisa memakai karakter tersebut dengan arahan yang Hailey tadi karna permainan belum di mulai. "okay aku start ya... ini level awal jadi masih lebih mudah untuk mengalahkan musuh... sebentar ada cut seen semoga kamu mengerti dari jalan cerita game ini..." Hailey sangat berharap bisa jeslyn bisa mengerti dan menyelesaikan game ini karna semakin lama mereka bermain semakin kuat musuh yang ada di dalam permainan tersebut. "kak aku ngga ngga ngerti bahasa Inggris..." jeslyn menggelengkan kepalanya karna tidak paham bahasa dari game tersebut bahkan terjemahannya bukan dari bahasa yang ia mengerti. "cut seen nya itu menceritakan bagaimana manusia bisa terpapar dari virus B... para ahli mengira kalau virus itu dapat mengembalikan mereka semua seperti sebelumnya tapi mereka semua mati dan tidak memiliki nyawa. Dockter Hezel yang membuat virus itu menjadi tidak stabil awalnya uji coba itu di teliti pada hewan mereka bisa kembali hidup oleh Docter Paul Jones dan di kembangkan oleh Dokter Hazel Chaird dan Dokter Rich Rickman. Docter Richman telah membuat virus itu berkembang dengan baik tidak hanya pada hewan tapi juga tumbuhan semuanya berjalan stabil tapi Docter Hazel iri kepada Docter Richman yang bisa membuat semuanya terlihat sempurna termasuk keluarganya. Docter Hazel sudah tidak memiliki anak atau pun istri. ia mulai membuat virus B (The Breeding Virus) dan di uji coba langsung terhadap orang orang yang membantunya termasuk rekan kerja samanya itu Docter Richman. Lalu di ketahui oleh FBI Amerika serikat menyelidiki tempat itu tapi sayang mereka semua tidak selamat dan juga Para kepolisian di daerah itu telah menjadi manusia buas. Kristina Coline Western dan Nicolas Referdy mereka di suruh oleh Captain Hersley Norman Benardic untuk segera menyelidiki kasus tersebut untuk menyelidiki apakah masih ada virus B yang masih negatif untuk pemulihan sementara waktu. Tapi sayangnya untuk mengambil Sampel B negativ kita harus masuk kedalam tempat pembuatannya virus B yang di buat oleh Docter Hazel karna semua Sempel B negatif ada padanya.... Begitulah cut seen tadi di jelaskan... Apa kau paham jeslyn?" Tentu anak seperti jeslyn sangat pandai dalam bermain game walaupun belum menguasai bahasa dalam game tersebut ia yakin dengan bimbingan kakanya bisa jadi pemain yang hebat dan menyenangkan hati Hailey.

"Tapi kenapa Docter Hazel melakukan hal sekejam itu kak?" Jeslyn tidak habis pikir kepada karter antagonis sekaligus menjadi musuhnya itu melakukan hal hal yang kejam kepada manusia. Pikiran jeslyn yang masih polos membuat Hailey justru menjawab dengan cepat agar Jeslyn mengerti baik di game atau pun di dunia nyata ada saja orang orang yang serakah, egois, dan jahat kepadanya. "Jeslyn adikku terkadang kehidupan itu memang kejam mereka serakah dan iri melihat orang yang hidup dengan penuh kebahagian maka dari itu mereka bisa berbuat hal seperti itu agar kita tau apa yang mereka rasakan tapi ada yang sampai berakibat fatal contohnya seperti Docter Hazel"

"Oke kita sudah masuk kedalam permainannya sekarang kau harus tetap berada di belakang ku, paham!?" Jeslyn menganggukan kepalanya 2 kali mengiyakan usulan sang Kaka.

Jalanan yang begitu luas Telah di hadang oleh 4 mobil sebagai perbatasan. Diam diam karakter Hailey dan jeslyn diam diam meyelianap dari belakang mobil karna ada banyak musuh di depan sana "apa yang harus kita lakukan kak?" Tanya jeslyn dengan suara kecil yang hampir tidak bisa di dengar oleh kakanya "kita harus menemukan bahan peledak untuk memusnahkan mereka" usul Hailey yang masih mencari suatu barang yang bisa memusnahkan para kawanan musuh.

Tiba tiba jeslyn menemukan sesuatu yang terletak dalam bagasi mobil berupa botol dan terdapat sebuah kain di dalamnya "kak aku menemukan molotov cocktail ini harus aku apakan?" Jeslyn memberitahu sang kakak yang masih mencari item "bagus tapi kita masih kurang satu lagi yaitu pemantik... Kita harus mencari pemantiknya untuk membakar kain didalam botol tersebut" Hailey masih berusaha mencari item tapi tidak satupun yang ia temukan. Hailey juga mencoba untuk membuka salah satu pintu dalam gedung tersebut tapi masih terkunci jadi ia juga harus mencari kunci yang masih di sembunyikan "Kak aku menemukannya" jeslyn dengan senang karna menemukan pemantik. "Kau menemukannya dimana?" Tanya Hailey masih penasaran. "Dibawah kolong mobil depan" jawab jeslyn ragu ragu karna mereka pasti sudah ketahuan. "Jeslyn musuh kita datang... Kita harus segera menembaki mereka aku bagian sebelah kiri kau sebelah kanan" jeslyn mengangguk kecil menyetujui ucapan Hailey. Mereka terus menarik pelatuk tersebut hingga banyak musuh yang berjatuhan dan terkapar di jalanan. "Kak peluruku habis... Bagi aku peluru kak" jeslyn kehabisan peluru karna musuh semakin banyak yang mendatangi mereka "tidak bisa jeslyn peluruhku juga sudah habis" jeslyn menyesal karna ia menghabis pelurunya dengan menembak asal, ia tidak tahu kelemahan sang musuh terletak di bagian mana.

Terdengar dari suara sebelah kiri telinga jeslyn suara menyeramkan dari musuh. "Kak di kananku ada musuh" jeslyn sudah kehabisan item termasuk Hailey. Tapi Hailey langsung menemukan cara untuk jeslyn "jeslyn pakai combonya arahkan ke musuh lalu pencet R1 segitiga bulat" jeslyn dengan cepat melakukan apa yang di perintahkan oleh kakanya "Wahhh... keren banget Nicolas" terlihat jelas raut wajah jeslyn yang mengembangkan pipinya dan agak sedikit memerah karna kagum dengan karakter yang ia mainkan "tunggu ada cut seen lagi"

Mereka melihat apa yang akan terjadi musuh semakin banyak "Nicolas!" Suara wanita itu membuat Nicolas tersadar dari ingatan masa lalunya dan ternyata Nicolas memegang botol dan segara ia membakar pada kainnya. Semua seluruh kerumunan itu jatuh dan terbakar tapi hanya sebagian dari mereka. Nicolas dan Kristina akan memasuki sebuah gedung untuk menyelematkan diri. " Kristina come here quickly" itu yang dikatakan oleh Nicolas sebelum Kristina masuk dan akan menutup penghalang yang membuat musuh musuh itu tidak bisa masuk. Kristina masuk dan mereka selamat dari mayat hidup yang membuat nyawa mereka terancam. "Thanks Nicolas" Kristina dan Nicolas berjabat tangan sebuah tanda selamat dari serangan tadi. "You know it's not over yet" cut seen sudah selesai tapi Nicolas dan Kristina masih melanjutkan percakapan mereka. "yeah i know but you should know we are lucky today Nic" Kristina memberitahu apa yang mereka lakukan hanya sebagai keberuntungan mereka. "Yeah... Not for tomorrow" percakapan mereka berakhir dan 2 orang yang sedang mendengar percakapan kedua karakter mereka yang mereka mainkan.

"Kak sekarang kita mau kemana kak?" Jeslyn tidak tau kemana tempat selanjutnya Yang akan mereka tuju. "Sebentar kita lihat map dulu... Hmmm sebentar... Sepertinya kita akan naik keatas tapi mapnya belum terbuka semua dan sepertinya kita juga harus mencari beberapa item yang lain" Hailey dan jeslyn masih mencari item tapi waktunya bagi mereka harus menyudahi permainannya walaupun masih menggantung tapi mereka puas dan akan memainkannya lagi. "Oke sampai disini dulu dan kita juga sudah dapat tempat save yang aman di sini" ucap Hailey sambil meletakkan stick mereka di atas meja.

Jeslyn senang melihat kakanya begitu hebat bermain game ia berharap suatu saat ia kan sama seperti Hailey.

Terdengar suara langkah kaki dari luar Jeslyn yang sedang menonton TV bersama Adiknya Carlos yang baru berumur 1 tahun mendengar ada seseorang yang membuka kenop pintu yang mengenakan seluruh ruangan itu "ah lelahnya..." dengan cepat langkah kecil dari jeslyn menuju suara khas dari pria parubaya yang menggunakan jas abu abu dan sepatu berwarna hitam itu " Ayah" tanpa memberi aba aba jeslyn langsung lebarkan tangan dan langsung di balas sambutan hangatnya dari Ayah Jeslyn. "Ayah tidak lupa kan?" Ayah jeslyn memasang muka sedih ia telah melupakan apa yang selalu anaknya inginkan darinya. "Maaf jeslyn tidak untuk hari ini" anak yang baru berumur 6 tahun itu memanyunkan sedikit bibirnya matanya mulai berkaca kaca "tapi ayah sudah janji" Ayahnya langsung memeluk anak itu ia membuat suasana Hati jeslyn menjadi tidak baik. Dengan cepat tangan Ayah Jeslyn berahli kebelakang punggung mengambil suatu barang yang di bungkus peper bag berwarna merah.

"Maafkan ayah untuk hari ini karna ayah tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi..." Kata Ayah Jeslyn yang langsung memberikan peper bag merah itu kepada jeslyn. Bibir mungil jeslyn langsung melengkung ke atas pipi chubynya mengembang seperti bakpao di warnai sedikit memerah disana dan mata jeslyn membinar. Sangat jelas dari wajah anak kecil itu ia sangat senang walaupun ayahnya membohonginya tadi tapi juga dengan cepat memberikan kebahagian. "Ayok cepat buka" sang ayah juga tidak sabar melihat eskperisi anaknya yang akan senang atas pemberiannya.

Perlahan tapi pasti lembaran kertas yang bergambar pohon Natal memberikan kesan sangat terdalam baginya hadiah paling indah di musim dingin yang membuat ia besemangat membuka isi hadiah yang masih terbungkus oleh kertas itu melihat isi didalamnya terdapat sebuah play station 2, terdapat stick dan beberapa kaset game untuk di mainkan. Senang itulah yang dirasakan oleh anak kecil itu "terimakasih Ayah dan Selamat Natal" jeslyn memeluk ayahnya dan langsung di balas oleh Sang Ayah "Iya sayang... Selamat hari Natal"

Seorang wanita berdiri di pinggiran tembok bersama anak sulungnya tangan kirinya memegang kepala putri nya itu "apa kau senang sayang?" Jeslyn langsung berlari ke arah ibunya sambil membawa hadiah yang ia pegang. "Tentu saja.. ibu lihat ayah memberikan apa yang aku inginkan" ibu jeslyn sedikit membukuk untuk mensejajarkan wajahnya ke muka jeslyn. "Karna kau pantas menerimanya sayang" ibunya tersenyum senang melihat wajah putri kecilnya senang. Hailey yang melihat adiknya tengah bahagia ia memasang wajah datar tapi sedikit tersenyum "selamat ya akhir apa yang kau inginkan tercapai juga.. Dan...." Adiknya masih menunggu pengucapan Hailey yang masih menggantung "dan apa kak?" Hailey memang tidak begitu dekat dengan jeslyn karna menurutnya jeslyn terlalu di manjakan oleh orang tuanya karna membeli Play station seumuran jeslyn ia tidak perlu meminta ayah membeli barang itu untuknya karna ia bisa membelinya dengan uang hasil tabungannya yang di berikan oleh ayahnya tiap bulan walaupun ia tau jeslyn anak yang manja ia tetap sangat menyayanginya "selamat Natal" Hailey mengakhiri kalimatnya.

Dua anak kecil perempuan dan sepasang suami istri ini pun berpelukan satu sama lain tapi di saat mereka sedang senang dengan keadaan yang mereka lakukan hari ini terdengar suara tangisan di sofa tepat sebelah jeslyn duduk tadi "Ah... Carlos menangis, ia pasti merasa di lupakan" sang ibu lebih dulu melepaskan pelukan hangat dari keluarga kecil yang sedang berbahagia. "Anak baru papa menagis kencang sekali" Madeline yang melihat William suaminya itu tertawa kecil "sudah enam bulan apakah masih di bilang baru hmm?" William lupa jika anak sudah berusia 6 bulan ia merasa baru saja ia akan memiliki anak ke tiga dari 2 anak perempuan yang kini akan beranjak menjadi gadis remaja terutama Hailey "maafkan aku sayang aku melupakan itu" ucap suaminya yang langsung membuat kedua anak kecil ini menutup matanya, Hailey yang masih melihat jeslyn masih membuka matanya menonton apa yang akan di lakukan pada orangnya nanti langsung menutup mata jeslyn dengan sebelah tangannya "sayang apa kau tidak tahu sekarang ada anak anak mereka bahkan tidak mau melihat kita seperti ini" William kaget dengan ucapan Madeline langsung menjauh dari tubuh wanita itu tapi sebelum ia membuat jarak terhadap Madeline ia berbisik "kita lanjutkan di dalam saja". "Baiklah anak anak waktunya tidur dan jangan lupa sikat gigi kalian atau tidak monster monster di dalam mulut kalian akan menghancurkan gigi kalian raowhg... Raowgh... Raaough.." jeslyn tertawa melihat tingkah ayahnya yang lucu... Walaupun umurnya 6 tahun tapi ia tahu cara agar giginya tetap kokoh dan terawat "baik Ayah aku akan tetap menjaga kesehatan gigiku" Ayahnya mengembangkan pipinya, bibirnya pun melengkung dan sambil mengusap-usap rambut anaknya itu "good gril" jeslyn masih menunggu di tangga menunggu kehangatan dari William. William menempelkan bibirnya itu tepat di kening Jeslyn "sampai kapan sayang kau ingin berdiri disini? Ayo cepat pergi keatas dan sikat gigi mu lalu tidur" William ingin beranjak kekamarnya tapi jeslyn masih menunggunya di tangga ia lupa mengucapkan sesuatu "selamat malam sayang" jeslyn dengan cepat membalas ucapan William "selamat malam Ayah".

Jeslyn langsung berlari menuju ruangan 15x24 meter tersebut yang berisikan tempat tidur, meja belajar, kamar mandi kecil, lemari baju, dan Tv berserta mejanya. Ia letakan Play station miliknya di meja TV ia mengecek kaset game yang akan ia mainkan nanti seperti hidden forest, lonely island, lost city, red eyes, golgotha, city life dan masih banyak lagi ia memilih beberapa kaset game yang akan ia mainkan bersama kakanya lalu mengembalikannya di paper bag pemberian ayahnya itu. Baru saja ia akan menaruhnya kembali ternyata masih ada tersisa satu kaset game yang bertuliskan angka "apa ini?" Ia mengeluarkan kaset itu dari paper bag. Bertulisan angka yang ia tidak mengerti dan kurang menarik baginya. Kaset itu di bungkus dengan warna bagian atas putih dan bagian bawah yang berwarna hitam dan di tengahnya bertuliskan angka 703. Jeslyn tidak tau game apa yang di dalamnya ia langsung dan ia langsung mengembalikannya dan memasukan kaset lain yang ia keluarkan tadi kedalam paper bag.

Ia menunju kekamar mandi sekedar memberikan kotoran dari giginya seperti saran Ayah jeslyn katakan. Jeslyn menuju kasur empuk miliknya sekedar beristirahat karna besok akan mendapatkan banyak paket.

Sinar matahari menembus ruang kaca milik jeslyn. Perlahan lahan ia membuka matanya samar samar ia mendengar suara langakah kaki yang cepat membuka kenop pintunya yang masih tertutup "Hey pemalas kenapa kau tidak beranjak dari tempat tidurmu? Kau tidak akan mendapatkan hadiah setelah aku membuka semuanya" dengan semangat Hailey mengatakan hal itu. Dengan cepat jeslynberanjak dari tempat singah sana ku dan turun kebawa. Dari kebawahan aku melihat ada pohon besar yang sudah di hiasi lampu. "Selamat Natal sayang" ucap Madeline dan William "kalian boleh membuka hadiah semua ini" mereka menyuruh jeslyn dan Hailey membuka salah satu hadiah Natal. Jeslyn melihat sebuah hadiah kecil dan berbentuk seperti kaset play station ia mencoba untuk membukanya. Sobekan kasar dari jeslyn dengan cepat ia membukanya dan melihat apa yang ada di dalamnya "703? Tidak mungkin..." Madeline menghampiri anaknya cemas dengan keadaan jeslyn yang merasa agak aneh saat ini "ada apa sayang?" Tanya Madeline khawatir yang melihat jeslyn keringatan. "Aku tidak apa apa... Aku... Aku...." Hailey mendatangi jeslyn yang masih berdiri dan memeggangi kasetnya "ada apa? Owh... Sepertinya itu Angka keberuntungan mu di tahun ini... Hahaha" jeslyn bingung kenapa hadiahnya sama seperti hadiah saat ayahnya beri di tahun lalu. "Ayah... Ayah... Ay.... Ah" hendak ia ingin bertanya pada ayahnya tapi pengelihatannya kabur dan ia terjatuh di sebuah alas kayu.

****

Jeslyn terbangun dengan nafas yang terengah ngengah ia mengingat kembali apa yang ia mimpikan tadi. Tepat 9 tahun yang lalu di musim dingin ia di belikan sebuah play station yang banyak terdapat sebuah kaset game tapi kaset aneh 703 itu tidak pernah ia sentuh sama sekali.

Ia mendengar suara langakah kaki yang cepat membuka kenop pintunya yang masih tertutup "Hey pemalas kenapa kau tidak beranjak dari tempat tidurmu? Kau tidak akan mendapatkan hadiah setelah aku membuka semuanya" dengan semangat Hailey mengatakan hal itu. Jeslyn merasa aneh hari ini mirip sekali dengan mimpinya seperti Dejavu tapi bedanya saat itu ia masih berumur 6 tahun kini ia sudah menjadi gadis remaja berusia 15 tahun dan Hailey 19 tahun "Apa aku bermimpi lagi?" Hailey merasa aneh dengan perkataan jeslyn barusan langsung menanyakannya "apa yang kau ucapkan barusan?" Jeslyn tidak sadar dengan ucapannya barusan ia langsung segera sadar "tidak bukan apa apa kak" jawabnya singkat ia langsung segera turun kebawah melihat ada sebuah pohon besar mirip yang ia mimpikan semalam. Kedua orang tuanya dan Carlos sudah berada di bawah "selama Natal jeslyn kau bertambah cantik" Madeline tersenyum manis pada anaknya itu dan kau Hailey semoga kau mendapat kan jodoh hari ini "aku tidak ingin menikah dan punya anak!" Nada Hailey yang ketus hanya di balas senyuman lembut dari Madeline. "Carlos ayok cepat buka semua hadiah yang ada di sini dan kau jeslyn coba untuk bantu adikmu" jeslyn membantu 3 kotak hadiah tapi pandangannya terahlikan oleh sebuah kado yang sama persis ia dapatkan dari dalam mimpinya. Ia langsung merebut kado itu "jeslyn kenapa kau merebut hadiahku kau kan sudah banyak kaset game yang kau miliki" Carlos marah kepada jeslyn karna telah merebut hadiahnya padahal masih banyak hadiah lain yang masih belum di buka. Jeslyn tidak membiarkan Carlos yang membukanya ia masih setia memegang dengan erat hadiah itu. "Berikan pada ku!" Jeslyn menyuruh Carlos untuk memberikan hadiahnya kepada Jeslyn. "Tidak.. kau cari yang lain saja!" Akhirnya jeslyn terpaksa merebutnya dengan cara seperti melepaskannya terlebih dahulu lalu merebutnya kembali "jeslyn itu punya ku!" Jeslyn tidak peduli apa yang di katakan oleh Carlos ia hanya terfokus untuk membuka hadiah yang ia rebut dari Carlos. Pelan pelan ia membukanya dengan tangan bergetar juga basah. Saat isi dari dalam hadiah tersebut sudah tidak di bungkus dengan kertas kado yang ia temukan bukan lah kaset 703 tapi game yang sudah pernah ia mainkan sampai bosan bersama kakaknya.

"Ini untuk mu!" Jeslyn memberikan kaset itu pada adiknya "aku tidak mau kau telah merusak suasana hatiku hari ini" Carlos sangat sedih dan marah pada jeslyn "maaf kan aku Carlos" Carlos hanya pasrah lagi pula ia tidak mengira kalau jeslyn akan memberikan hadiah itu padanya "kau ini kenapa? Tiba tiba kau malah memberikannya pada ku padahal tadi kau merebutnya... Aneh..." Jeslyn hanya menundukan kepalanya ia merasa sangat lelah dengan yang ia mimpikan dan kenyataan sepertinya ia harus menyimpan kaset itu dan tidak berada di susunan kaset play station miliknya.