Chapter 6 - bab 5

Lucas pun terbangun tepat jam 7 pagi, karena sinar matahari yang masuk kedalam kamarnya lewat jendela.

Dia pun langsung bangun dari ranjangnya, kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia membersihkan diri selama 10 menit saja, setelah selesai dia pun segera turun kebawah untuk sarapan yang sudah disediakan oleh pembantunya.

Setelah sarapan, dia langsung mengambil tas kerjanya sekaligus jas dan kunci mobilnya untuk berangkat ke kantor nya.

Alfred pun mengendarai mobilnya dengan sangat cepat. Tidak butuh waktu lama, dia pun sampai dikantornya dan langsung berjalan menuju ruangannya.

Alfred yang melihat kantornya masih sepi, karna karyawan yang datang pun masih sedikit. Alfred sengaja datang duluan, karena dia malas berada di mansion miliknya yang sangat sunyi

Dia menuju lift dan menekan tombol 21, setelah sampai di lantai 21, dia segera masuk kedalam ruangannya dan langsung disambut oleh sekretarisnya.

Setelah masuk, dia langsung mengeluarkan laptop miliknya dan duduk di kursi kebesarannya, lalu mulai bekerja.

Alfred yang sedang sangat serius bekerja, mendengar suara pintu ruangannya dibuka oleh seseorang, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri.

"Hai bro," sapa Christian.

"Ngapain lo kesini? Kau menganggu pekerjaanku saja," ucap Alfred datar.

"Hehe... Maaf Fred. Gue bosan banget berada di kantor, jadinya gue datang kesini deh. Kan lumayan gak suntuk," jawab Christian sambil cengar-cengir.

Alfred yang mendengar perkataan sahabatnya itu pun memutar bola mata nya malas, "Whatever for you," ucap Alfred yang sudah berdiri dari meja nya, lalu berjalan kearah bar mini yang ada di sudut ruangannya.

"Coffee or tea?" tanya Alfred ke Christian

"Tentu saja coffee," jawab Christian.

Mendengar itu pun, Alfred segera membuat coffee untuk mereka berdua menggunakan mesin kopi di bar mini nya. Setelah jadi, dia langsung berjalan ke sofa nya, lalu duduk di samping Christian sambil meletakkan kopi tadi.

Mereka meminum kopi itu sambil berbincang-bincang tentang bisnis yang mereka jalanin.

Tidak terasa udah tengah hari, karena asik berbincang-bincang mereka tidak sadar kalau udah siang hari.

"Oh astaga, gue pergi dulu ya Fred. Gue baru ingat kalau ada janji sama seseorang," ucap Christian.

"Hah... Janjian? Sama siapa?" tanya Alfred penasaran.

"Gue tahu. Pasti sama perempuan kan?"lanjut Alfred.

"No. Gue tidak punya teman perempuan Saturn. Gue hanya ada janji dengan adik gue untuk makan siang bersama," ucap Christian.

"Baguslah... Segera menyingkirlah dari hadapan gue dan tempat gue sekarang juga," kata Alfred dingin.

Christian yang mendengar perkataan sahabatnya itu, hanya bisa meringis lalu pamit untuk pergi. Alfred pun mengelengkan kepala nya melihat tingkah laku sahabatnya.

Dia pun ikut keluar untuk makan siang, rencananya dia akan pergi ke cafe yang berada didekat penthouse Triana. Cafe itu adalah cafe kesukaannya, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari kantornya.

Setelah melakukan perjalanan selama 10 menit, dia pun sampai di cafe tersebut dan langsung memesankan makanan untuk dirinya.

Dia pun sudah selesai memesan makannya, sambil mengamati sekeliling cafe itu. Tiba-tiba pandangannya teralihkan pada dua orang gadis. Kedua gadis itu baru saja masuk kedalam cafe tersebut, lalu langsung duduk didekat jendela.

Ya, kedua gadis itu ialah Triana dan Isabella. Mereka berdua sedang makan siang bersama sambil ketawa-ketawa. Alfred pun hanya memperhatikan kedua gadis itu, terutama Mata nya hanya tertuju pada Triana.

Dia yang melihat Triana yang tertawa seperti itu pun tanpa sadar dirinya juga jadi ikut tersenyum juga.

Tiba-tiba dia tersentak, karna makanan yang dia pesan pun sudah datang. Dia langsung memakan makanannya dengan lahapnya.

Triana dan Isabella yang sedang asik bicara, tiba-tiba mata Isabella menemukan sosok laki-laki yang familiar baginya, " Tri...Tri...Lihat deh, bukankah itu laki-laki yang waktu itu ketumpahan kopi ya?" tanya Isabella.

"Mana?" tanya Triana.

"Itu loh Tri," jawab Isabella sambil menunjuk laki-laki yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Triana pun langsung melihat ke arah yang ditunjuk Isabella. Dan seketika itu juga jantung nya berdetak kencang.

DEG!!...DEG!!...

Ya ampun, kenapa harus bertemu dengan laki-laki menyebalkan itu lagi sih!" batin Triana.

"Hm," jawab Triana singkat sambil memasang ekspresi datar nya.

"Lah kok jawab hm doing sih. Dia itu tampan Tri! Semua perempuan meleleh saat melihat laki-laki tersebut. Kenapa lo malah biasa aja?" tanya Isabella.

"Hm.. Entah. Kenapa pula aku harus peduli sama dia," jawab Triana dingin.

Tidak butuh waktu lama, makanan mereka pun sudah datang dan mereka langsung memakannya. Setelah selesai makan, mereka berdua pun langsung membayar makanan mereka masing-masing, dan langsung pergi keluar dari cafe tersebut.

Alfred yang melihat Triana yang sudah keluar, dia pun ikut keluar untuk balik ke kantornya kembali. Tapi dia mempunyai sebuah rencana untuk Triana.

Jam sudah menunjukkan jam 6 sore, sekarang sudah waktunya pulang. Triana sangat senang, karna sudah waktunya pulang. Triana mau cepat pulang karna punggungnya sudah pegal semua, akibat terus-menerus duduk di ruangannya.

Dia pun berjalan ke parkiran basement, tapi dia terkejut karena ada seseorang di belakangnya.

"Anda? Kenapa anda ada disini?" tanya Triana.

"Saya hanya ingin membahas masalah pembangunan hotel di Hawaii denganmu." jelas Alfred.

"Huh!... Baiklah. May dimana kita membahasnya?" tanya Triana.

"Di restoran saja. Ikut dengan saya aja, " ucap Alfred sambil tersenyum, karena dia berhasil membohongi Triana.

Mereka berdua pun masuk kedalam mobil Alfred. Beberapa saat, Triana baru tersadar dengan mobil sportnya, "Ehh... sebentar! Bagaimana dengan mobil saya?" tanya Triana.

"Lebih baik kita pisah mobil saja Mr. Ryder," lanjut Triana.

"Tidak bisa! Kau harus satu mobil dengan saya," ucap Alfred datar.

"Jadi, mobil saya gimana?" tanya Triana.

"Mudah saja. Tinggal titip aja di kantor. Itu saja ribet," jawab Alfred santai.

Pada akhirnya, Triana mengalah karena dia malas berdebat dengan Alfred. Melihat Triana yang pasrah aja, Alfred pun tersenyum kemenangan lagi.

Triana mengambil Hp-nya, lalu menelpon sekretaris pribadinya supaya mengantarkan mobil sportnya ke penthouse Milik nya.

Mobil Alfred pun berjalan membelah jalanan London, Alfred mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata, karena dia mau menghabiskan waktunya bersama Triana.

Setelah sampai di sebuah restoran, mereka pun turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran mewah. Lalu segera mencari meja untuk mereka duduk. Duduk mereka pun berseberangan dan mereka pun memesan makanan masing-masing.

Triana yang melihat harga makanan di menu restoran tersebut, seketika matanya membelalak kaget, "Untuk apa anda mengajak saya makan di restoran mewah ini Mr. Ryder?" protes Triana.

"Nothing. Hanya untuk sekedar makan saja," jawab Alfred datar.

"Tapi disini sangat mahal," ucap Triana lagi.

Alfred pun menatap Triana dingin, "Udahlah...Kita akan tetap makan disini," ucap Alfred dingin dan tegas.