Sinar matahari masuk lewat jendela dengan tiba-tiba, menandakan kalau sudah pagi hari. Triana yang sedang tidur pun dengan terpaksa bangun karna sinar matahari itu menyilaukan pengelihatan nya.
Dia mengusap-usap mata nya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke kamar nya. Setelah itu dia bangun dari ranjang nya, kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri nya.
Triana mandi selama 20 menit, setelah selesai mandi dia langsung berjalan ke walk-in-closet milik nya untuk memilih pakaian yang akan dia pakai hari ini. Dia memakai baju blouse warna biru dilapisin blazer warna putih dengan celana model 7/8 berwarna hitam dan juga sepatu high heels saint laurents milik nya. Setelah lengkap dan menurut nya cocok, dia turun ke bawah untuk sarapan. Dia masuk ke dapur untuk membuat sarapan nya yang hanya roti bakar yang di olesin dengan selai nenas dan susu coklat hangat.
Triana selesai sarapan selama 10 menit, dia mencuci piring kotor nya lalu berjalan ke kamar nya lagi untuk mengambil semua berkas-berkas, tas dan kunci mobil nya. Setelah semua nya lengkap, dia pun berjalan keluar apartemen mewah nya lalu berjalan menuju parkiran di basement. Dia pun sampai lalu masuk ke dalam mobil sport mewah nya. Kemudian mengendarai mobil nya itu ke Wijaya Corporation sambil mendengarkan lagu favourite nya.
Beberapa lama kemudian, dia sudah sampai kantor. Triana pun langsung mengendarai mobil nya menuju basement untuk memakirkan mobil nya. Setelah dia selesai memarkirkan mobil nya, dia pun berjalan menuju ke lobby kantor yang ternyata sudah ramai. Banyak sekali karyawan nya yang jalan bolak-balik disana.
Triana pun berjalan dengan muka datar nya sambil menganggukan kepala nya karena beberapa karyawan nya memberi sapaan ke diri nya. Dia pun berjalan ke arah lift khusus milik nya dan memencet tombol 17.
Dia pun sudah sampai di lantai 17, dia pun langsung berjalan ke ruangan nya. Ruangan khusus CEO. Di lantai 17 ini sangat lah sepi, karena karyawan di lantai ini tidak banyak.
Triana pun di sapa juga sama sekretaris nya yang bernama Laurensia Vianca. Triana pun juga menganggukan kepala nya untuk membalas sapaan sekretaris nya itu.
Dia pun sampai di ruangan nya lalu duduk di kursi kepemimpinan nya. Setelah duduk, dia pun langsung mengeluarkan laptop yang ada di dalam tas nya dan mengecek ulang semua berkas yang dia kerjakan semalam.
Saat dia sibuk-sibuk nya, dia mendengar suara ketukan pintu karena ada yang mengetuk pintu ruangan nya itu.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk" jawab nya dingin dan tegas.
"Maafkan saya sudah menganggu waktu anda nona, siang nanti anda akan menghadiri rapat dengan Ryder Corporation untuk membahas tentang pembangunan hotel di Hawaii" ucap Laurensia.
"Baiklah... Siapkan materi presentasi nya sekarang juga" ucap Triana tanpa melihat ke arah sekretaris nya itu.
"Baik, nona. Kalau begitu saya izin pamit dulu" kata Laurensia dengan sopan.
Laurensia yang keluar dari ruangan itu pun Triana tidak memperdulikan nya. Dia malah tetap fokus dengan berkas-berkas yang berserakan di meja kerja nya itu.
Setelah lama waktu berlalu, sekarang sudah menunjukkan jam 12 siang. Tapi Triana masih sibuk dengan semua pekerjaan nya sampai dia sendiri lupa dengan jam makan siang nya. Dia juga enggan beranjak dari kursi kebesaran. Dia rencana nya mau menyelesaikan semua pekerjaan nya itu dengan cepat, ditambahkan 45 menit lagi dia akan menghadiri rapat dengan Ryder Corporation, perusahaan nomor satu di seluruh dunia. Dia pun menyuruh Laurensia untuk segera memesankan makanan yang dia sukain di sebuah cafe yang berada di depan kantor milik nya.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk" jawab Triana.
"Maaf nona. Ini pesanan yang ada pesan tadi nona" ucap Laurensia dengan sopan.
"Taruh saja di atas meja sana" kata Triana dingin dan tidak menatap lawan bicara nya lagi.
"Baik nona. Kalau begitu saya permisi nona" pamit Laurensia, lalu dia pun segera pergi ke kantin untuk makan siang juga.
Karena sudah merasakan sakit di perut nya, Triana pun menghentikan pekerjaan nya sebentar lalu dia pun berjalan ke arah sofa yang berada di ruangan kerja nya itu. Lalu ria mulai membuka bungkus makanan yang dia pesan tadi. Pesanan yang dia pesan tadi adalah Grilled Chicken black papper. Dia pun mulai memakan makan siang nya itu dengan lahap.
15 menit dia habis kan untuk menyelesaikan makan siang nya itu lalu membuang bungkus makanan nya ke tempat sampah yang ada di samping meja kerja nya. Kemudian dia pun duduk di meja kerja nya untuk melanjutkan pekerjaan nya kembali.
Tempat pukul 1 siang, dia segera berjalan menuju ke ruang meeting yang berada di sebelah ruangan nya untuk menghadiri rapat dengan Ryder Corporation.
Dia pun sudah masuk ke dalam ruangan meeting itu, disana sudah banyak terisi oleh anggota yang akan mengikuti rapat nanti.
Rapat tersebut di hadiri oleh GM Wijaya First Production dan Ryder Corporation dan juga CEO Ryder Corporation yang diikuti dengan sekretaris nya. Sedangkan Triana juga didampingi oleh sekretaris nya.
Pintu ruang meeting pun terbuka dan terlihatlah dua orang perempuan yang sedang memasuki ruangan itu. Kedua perempuan itu pun duduk bersebelahan. Sedangkan di depan mereka, CEO Ryder Corporation bersama sekretarisnya.
Dan melihat itu, Triana pun membelalak bola mata nya begitu melihat laki-laki yang duduk di depan nya sekarang. Pria itu sangat tampan dan mempesona, tapi memasang muka sedingin es.
"Bukankah itu.. shit...!!. Ini tidak mungkin!" batin triana.
Namun dengan cepat Triana segera menormalkan ekspresi nya lagi. Sedangkan leurensia yang berada di samping Triana pun menatap bos nya itu bingung. Karena, selama ini bos nya itu tidak pernah menunjukkan ekspresi terkejutnya kepada siapa pun itu.
Bos nya selalu saja memasang ekspresi dingin dan datar nya dimana pun dia berada. Dan ini merupakan pemandangan yang sangat menarik bagi Leurensia.
"Ya ampun... Ini pertama kali nya aku melihat ekspresi terkejut nya itu. Hihihi... " batin Leurensia.
Alfred pun menyadari ekspresi terkejut Triana hanya menanggapi nya dengan ekspresi datar milik nya.
Sebenarnya Alfred juga ikut terkaget, karena dia tidak menyangka akan ikut menghadiri rapat dengan perempuan yang dia tabrak waktu itu.
"Alfred Alexander Ryder, CEO Ryder Corporation" ucap Alfred datar dan tegas.
"Triana Citrawani Wijaya, CEO Wijaya First Production" balas Triana dengan tak kalah datar nya.
Mereka berdua berkenalan sambil menjabat tangan masing-masing. Alfred tidak bisa melepaskan pandangan nya dari perempuan yang ada di depan nya, begitu juga dengan Triana. Triana juga menatap Alfred dengan begitu intens juga.