Sesampainya dirumah Resty disuguhi dengan suatu pemandangan yang membuatnya sedikit kesal. Ternyata disana semua keluarga sedang berkumpul, namun yang membuat Resty agak kesal adalah kedatangan Sania. Sania merupakan istri kakak iparnya atau istri dari kakak Farhan.
"Ehh Resty baru dateng, anak gadis kok keluar sendirian pulang malam lagi," ejek Sania dengan nada halus.
Resty pun mengabaikan perkataan Sania dan mengalihkan pandangannya dengan menyapa yang lain.
"Lagi pada ngumpul yah? aku ke belakang dulu ya," pamit Resty dengan nada datar.
"Udah pulang dek?" tanya Farhan yang tiba tiba datang dari belakang.
"Iya Mas, maaf ya pulangnya kemalaman," ucap Resty.
"Iya dek gak apa-apa, bersihin badan dulu sana," kata farhan sambil mencium kening Resty.
Selesai membersihkan diri, Resty pun datang menghampiri keluarga di ruang tengah.
Sebenarnya Resty agak canggung karena dia pulang agak telat.
"Kamu habis reunian dimana Res? Kok gak sama Farhan? tanya mama mertua.
"Di Pink Cafe Mah, tadi cuma teman-teman perempuan aja mah yang dateng," jawab Resty berusaha menjelaskan kepada mertua nya.
"Ayo makan, Kak Sania sama Kak Fahri bawa oleh oleh dari luar kota enak banget," ajak Papa mertua.
Sebenarnya Resty malas menyantap makanan tersebut, bukan karena makanannya melainkan karena oleh- oleh tersebut berasal dari Sania, kakak ipar yang menurutnya super duper menyebalkan.
"Yumm, enak yah pah," kata noval
Farhan pun mengangguk sambil melahap makanan tersebut.
"Enak kan Res? Ini ada rasa coklat tiramisu juga, cobain enak kok," kata Mama mertua.
Resty pun ikut melahap, dan benar saja rasanya enak.
Setengah jam kemudian novel pun mengajak mama nya ke kamar
"Mah, ke kamar yu Opal ngantuk," ajak Noval sambil menarik tangan Resty.
"Yuk sayang, pamitan dulu sama Opa, Oma, Papa, sama Paman dan Bibi," seru Resty.
"Opa, Oma, Papa, Paman, Bibi.. Opal ke kamar dulu ya, mau bobo," pamit noval.
"Iyaa nak," kata yang lain.
Noval dan Resty pun bergegas menuju kamar.
Resty yang berada dalam kamar pun masih kepikiran dengan Dona dan suaminya.
Sambil memeluk noval yang minta di kelonin mama nya, Resty mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Lisa.
"Lis, kamu udah bilang ke mbak Sarah kalau aku pengen ketemu?" tanya Resty.
Tak lama kemudian Lisa membalas
"Belum Res, aku lupa,,hehe
bentar ya,"
Selang beberapa jam, ponsel Resty berbunyi.
"Mbak Sarah belum bales nih Res," isi chat Lisa.
"Iyaa Sa, gue tunggu kabar baiknya ya," balas Resty.
"Oke Res," balas Lisa singkat.
Resty pun tertidur pulas sambil memeluk putranya.
Dredd dredd, bunyi getar dari suara ponsel Farhan membuat Resty terbangun.
Resty melihat kearah suaminya yang tertidur pulas, sambil mengecek ponsel Farhan
"Han, udah tidur belum?" pesan dari Dona yang terlihat di layar ponsel Farhan.
Namun Resty tak mau gegabah membuka ponsel suaminya, ia berusaha tenang memendam rasa kecewanya.
"Sial, nih udah tengah malem ini perawan tua masih aja chat suami orang," kata Resty pelan.
Resty diam-diam menyimpan nomor handphone Dona kemudian
dia kembali meletakan ponsel suaminya di tempat semula.
Resty pun resah rasanya sulit memejamkan mata, sesekali dia melihat ponselnya berharap mendapat kabar baik dari Lisa.
Tak terasa waktu menunjukan pukul empat dini hari, Resty pun bersiap siap untuk mengurus keperluan suami serta anaknya.
Pukul enam pagi semua anggota keluarga tersebut bergegas berkumpul menuju meja makan untuk sarapan dan hal tersebut sudah menjadi rutinitas keluarga tersebut.
"Hari ini aku sarapan di luar ya, soalnya mendadak ada relasi bisnis dari luar negeri berkunjung takut telat," kata Farhan.
"Mrs Renata kah Han?" tanya Sania yang menginap di rumah mertuanya bersama sang suami
Oh iya mbak, jawab Farhan.
"Salam ya buat beliau bilang dari mbak, oh ya Dona temen SMA kamu sekarang sudah stay di jakarta?" sahut Sania.
"Iya mba," jawab Farhan dengan wajah yang agak berbinar-binar.
"Kamu ada kontaknya? Kalau ada mbak minta ya," sambung Sania.
Dalam hati Resty bertanya, darimana iparnya mengenal Dona? Resty pun segera mengalihkan pembicaraan Sania dan Farhan.
"Mas, mau aku bungkusin nanti sarapan di mobil," kata Resty.
"Nggak usah dek," tolak Farhan halus
"Relasi atau wanita? Mrs Renata atau ms Dona Maheswari," dalam hati Resty bergumam. "Awas ya nanti aku cari bukti tentang hubungan kalian yang sebenarnya," sambung Resty dalam hati.
"Aku duluan ya," pamit Farhan ke semua anggota keluarga.
"Iyaa hati-hati,," sahut yang lain.
Resty pun semakin tak bernafsu melahap menu sarapan di depannya dan rasa ingin tahunya semakin menggebu bak bendungan yang meluap yang sudah tak mampu menahan debit air .
"Aku duluan juga ya," kata Resty.
"Mau kemana kok buru-buru, jangan bilang mau mengikuti suamimu ya," celetuk Sania tertawa sinis.
Sania memang sedikit resah kepada Resty. Mungkin Sania iri papa mertuanya lebih sayang ke Resty. Dalam pikirannya, dia kaya, cantik, dan dari keluarga terhormat, sedangkan Resty sendiri berasal dari keluarga sederhana hanya saja sudah terlebih dulu mendapatkan momongan berbeda dengan Sania yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda dia segera menjadi seorang ibu.
"Apa sih mbak!" seru Resty dengan nada agak sebal dan dia pun segera melangkah menuju kamar.
"Iya ih, kamu apa-apaan sih sayang," kata Fahri sambil menyenggol tangan sang istri.
"Hehe gak apa apa, kali aja bener," kata Sania.
Mertua mereka pun tak terlalu menggubris, karena hal tersebut biasa terjadi kalau kedua menantunya berkumpul.
"San, yang kamu maksud sama Dona itu temenya Farhan yang cantik itu?" tanya mama mertua lirih supaya tidak terdengar oleh Resty.
meskipun tak terlalu dekat dengan Resty, namun Mama Farhan adalah sosok orang tua yang bijak. Beliau masih berusaha menjaga perasaan sang menantu.
"Iya mah, anaknya Pak Sanjaya itu lho, ini aku lagi coba hubungi dia lewat media sosial," jawab Sania.
"Iya mama inget, dulu Farhan kan suka banget sama dia," kata Mama mertuanya.
"Cakep sih emang mah, sayangnya belum ada jodoh, Farhan aja suruh deketin lagi mah hehe" celetuk Sania.
"Janganlah San, kasian Resty ya kasian Dona," jawab sang mertua.
"Hihihi bercanda mah, kali aja Mama masih ngarep punya menantu seperti Dona," ucap Sania tertawa.
"Udah dek jangan ngasih mama saran yang aneh-aneh, mungkin aja Dona belum nikah karena masih ingin berkarir atau mungkin lagi dalam tahap memilih pasangan kan kita nggak tahu juga," kata Fahri.
"Iya juga sih mas ya," kata Sania sambil memainkan ponselnya.
"Kalian nggak ada rencana buat program hamil gitu?" tanya papa mertua.
"Bulan depan Pah," jawab Fahri.
Sania hanya mengangguk dengan ekspresi datar. Sebenarnya Sania paling tidak enak hati kalau disinggung soal momongan.
"Mah kapan-kapan bikin acara sama Dona yuk? Makan dimana gitu. Sekalian Sania ngajak mama papa Sania, mereka pasti seneng banget lihat Dona pulang ke indonesia lagi. Soalnya orang tua kami sahabatan udah lama," kata Sania kepada Mama mertua.
Tanpa basa basi sang mertua pun langsung mengiyakan dengan penuh semangat.
"Kapan San? Mama mau ikut dong," tanya sang mertua.
"Sebentar mah, dm ku belum di balas sama Dona," jawab Sania.
"Yaudah San, nanti kabarin mama ya." ucap sang mertua.
Mama Farhan memang sempat bertemu dengan Dona, dan sangat menyukai kepribadiannya. Namun saat mama Farhan bertanya tentang pasangan kala itu, Dona dengan lugas menjawab memang tak berniat menerima hati lelaki manapun dengan alasan dia belum mampu berkarier. Mungkin.jawaban itulah yang membuat Mama Farhan kagum dengan sosok Dona.
"Pah berangkat yuk, udah siang nih takut telat," kata Fahri mengajak Papanya untuk beranjak dari meja makan menuju kantor.
"Ayo nak," ucap sang Papa.
Mereka pun segera beranjak dari ruang makan.
Tak lama kemudian Sania menerima balasan pesan dari Dona yang menyetujui ajakan Sania dan akan mengatur jadwal untuk bertemu. Sania pun segera memberitahu sang Mama mertua yang sedang asik memainkan ponsel di ruang tengah.
"Mah, Dona udah bales nih. Katanya nanti kita atur jadwal buat ketemu," ucap Sania dengan aura bahagia.
"Oke San, jangan sampai Resty tahu ya nggak enak sama dia.Takut dia cemburu kan dulu Farhan sempat suka sama Dona," pinta sang Mama mertua.
"He'em, iya-iya paham," kata Sania sambil memasang muka masam.
Sania memang sering menampakan rasa tidak suka nya kepada Resty. Ia pun segera membalas pesan dari Dona dengan senyum sumringah.
.