lima bulan telah berlalu, usia kandungan Zerena sudah memasuki bulan ke 9, dan akhirnya seluruh pekerjaan Ryan telah ia rampungkan, selanjutnya Juan yang akan menggantikannya untuk sementara sampai waktu yang tidak tentu.
Hari ini Ryan dan Zerena bersiap siap terbang ke Indonesia, Juan dengan setia mengantarkannya ke bandara, dan mengurus semua keperluan dan kebutuhan Ryan dan Zerena.
Dipeluknya Juan dengan erat lalu berkata,
"Nanti aku akan mengirim adikku, untuk menggantikan aku, kau akan mengajarinya agar jadi pemimpin yang baik,"
Baik Bisa, saya tunggu kedatangannya".
ucap Juan sahabat sekaligus Asistennya.
Akhirnya pesawat mendarat cantik di bandara Soekarno Hatta, pertanda mereka telah kembali ke tanah kelahiran mereka.
Ryan memesan taxi untuk mereka tumpangi, dia benar benar ingin memberi kejutan kepada keluarganya.
Setelah sampai di depan satpam yang berjaga membuka pintu gerbang, menunduk dan memberi hormat kepada Tuan muda Sanjaya dan Nona mudanya.
Bel pintu berbunyi, karena pelayan semuanya sedang sibuk, akhirnya mama Sinta bergegas membuka pintu, dan dibalik pintu didengarnya suara yang tak asing baginya mengucapkan salam.
"Assalamualaikum Mama"
ucap Zerena saat pintu terbuka, dilihatnya putrinya tersenyum manis ke arahnya,
"Rena kamu pulang nak",
ucapnya lalu memeluk putri kesayangannya.
Tapi saat dipeluk terasa ada yang aneh dengan tubuh putrinya, ada sesuatu yang menyembul dan bergerak gerak dibawah perut Zerena.
Dirabanya perut putrinya, lalu berkata"
sayang kamu hamil?"
dia menutup mulutnya tak disangkanya putrinya akan pulang dan membawa calon cucu untuknya.
Mama Sinta lalu membawa putri dan menantunya masuk, dan mendudukkan bumil itu di sofa, lalu berteriak memanggil suami dan besannya.
Semua yang mendengar suara mama Sinta yang melengking tinggi berlarian keluar karena mengira sesuatu hal terjadi. dan alangkah terkejutnya Papa Andre, Papa Roy, dan Mama Vera, saat melihat putra putrinya sudah pulang.
Ditambah dengan perut Zerena yang membesar membuat mereka semakin terkejut, tidak menyangka mereka datang bukan cuma berdua tapi bertiga.
"Sayang sebaiknya kamu istirahat, pasti kamu lelah, ucap mama Vera sambil mengelus perut sang menantu kesayangan.
Zerena mengangguk, lalu berdiri tapi baru beberapa detik berdiri tiba tiba ia meringis.
"Kak...
perut Rena sakit banget, Rena mau pub",
ucapnya ingin melangkah ke toilet, tiba tiba cairan bening tumpah dan mengalir di balik gamis yang dipakainya.
Lalu dia berkata
" Kak aku pipis di celana, sambil memegangi perutnya yang semakin sakit, seperti cucian yang diperas.
Ada ada saja Bumil yang satu ini, air ketubannya yang pecah malah bilang pipis dicelana.😂😂
Mendadak semua terdiam, lalu mama Sinta berkata,
"Sayang usia kandungan kamu udah berapa bulan???"
"Sudah 9 bulan Ma, perkiraan dokter mungkin lahirannya sekitar 1 mingguan lagi, makanya aku buru buru bawa Rena pulang".
Jawab Ryan menggantikan istrinya menjawab pertanyaan Ibu ibu kepo tersebut.
" SayangIstri kamu mau lahiran bukan mau pub, bukan pipis di celana, tapi air ketubannya yang sudah pecah".
Ucap Mama Sinta.
Ryan kaget di gendongnya istrinya keluar sambil berteriak , papa cepat bawa mobilnya istriku mau melahirkan.
Anak kurang asem, padahal diluar ada supir tapi yang dia suruh papanya, sang papa cuma mangut mangut aja nurutin kata sang anak.
Mereka semua keluar dan ikut masuk ke mobil masing masing. mengikuti mobil yang dikemudikan Papa Andre.
Tak lama mereka sampai, Ryan berteriak histeris memanggil suster, suster pun datang dan membantu Ryan membopong Zerena masuk ke ruang persalinan.
Seorang dokter kandungan masuk bersama seorang suster dibelakangnya, saat akan menutup pintu Ryan menahannya,
"Dok, boleh saya ikut masuk saya suaminya",
Dokter tersenyum lalu mengangguk pertanda setuju,
di dalam Ryan melihat istrinya menahan rasa sakitnya, dia berusaha mengatur napasnya dengan panduan suster di sampingnya,
Ryan berdiri di sisi kepala Zerena, dilihat dokter mulai memeriksa dan mulai memberi instruksi kepada Zerena.
Sementara di luar sana Anggota keluarganya berkumpul menunggu kelahiran cucu mereka
.
"Ver kira kira Rena nggak kenapa kenapa kan,?, aku takut",
ucap mama Sinta tak dapat menyembunyikan rasa takutnya.
Berdoalah, anak anak pasti kuat menghadapinya", ucap mama Vera, padahal jauh di hati kecilnya dia justru lebih takut.
sedangkan kedua papa itu hanya mondar-mandir, entahlahhh bikin pusing kepala aja.
Oeek oeek oeek.....
tiba terdengar suara tangisan bayi menggema di ruangan itu, semua yang ada di sana bernafas lega, karena perjuangan panjang putri mereka akhirnya terbayarkan dengan kehadiran cucu mungilnya.
Sementara di dalam Ryan benar benar menangis menyaksikan Istrinya yang kesakitan, berusaha melahirkan bayinya.
"Ya Allah maafkan aku telah menyakiti gadis kecil ini, ya Allah selamatkan istriku",
doanya dalam hati.
Saat dia melihat Zerena beberapa kali gagal, dia benar benar merasa takut, takut kalau hal buruk akan terjadi.
Dilihatnya istrinya kembali mengambil napas panjang lalu berusaha mengeluarkan bayinya.
Dan yaah
berhasillll.....
yes yes yes.
Ryan bernapas lega, dikecupnya kening Zerena lalu berbisik, "makasih sayang kau rela melahirkan bayiku., maafkan aku telah menyakitimu".
Sementara suster masih dibawah sana masih sibuk menjahit dan membersihkan tempat lahir sang bayi, sementara suster yang lain datang dan menyerahkan bayi itu kepada Ryan,
"Ini bayi bapak, bayinya laki-laki, kalau bapak muslim tolong diAdzanin", kata suster.
Ryan mengucapkan Bismillah saat pertama kali menggendong bayi kecilnya, di tatapnya wajah mungil itu, yang sebelas dua belas dengan wajahnya.
Bayi itupun seperti mengerti bahwa yang memeluknya dan mencium wajahnya adalah Ayahnya, perlahan bayi itu membuka matanya lalu tersenyum ke arah Ryan.
Ryan benar benar terpanah melihat bayinya,yah wajahnya memang mengikuti dirinya, tapi mata hitam pekat itu, dengan bulu mata lentik dan panjang, adalah benar benar mata Istrinya.
Ryan pun membalas senyuman Putra tampannya,
Setelah mengundangkan Adzan di telinga putra kecilnya, Ryan menyerahkan kembali putranya ke perawat.
Dia lalu berjalan keluar dan memberitahukan kepada keluarganya,
"Pa.....
Ma....
Cucu kalian laki laki".
Ryan tersenyum sumringah terlihat jelas kebahagiaan terpancar di matanya.
"Ayo masuk, Zerena menunggu kalian".
Mereka berjalan mengikuti Ryan dari belakang, nampak Zerena masih terbaring lemah disana, dan disampingnya, ada bayinya yang baru saja selesai disusuinya.
"Pa, Ma..."
sapa Zerena pada orang dan mertuanya.
"Ma, adik adik mana, kok Rena belum pernah melihat mereka?",
Ucap Zerena sambil matanya melirik ke kiri dan kanan, mencari keberadaan adik adiknya.
" Mereka masih di sekolah sayang".
ucap Mama Vera.
"Jadi cucu kami, kalian mau kasih nama siapa?",
ucap papa Roy, sambil menunjuk sang bayi dengan ekor matanya.
"Terserah Kak Iyan aja pa, Rena ngikut aja".
ucap Zerena lirih.
Ryan termenung memilih dan memilah nama yang pantas untuk putranya, setelah berpikir sekian menit dia mengangkat wajahnya.
"Putraku akan kuberi nama AULIAN PUTRA SANJAYA yang artinya Pria pemberani dari keluarga Sanjaya".
"Bagaimana, papa dan mama setuju?, ucap Ryan kemudian.
Semuanya mengangguk pertanda setuju, papa Andre mengambil bayi itu lalu membawanya ke dalam gendongannya, sambil berkata,
"Namamu adalah AULIAN PUTRA SANJAYA, jadilah pemimpin yang pemberani, dan selalu membela keadilan",
ucapnya kemudian mencium pipi gembul cucunya.
Mama Sinta meminta Bayi itu dan menggendongnya, rasanya kebahagiaannya kini lengkap dengan kehadiran cucunya,
"Sini sama Oma sayang, mau dicium sama opa ya",
Lalu didekatkannya wajah bayi itu ke arah papa Roy, papa Roy menyambutnya menggendong dam mencium lembut cucunya.
Tak mau ketinggalan Mama Vera, meminta Bayi itu dari gendongan Papa Roy, dielusnya pipinya dan diciumnya kening sang bayi, sambil menangis....
"Hai sayang, ini grandma, duhhh ganteng ya grandpa",
ucapnya, kini lengkap sudah kebahagiaan mereka kehadiran malaikat kecil pemberian Ryan dan Zerena benar benar melengkapi kebahagiaan di hari tua mereka.
Ryan menggenggam erat tangan Zerena, mereka tersenyum bahagia melihat kebahagiaan orang tua mereka, dikecupnya kening sang istri, lalu berbisik ke telinga Zerena,
"Terimakasih.....
Terimakasih telah memberi keluarga ini harta yang tak ternilai, gadis kecilku.....
sampai kapanpun kau akan tetap menjadi gadis kecilku.