Chereads / TERJERAT HASRAT CEO MUDA / Chapter 1 - WANITA SATU MALAM

TERJERAT HASRAT CEO MUDA

🇮🇩Sabillah_775
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - WANITA SATU MALAM

Prok, prok, prok ....

Seorang wanita muda menepuk tangannya di depan sepasang kekasih yang sedang bermesraan.

"Jadi ini yang kamu bilang sama aku teman? Hahaha … sejak kapan teman cowok kamu berubah menjadi cewek? Apa dia malaikat? Yang bisa merubah wujudnya? Sungguh pintar, kamu benar-benar pintar dan sangat sukses membuat aku tertipu dengan omong kosongmu," ucap wanita muda dengan nada sinis dan angkuhnya.

Wanita muda itu adalah Rachel. Seorang gadis berusia 25 tahun yang sedang memergoki pacarnya berselingkuh dengan wanita lain.

"Sayang, kamu jangan salah paham dulu. Aku bisa jelasin ini semua ke kamu. Ini tidak seperti apa yang kamu pikirkan," ujar El. yang berusaha menjelaskan.

"Aku tidak butuh penjelasan, sudah cukup mata aku melihat semuanya. Sudah cukup semua perbuatan kamu yang akhir-akhir ini berubah dari aku. Itu semua sudah cukup El!" bentak Rachel.

"Tapi sayang-"

"Cukup! Jangan panggil aku dengan sebutan sayang, tidak ada lagi yang perlu mendapatkan kasih sayang. Tidak ada!" Perkataan El dipotong dengan cepat oleh Rachel. 

"Sayang, dia siapa?" tanya seorang cewek yang merupakan selingkuhan dari cowoknya Rachel.

"Emm ... dia-"

"Aku musuhnya, mbak gak usah takut. Saya bukan siapa-siapanya. Hanya seorang musuh yang selalu berusaha membalaskan dendam kepada laki-laki hidung belang seperti dia." Lagi-lagi ucapan El dipotong dengan cepat oleh Rachel. 

"Jaga ucapan kamu itu, Rachel. Aku bukan laki-laki hidung belang seperti ucapan kamu itu," tukas El membantah perkataan Rachel.

"Hahaha ... kamu menyuruhku untuk menjaga ucapan aku sendiri, memangnya kamu siapa? Yang sudah berani mengatur-ngatur kehidupanku? Dan apa tadi yang kamu bilang? Kamu bukan laki-laki hidung belang seperti yang aku katakan! Terus? Kamu itu seperti apa? Seperti malaikat? Hahaha ... ngaca dulu lah kamu El. Mana mungkin ada malaikat seperti kamu. Gelar malaikat saja tidak sudi diletakkan di tubuh kamu yang penuh dengan kebohongan serta kemunafikan itu."

"Rachel!" hardik El, seraya mengangkat tangan kanannya hendak menampar Rachel.

"Tampar lah, nah tampar. Kenapa tidak jadi? Kamu takut? Kamu takut akan aku adukan kepada pihak berwajib supaya mereka menangkapmu dan setelah itu kamu akan masuk ke dalam jeruji besi? Hahaha ... laki-laki lemah kamu. Terlalu ciut nyalimu."

El yang sudah tidak tahan dengan perkataan Rachel memutuskan membawa selingkuhannya pergi dari tempat tersebut. 

"Jangan pernah kau kembali lagi di hadapanku!" rutuk Rachel kepada lelaki brengsek yang telah sukses membuat hatinya patah itu.

Rachel berbalik arah, suasana malam yang penuh dengan kegelapan membuat dirinya frustasi dari keadaan. Berjalan dalam kesunyian di bawah desiran angin malam yang dingin, membuat tangisan yang sedari tadi dia bendung kini terjatuh membasahi pipi manisnya. 

"Sesakit inikah namanya sebuah penghianatan? Sesakit inikah rasanya sebuah cinta?" Pertanyaan-pertanyaan itu  kian menghantam di benak Rachel. 

Rachel terus berjalan. Berjalan tanpa arah. Namun, sesaat langkahnya terhenti di sebuah bar yang begitu banyak menyediakan minuman-minuman beralkohol. 

Rachel tanpa berpikir lagi segera masuk ke dalam, suasana yang begitu sesak. Wangi anyir parfum yang begitu semerbak menyengat menusuk hidungnya. Dia tidak peduli akan hal itu. Tujuannya sekarang adalah mencari cara agar dirinya bisa tenang dari frustasi serta kesedihan yang dia alami. 

"Aku mau 2 botol itu," ucap Rachel kepada penjaga bar seraya menunjuk botol yang dia maksud. 

"500.000 ribu non," jawab penjaga bar. 

Rachel mengeluarkan uang 500.000 dari dompetnya. Kemudian memberikan uang itu kepada penjaga bar dan mengambil 2 botol minuman bir yang dia beli. 

Rachel membuka botol minuman itu, meminumnya tanpa henti hingga membuatnya mabuk tak kepalang. 

Dalam kemabukannya, Rachel hanya bisa meracau. Berkata semaunya, berteriak sejadinya, bahkan mengeluarkan semua kepahitan dalam hidupnya. Persis seperti orang gila di jalanan.

Namun, ketika ia mabuk. Ia masih bisa menyetop taksi untuk mengantarnya ke sebuah hotel. 

**** 

Di sisi lain, seorang pria tampan yang mengenakan jas layaknya bos kantoran sedang memarahi salah seorang pelayan bar. 

"Aku bilang berikan segelas lagi kepadaku!" 

"Tapi, Tuan, anda sudah terlalu banyak meminumnya," jawab sang pelayan. 

"Kamu ini cerewet banget sih, tinggal tuangankan saja kok susah sekali. Aku di sini bayar bukan minta!" Lelaki itu memukul meja, membentak sang pelayan. 

Pelayan yang merasa terkejut atas perlakuan laki-laki itu segera menuangkan segelas minuman bir kepadanya. 

Laki-laki itu bernama Leo. Pria 30 tahun yang merupakan CEO dari perusahaan emas dan berlian terbesar di kotanya. Kini hidupnya telah hancur, ketika sang kekasih (calon tunangannya) telah memutuskan hubungan dengan dirinya. Hanya dengan alasan tidak nyaman. Bagi Leo, itu bukan sebuah alasan, melainkan sebuah penolakan yang sengaja dia lakukan kepada Leo. 

Hari ini adalah hari yang paling buruk dalam hidupnya. Pernikahan 17 hari yang dia tunggu-tunggu telah buyar seketika. Telah hancur hanya dengan satu kata. 

Hidupnya begitu singkat dengan cinta. Sangat-sangat singkat. Rasa dendam dan ingin membalasnya tumbuh begitu cepat di dalam tubuh Leo. Tugasnya sekarang hanyalah mencari cara bagaimana bisa membalaskan dendam tersebut. 

Leo pergi dari bar dalam keadaan mabuk yang sangat luar biasa. Dalam kemabukannya, dia menghentikan satu taksi untuk membawanya pergi ke hotel langganannya. Hari ini dia ingin beristirahat di sana. 

**** 

"Berikan satu kamar hotel yang begitu mewah kepadaku," ucap Rachel dalam keadaan mabuk. 

Rsepsionis yang melihat Rachel dalam keadaan mabuk, sebenarnya enggan untuk memberikan kunci kamar itu kepadanya. Namun, Rachel membentaknya hingga membuat resepsionis itu memberikan kunci kamar hotel bernomor 27. 

Rachel segera pergi menuju kamar 27. Berjalan dalam kemabukan sambil meracau sejadi-jadinya. 

Krek

Pintu kamar terbuka. Rachel masuk ke dalamnya, kemudian merebahkan badannya di atas kasur. 

"Kenapa kau tega meninggalkan aku El? Sebenarnya kurangnya aku itu apa?" Rachel menangis, masih mengingat kekasihnya yang sangat tega membuat hatinya patah. 

Rachel berjalan ke arah jendela. Masih tetap meminum bir yang masih tersisa sebotol di tangannya. Mabuk itu kian menjadi-jadi hingga membuyarkan pandangannya. 

**** 

"Saya mau satu kamar hotel," ucap Leo dalam keadaan mabuk. 

Resepsionis itu memberikan kunci kamar 37. Leo mengambilnya dan berjalan menuju kamar 37. Namun, karena Leo dalam keadaan mabuk yang sangat luar biasa, membuat pandangannya buram. 

Leo salah memasuki kamar. Kamar yang dia masuki adalah kamar 27. Kamar tempat di mana Rachel beristirahat. 

Krek

Rachel tidak peduli dengan suara itu. Dia masih menikmati minumannya. Ketika Leo melihat seorang wanita berada di dalam kamarnya, dengan cepat ia berkata, "Kamu siapa?" 

Bayangannya begitu buyar, pandangannya tidak jelas melihat ke arah Rachel. Rachel yang menoleh karena dipanggil, juga tidak begitu jelas melihat wajah Leo, yang ada di pikirannya hanya El. Dengan cepat ia marah-marah kepada Leo, karena mengira kalau Leo adalah El. 

"Kenapa kau kembali? Aku 'kan sudah bilang kepadamu kalau aku tidak ingin lagi melihat wajahmu!" racau Rachel. 

Leo yang juga mengira bahwa wanita di hadapannya ini adalah Anita tunangannya, segera berpura-pura meminta maaf untuk bisa membalaskan dendamnya kepada  Anita malam ini. Niatnya yang jahat akan terlampiaskan malam ini juga. 

"Aku tak akan membiarkan kau disentuh oleh suamimu terlebih dahulu, sebelum aku yang menyentuhmu," gumam Leo. 

"Sayang, maafkan aku. Aku memang bersalah kepadamu. Karena terlalu egois hingga aku kehilangan kendali saat itu. Aku mohon kembalilah kepadaku. Aku masih mencintaimu, sungguh ... aku mencintaimu. Kau juga mencintaiku 'kan?" ucap Leo merayu Rachel, yang dia kira adalah Anita. 

Rachel yang mendengar ucapan itu terluluhkan hatinya. Ditambah Leo yang menangis ketika mengatakannya. Amarahnya kepada El mulai meredah. Ia mendekati Leo yang dikiranya adalah El. 

Dalam keadaan mabuk, Rachel tanpa sadar menaruh tangannya di dada Leo. Kemudian memeluknya sambil berkata, "Aku mencintaimu sayang, aku tidak mau jika kamu harus dimiliki oleh orang lain." 

Leo tersenyum licik, dia kembali memeluk tubuh Rachel dengan erat. Kemudian melepaskannya dan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tubuh Rachel yang menggoda dengan pakaian seksinya, membuat hasrat dan nafsu Leo membara.

Leo mendekatkan wajahnya ke wajah Rachel. Kemudian sedikit demi sedikit memberikan hembusan nafas yang membuat bulu kuduk Rachel berdiri. 

Leo menaikkan tangannya dari pinggul Rachel secara perlahan. Menjalankan tangannya untuk menikmati setiap bagian lekuk tubuh Rachel.

Bibirnya meraih bibir Rachel, mengecup dan menghisapnya penuh gairah.

Rachel hanya diam, masih terpaku dengan permainan yang di buat oleh Leo. Yang dia sangka adalah El, kekasihnya.

Dalam keadaan mabuk. Tanpa sadar Rachel membalas permainan lidah dari bibir Leo.

Kemudian dia meraih kera baju Leo. Dan membuka kancingnya satu persatu.

Leo yang sudah sedari tadi berhasrat, dengan cepat membuka baju Rachel, merobeknya hingga tampaklah dua gunung yang begitu menjulang. 

Birahinya kian meronta-ronta. Melihat Rachel yang dia sangka adalah Anita begitu bersemangat di atas ranjang, membuat Leo mengeluarkan semua gairahnya pada malam itu. 

Desahan dan teriakan yang lembut dari Rachel membuat Leo semakin bersemangat dengan permainan yang dia lakukan. 

Sesekali, Rachel berteriak kesakitan, karena tidak tahan dengan gejolak asmara cinta Leo yang kian menjadi- jadi.

Malam yang penuh dengan gairah dan hasrat yang dilakukan sepasang kekasih tanpa sadar. Malam yang akan membawa Rachel kepada keburukan yang akan dia jalani setiap harinya.  Malam yang menimbulkan kekacauan dalam kehidupan Rachel. Malam yang begitu membawa petaka untuk masa depannya.[]