***Happy reading ****
"Qaila ..."
"Naila di mana? Kita sudah ditunggu oleh keluarga Wildan, jangan sampai telat sampai di restoran. Ibu nggak mau bapakmu nanti mendapatkan masalah dengan bos-nya itu." ibu Ratna bicara panjang lebar pada putri nya yang sebenarnya enggan untuk ikut dalam acara makan malam yang akan diadakan pada malam hari itu.
"Naila belum pulang dari tadi mah... " Qaila berkata dengan sedikit menggigit bibir bawahnya.
"Kemana itu anak!, Seharusnya dia sudah pulang jam segini!" Ibunda berucap seraya melihat jam di dinding ruangan itu.
Qaila memperhatikan mamanya yang terlihat sedikit gusar karena anak sulungnya tak juga pulang ke rumah.
Qaila hanya terdiam beberapa saat mengingat kata-kata sang kakak yang memintanya untuk menggantikan nya pada acara makan malam yang akan di laksanakan dengan keluarga pak Adrian pada malam hari itu.
"Kamu benar nggak tau kakakmu kemana?" Tanya ibunya sekali lagi dengan raut wajah tajam menatap putri keduanya itu,
Qaila hanya menjawab dengan menggeleng seraya menatap iba terhadap ibundanya.
Ada rasa bersalah dengan ibu nya karena telah berbohong, namun ia tak punya pilihan lain saat itu selain berusaha menutupi saudara kembarnya yang sebenarnya sedang menghindar dari perjodohan.
"Kalau begitu Kamu cepatlah bersiap, Lebih baik kita yang menunggu daripada mereka yang menunggu kita." Ibu ratna kembali memberikan perintah.
"Ya mah ..." Jawab Qaila patuh
"Ibu nggak enak ... Apalagi dia itu bos-nya bapak. dan kali ini bapakmu itu melakukan kesalahan yang cukup fatal, kamu paham kan?" Ibu Ratna kembali berkata panjang lebar seperti kebiasaan Sebelumnya yang selalu berbicara tanpa jeda.
"Ini sebenarnya bukan kesalahan bapak, tapi mengapa bapak yang harus menanggung semua ini...?"
"Sebenarnya, ya bukan murni kesalahan Bapak, tapi ... Ya sudahlah kamu bersiap saja, toh ini akan diselesaikan secepatnya oleh bapak." Ibu Ratna enggan membahas lebih rinci perihal masalah yang sedang dihadapi oleh sang suaminya pada sang putri.
"Lalu sekarang kak Naila nggak ada bagaimana? Bagaimana jika kak Naila menolak menikah dengan putranya itu?"
"Entahlah, bapak bisa saja marah sama Naila, kakakmu itu kemarin mengatakan setuju." Ucap ibu Ratna dengan raut wajah gelisah
"Nggak mungkin bapak marah sama Kaka Naila, dia kan anak kesayangan tidak seperti Qaila." Gadis cantik itu berkata dengan nada sedikit ketus.
"Kamu jangan bicara seperti itu, kalian itu sama, sama-sama anak kesayangan Bapak dan Ibu." Ungkap mamanya yang sedang berhias di Depan cermin.
"Kalau begitu Qaila tidak usah ikut acara malam ini, karena Qaila nggak ada keperluan di sini. ikut atau tidak bagi Mama dan Bapak tak ada masalah bukan?" Qaila kembali bertanya dengan raut wajah sedih karena merasa kakaknya yang lebih di utamakan daripada dirinya.
"Kamu mau membuat bapak bertambah marah?" Ibu ratna kembali melotot kearah putrinya seraya memalingkan wajahnya menatap putri bungsunya itu.
"Nggak Bu."
"Cepat ganti pakaian!"
"Aku sudah berganti pakaian." Ucap Qaila dengan raut wajah berbinar menahan rasa ingin ketawa atas penampilan Nya hari itu.
"Kamu. kenapa harus memakai pakaian seperti ini, lihatlah penampilan mu! Astagfirullah ...." Mamanya memandang tak berkedip seraya geleng-geleng kepala menatap penampilan putri nya itu yang tak biasa.
"Ini namanya trend fashion terbaru, lihatlah. aku mempersiapkan jauh-jauh hari untuk hari ini, Wildan yang terbiasa tinggal di luar negeri pasti akan suka dengan penampilanku." Ucap Qaila seraya berlenggak lenggok di depan ibunya dengan memakai kaos tali satu celana sobek-sobek di beberapa bagian hingga menampilkan paha mulusnya.
"Kalian sudah siap? Di mana Naila?" Suara Bapak nya yang tiba-tiba sudah ada di kamar itu.
"Nggak tau, ponsel nya tidak aktif" jawab
"Astagfirullah, apa-apa an ini?! cepat ganti bajumu seperti biasanya! Papa nggak suka melihat anak papa berpenampilan seperti preman begini!" Timpal bapak Bram yang baru saja tiba di rumah.
"Aku nggak mau ganti baju! Aku nggak jadi ikut acara makan malam jika nggak boleh memakai pakaian unu!" Qaila berupaya untuk mencari alasan supaya lolos dari acara perjodohan nya malam itu yang sudah pasti akan di gantikan olehnya.
Naila dan Qaila diam-diam sudah merencanakan hari itu, Qaila bahkan harus pura-pura jadi Naila, sang kakak yang seharusnya kan dijodohkan dengan Wildan malam itu.
"Kenapa sih, kak Naila selalu saja melempar masalah ke aku?!" Gerutu Qaila Seraya memakai sepatu.
"Ayolah Qaila ... Gantilah pakaianmu berpenampilan lah seperti kakakmu yang anggun dan cantik!" Bujuk ibunya.
"Nggak mau! Aku nggak nyaman berpakaian seperti kak Naila. lebih baik jika Ibu mau, batalkan saja acara makan malam kali ini.
besok saja saat kak Naila yang ada di rumah, Ibu mengajak nya saja untuk menemui pria itu dan keluarganya. Adanya aku ya seperti ini, suruh berubah itu sulit"
Ibunya tidak tahu jika ini Qaila dan Naila sedang bertukar peran. Malam itu Naila harus menggunakan Qaila untuk bekerja shift di sebuah pabrik sebagai karyawan pabrik. Naila bahkan langsung menyanggupinya meskipun itu pekerjaan yang berat baginya. Yang terpenting bagi Naila, bisa lepas dari perjodohannya malam itu.
Naila telah memiliki pacar, yang tidak mungkin ia tinggalkan demi Wildan pria yang berulang kali mendekatinya melalui manajer pribadinya.
Meskipun ia belum pernah melihat Wildan sebelumnya, tapi sepertinya pria itu sama sekali tak menarik baginya.
Naila bahkan tidak peduli meskipun ayahnya harus masuk penjara jika ia tak bisa membayar uang yang telah hilang. Naila sendiri selama ini bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sebagai model yang dituntut harus berpenampilan menarik.
Beberapa kali Naila melakukan operasi di wajah nya untuk menambah kecantikan nya hingga membuat tabungan nya selalu berada di titik terendah.
****
Malam itu penampilan Qaila benar-benar di luar batas dan membuat orang akan memiliki stigma negatif padanya.
Pak Bram dan istrinya hanya bisa pasrah, waktu tinggal 15 menit lagi untuk sampai ke restoran tempat pertemuan.
"Ya sudah bagaimana? Anakmu itu ada-ada saja kelakuan nya! Mama nggak bilang pada Naila ada acara hari ini?" Pak Bram berkata dengan menatap tajam secara bergantian pada anak dan mamanya yang terlihat sudah duduk santai di sofa menunggunya untuk berangkat.
"Mama sudah katakan pada Naila untuk tidak keluar, tapi lihatlah kelakuan Naila! keluarnya pun sembunyi-sembunyi saat Mama berada di dalam kamar mandi!" Mama nya berkata dengan emosi
"Sial nya lagi ini ya, ponselnya pun tidak aktif itu anak! Awas saja kalau pulang tak bejek-bejek- nanti" Ucap wanita bertubuh berisi tersebut dengan gemes.
"Ya sudahlah kita berangkat ke restoran sekarang!, Kamu Qaila sebaiknya ganti pakaian kamu! Papa kasih kamu waktu 5 menit, sambil menunggu siapa tahu Naila akan pulang dalam waktu dekat ini." Ucap papanya penuh harap.
"Nggak mau! Naila nggak mau ganti pakaian! Lebih baik aku nggak usah ikut" Kata Qaila ngotot.
"Ah ya sudah lah! Anak pada susah di nasehati!" Ucap pak Bram dengan raut wajah kesal.
***To be continue***