Kebahagiaan Marisa membuncah, senyumnya merekah. Ia membungkam mulutnya sendiri dengan telapak tangannya saking senangnya.
Marisa menunjuk pada dirinya sendiri. "Untukku? Sungguh?" tanya Marisa seakan tak percaya.
"Untuk siapa lagi kalau bukan kamu!?" sambar ibu mertuanya dengan nada sengit.
"Kalian itu benar benar tidak tau diri, sudah miskin seperti ini malah nekad membeli mobil."
Marisa sampai lupa mengatupkan mulutnya. Apa yang salah dari seorang suami yang memberi hadiah untuk istrinya?
Debi marah karena merasa iri, Kevin membelikan hadiah mahal untuk Marisa, sedang tidak untuknya yang ibunya sendiri.
"Marisa memerlukan mobil Bu. Jadi apa yang salah?" tanya Kevin.
Tetapi Debi tidak mau kalah. "Kamu kan menganggur. Kamu bisa antarkan Marisa ke mana saja, jadi untuk apa beli mobil?"
"Jadi ibu senang jika Kevin terus menganggur dan hanya bergantung pada Marisa begitu?"