Jeni dan Namira kemudian melangkahkan kakinya menuju ke mobil. Sambil berjalan Namira melambaikan tangannya kepada Cio, bahkan sampai masuk ke dalam mobil.
"Kamu sepertinya akrab sekali dengan anak itu," ucap Jeni.
"Dia baik tante," sahut Namira. "Tante tau. Dia suka membantu Namira dalam hal apa saja lho," beber Namira.
"Oh, iya? Apa saja?" tanya Jeni menggoda keponakannya.
Namira mengangguk. "Iya tante. Apa saja," jawab Namira dengan yakin.
Jeni tergelak. Namira mengerutkan keningnya. "Apa yang tante tertawakan?" tanya Namira bernada protes.
"Ya, karena kalian seperti orang dewasa saja," jawab Jeni. "Mungkin Cio menyukai Namira," goda Jeni.
"Itu tidak mungkin tante," elak Namira. Padahal wajahnya memerah karena malu. Dia sendiri belum tahu perasaan menyukai lawan jenis, dan menganggap Cio sebagai sahabatnya.
Melihat Jeni masih tertawa Namira kemudian protes. "Ah, sudah. Tante Jeni jangan tertawa lagi."