Pagi yang sunyi tampak di kediaman orang tua Farhan.
Sang putra bungsu, masih tampak berperang dengan kemelut rasa rindu.
Untaian kata cinta yang kini sudah tak berlaku, semakin menyiksa batin dan meninggalkan pilu.
Hati dan pikirannya, tak bisa berpaling dari sang primadona.
Kemelut cinta yang tercipta oleh rasa yang tersisa, kini telah meracuni mata hatinya.
Di teras rumah dengan ditemani secangkir kopi hitam, pria tampan yang sudah beristri itu menjamah ponselnya. Terlihat ia sedang berusaha menghubungi seseorang.
"Halo Jo. Lakukan rencana selanjutnya serapi mungkin. Jangan sampai ada jejak yang tertinggal, kamu paham kan?" ucapnya.
Panggilan itu pun lalu di matikan.
"Ingat Don, nggak ada yang bisa menggagalkan rencana ku untuk memiliki kamu. Termasuk kedua orang tuamu dan kamu sendiri." ucap Farhan.
Ambisi yang begitu besar dan cinta yang terlalu dalam, membuat pria itu kehilangan akal.
