Sinar matahari mulai terasa menyengat kulit, peluh di dahi pun pelan-pelan mulai berjatuhan.
Hati ibunda Farhan kembali berdebar, sesaat setelah melihat besan dan anak bungsunya itu tiba-tiba terlihat akrab.
Sang ibu pelan-pelan mencoba mengambil hati anaknya.
"Sayang, kamu tadi bahas apa sama Nyonya Mita?"
"Nggak penting kok, Mah." Farhan sengaja tidak menceritakan rencana mereka karena ia tidak mau sang ibu ikut campur.
"Syukurlah kalau mama juga mendukung rencana kami, makasih ya mah." ucap Farhan.
"Ceritain dong sama mama, mama penasaran." rayu ibunya.
"Nggak penting, Mah." ucap Farhan.
"Iya nggak penting, apa? Mama pengen tahu, masa sih ama nggak boleh tahu urusan yang nggak penting. Berarti itu urusan penting dong, kalau mama aja nggak boleh tahu."
Farhan pun terdiam, dia terlihat bingung.