Matahari hadir dari ufuk timur. Cahaya yang kian terik kini menembus celah-celah jendela kamar hotel. Rachel dengan tubuh yang lemah berusaha untuk bangkit dari tidurnya.
Sesaat, Rachel merasakan sesuatu yang sangat lendir. begitu perih di bagian area intimnya. Walau dalam keadaan setengah sadar dan masih mengumpulkan nyawa. Ia perlahan membuka selimut yang telah menutupi dirinya.
Sontak kaget, Rachel menjerit dengan kuat ketika mendapati tubuhnya begitu polos tanpa sehelai benang pun. Terlebih lagi bercak darah yang menempel di balik seprai kamar hotel itu.
Seketika dia menangis. Bagaimana mungkin hal bodoh ini terjadi pada dirinya. Rachel pun berusaha mengingat kejadian yang telah ia lakukan tadi malam. Namun, hasil begitu nihil. Dia tidak ingat sama sekali apa yang telah ia lakukan tadi malam. Kemabukan yang dia alami membuat nasibnya begitu malang. Terlebih lagi harus merenggut keperawanan yang kian puluhan tahun dia jaga.
Dengan tubuh lemahnya, Rachel bangkit dari tempat tidur. Dan pergi untuk membersihkan tubuh kotor nya itu.
Jalannya tergopoh-gopoh. Karena masih terlalu sakit dan perih untuk melangkah.
Dengan tangis dan sedih yang ia rasakan. Rachel perlahan masuk ke dalam kamar mandi. Menghidupkan keran air dan menikmati air hangat di pagi hari.
****
Tubuhnya begitu segar setelah mandi. Walau rasa perih dan sakit masih ia rasakan.
Rachel pun mengumpulkan bajunya yang tercecer di atas lantai. Dia mencium bajunya yang begitu menyengat aroma alkohol.
"Cih, begitu menjijikkan. Bagaimana bisa aku melakukan hal bodoh begini," hardik Rachel pada dirinya sendiri.
Saat dia hendak mengenakan pakaian beraroma alkohol itu. Tidak sengaja matanya melihat sebotol parfume yang terdampar di bawah kolong tempat tidur.
Rachel memungutnya. Botol parfume itu berbentuk sangat elegan. Seperti parfume mahalan. Rachel membuka dan mencium aroma parfume itu.
"Hmm ..." Rachel berpikir sejenak. Siapa laki-laki yang memakai wangi parfume seperti ini?
"Ayah? Masa iyah ayah tega melakukan hal bodoh itu pada putrinya. Ah, bodoh kali pikiran aku ini. Apa jangan-jangan ...-"
Rachel hanya mengingat satu pria. Pria yang 5 tahun belakangan ini bersama dirinya. Yang selalu menemani setiap waktunya.
"El!" Teriak Racheel.
****
Siapakah El tersebut? Dan apa hubungannya dengan Rachel?
El Nadio. Pria berusaha 27 tahun yang merupakan anak tunggal dari keluarga Al- Dibara. Keluarga kaya raya yang menguasai 3 Coffee di beberapa Negara. Salah satu Coffenya bernama "PRESSO COFFEE" minuman Coffee yang sangat banyak diminati di kotanya tersebut. Sampai-sampai pernah sekali Coffe nya tersebut masuk kedalam siaran televisi "Star Queen".
El menjalin hubungan dengan Rachel. Bermula ketika Rachel, singgah di Coffee tempatnya. Saat itu El yang menyuguhkan minuman itu di meja Rachel.
Rambut ikal dan pirang, dengan tubuh molek yang halus dan putih. Serta tinggi yang begitu semampai. Sekitar 165 cm. Membuat El tak dapat menundukkan pandangannya. Terlebih lagi bibir mungil kecil Rachel yang memikat pesona kaum pria ketika melihatnya.
Perjumpaan mereka kala itu membawa kehidupan hari-hari yang manis. El yang sempat meminta nomor Rachel akhirnya dapat menaklukkan hati Rachel untuk menjadi pacarnya. Namun, sayangnya. Hari itu sudah berlalu. Ketika Rachel memergokinya berselingkuh dengan wanita lain.
****
"Brengsek! Tega dia melakukan hal bodoh ini kepadaku!" Runtuk Rachel.
"Sebenarnya apa sih mau dia? Belum puas menyakiti hatiku, dia malah membuat aku harus kehilangan keperawanan ini," celoteh Rachel dengan suara tingginya.
Rachel membuka jendela kamar, cahaya matahari segera masuk menerangi ruangan. Lagi-lagi mata Rachel melihat sepucuk kertas dengan pulpen diatas meja.
Rachel berjalan ke arah kertas tersebut. Mengambilnya ... lalu melihat isi dari kertas tersebut.
Betapa terkejutnya Rachel, ketika melihat kertas cek dengan nominal seratus juta tertuliskan di atas kertas itu. Amarah kian menghantam diri Rachel. Bagaimana bisa El menganggapnya sebagai wanita malam yang begitu murah di hargai dengan mata uang yang dia sendiri bisa dengan mudah mencarinya. Namun, sesaat amarahnya mereda. Ketika dia melihat selembar kertas putih yang berisi sebuah kata-kata dengan tulisan rapi nan indah.
Isi suratnya seperti ini.
"Kamu sudah bagun? Syukurlah. Maafkan aku karena telah meninggalkanmu sendirian di dalam kamar hotel ini. Maafkan aku juga yang begitu ceroboh karena telah merenggut keperawananmu.
Aku khilaf saat itu. Aku tidak sadar malam itu. Karena aku pikir kau adalah Anita, calon tunanganku yang begitu tega meninggalkanku. Namun, aku sadar ketika pagi menyapa. Saat aku melihat wajah cantikmu. Bahwa kau adalah wanita lain yang tidak dengan sengaja aku nodai. Aku juga salah. Karena kemabukan ku malam itu, membuat aku salah memasuki kamar. Yang membuat aku harus bertemu denganmu. Oh ya, itu ada sedikit uang yang aku berikan kepadamu. Bukan maksud ku menganggapmu sebagai kupu-kupu malam. Aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah saja kepadamu.
Terima Kasih atas pelayananmu tadi malam. Aku sangat puas. Dan itu benar-benar di luar dugaanku. Kau sangat hebat bermain di atas ranjang. Aku kalah dan nyaris nyerah malam itu.
Ini nomorku. Kau bisa dengan mudah menghubungiku jika suatu saat kamu memerlukan sesuatu. Atau meminta pertanggung jawabanku atas anak yang bakal kau kandung nanti.
Salam manis dari diriku sendiri.
Orang yang tidak dikenal."
Rachel melototkan matanya sambil membuka mulutnya. Seperti orang kaget dan panik. Kata-kata yang baru saja ia baca seakan seperti mimpi buruk yang menghantui dirinya.
"Oh tidak! Apa kata dia tadi? Anak?"
Rachel mengulang-ngulang kata itu sebelum dia menjerit dan berlari menuju kamar mandi.
Rachel melihat tubuhnya di depan cermin, memegang perutnya sambil berkata "bagaimana mungkin aku dapat mempunyai anak? Apa jangan-jangan, laki-laki itu tidak memakai pengaman? Ah ... betapa sialnya hidupku harus mengalami nasib buruk seperti ini." Ucap Rachel sambil menangis.
Hari ini benar-benar buruk dalam hidupnya. Kekasihnya yang begitu dia sayang pergi berselingkuh dengan wanita lain, keperawanannya direnggut hanya dalam waktu satu malam tanpa dia sadari. Kini, dia pula yang bakal mengandung anak dari laki-laki yang dia sendiri tidak tahu siapa laki-laki itu.
Seperti apa rupa pria itu dia juga tidak tahu. Bisa saja pria itu adalah seorang suami dari istri orang lain. Atau seorang mafia dan bahkan seorang psikopat yang hendak mencari tumbal dengan mencoba menghamili wanita. lalu mengambil anak dari wanita tersebut. Kemudian memisahkan bayi itu dari ibunya.
Rachel mencoba tenang, walau pikirannya sekarang sedang hancur sejadi-jadinya. Dia mengambil ponselnya. Menyalin nomor pria brengsek yang dengan tega mengambil kesempatan di atas ketidak sadarannya.
Setelah menyimpan nomor pria itu. Rachel kembali membersihkan kamar hotel sebelum ia benar-benar keluar dari tempat tersebut.
****
Bersambung ….
Terima kasih telah meluangkan waktunya membaca novel saya.