Chereads / I Love My Best Friend Papi / Chapter 2 - Bingung.

Chapter 2 - Bingung.

"Udah... Yuuuk pulang, nggak jadi lah kita senang-senang disini." kesal Angga meninggalkan club dengan wajah kecewa.

Kecewanya pertama Angga terpisah dari Cua selama didalam. Kedua niat membuat Cua mabuk gagal total. Ketiga Cua tidak bisa membedakan mana perempuan mana laki-laki.

Lugu banget yaaaah, hmmmm...

Cua pulang menggunakan taxi online, diantar sampai kosan oleh Angga, Angga hanya menemani Cua didepan gerbang, kemudian berlalu.

"Makasih bang. See you." lambaian tangan Cua hanya di balas senyuman jelek si Angga.

Cua masuk ke kamar, membuka pintu kamar, kemudian menguncinya.

Cua mencuci muka, minum air putih yang banyak, karena badannya merasakan dehirdrasi selama diclub.

"Hmmm... nggak nyaman sama sekali, apa enaknya tempat seperti itu, nggak ada untungnya." gerutu Cua.

Tok tok tok...

'Angga pasti, mau nginap.'

Cua membuka pintu kamar melihat seseorang yang tadi berciuman dengannya.

'Dani' yaaaah... Dani.

"Kok." kaget Cua menatap mata Dani melihat kiri kanan, memastikan Dani napak atau tidak.

"Iya ini gue." Dani menunggu basa basi dari Cua.

"Kok tau kosan aku?" bisik Cua, ada perasaan takut.

"Tenang aja, gue aman, nggak usah takut." senyumnya sinis.

"Hmmmm... bukan takut, tapi menjaga." kekeh Cua.

"Am I scary?" wajah Dani yang dingin membuat Cua kaku.

"It's not like that.. I'm just surprised where you got my address from?" tanya Cua.

"Hmmmm... am I going to stand outside until tomorrow morning?" sindir Dani.

"Oooh... nggak, hmmm... silahkan masuk."

Cua membukakan lebar pintu kamarnya untuk Dani, mempersilahkan duduk dilantai.

Dani memperhatikan sekeliling kamar kos Cua, sesekali mencuri pandang kearah Cua.

Cukup lama mereka terdiam, saling tatap, ada perasaan aneh.

Sudah lebih dari satu jam Cua dan Dani saling diam.

Dani merebahkan tubuhnya di lantai kamar milik Cua.

Sementara Cua, diatas kasur menatap langit-langit kamar.

'Kenapa aku dipertemukan dengan orang seperti ini?' batinnya.

"Eheeem..." Dani mendehem layaknya seorang pria.

Cua menghadap kearah Dani masih menatap langit.

"Hmmmm... maaf, kamu datang kesini mau ngapain? dan tau dari mana kos ku?" Cua memberanikan diri bertanya.

"Eeeee.... lo marah, kalau gue jujur?"

Dani duduk dari baringannya.

"Eeeeeh... jangan mendekat, aku nggak mau kamu melakukan hal aneh padaku, ngomong aja dan tetap ditempatmu." perintah Cua. Jujur matanya sudah sangat mengantuk, tapi karena kehadiran tamu tidak di undang membuat Cua tetap menahan matanya.

"Yaaa... gue ngikutin lo sama temen lo si Angga itu, penjahat kelamin yang sering gonta ganti pasangan, gue kesini untuk melindungi lo." tegas Dani menatap wajah Cua yang saat ini duduk bersila memeluk bantal.

"Hmmmm.... makasih, tapi aku masih nggak percaya semua ucapan mu, karena setau ku Angga itu pria baik." bantah Cua.

"Menurut lo, gue sering ketemu dia di club yang tadi." Dani membaringkan kembali tubuhnya.

"Hmmm... aku ngantuk, kalau kamu mau tidur disini silahkan besok aku ada class jam 9.00, jangan coba-coba mendekati ku." tegas Cua.

"Tidurlah, gue akan menjagamu." Dani memejamkan matanya, masih ditempat yang sama.

Cua menyelimutkan tubuhnya, 'Semoga besok menjadi hari yang baik.' batinnya.

Suasana Pagi yang berbeda.

Cua membuka mata, menggeliatkan tubuhnya diatas kasur, melihat kamarnya sudah bersih dan ada sarapan diatas meja kecil kamar.

"Kemana tu bocah?" bisiknya.

Mata Cua melihat sosok Dani keluar dari kamar mandi kosnya.

"Lo dah bangun? tuh, sarapan lo, gue cuma numpang mandi, kita bareng aja ke kampus, kebetulan gue juga ada kuliah, setelah kuliah kita kekantor bokap gue dan ke apartemen mami gue ngambil baju, karena beberapa hari ini, gue menemani lo agar jauh dari Angga." Dani menegaskan tidak meminta persetujuan dari Cua.

Cua mengikuti perintah Dani.

"Males berdebat, masih pagi." bisik Cua menggerutu. Cua mempersiapkan semua persiapan kuliahnya, hari ini ada persentasi, untung semua tugas sudah dikerjakan.

Dani mengantarkan Cua kekampus, mereka memang satu kampus, hanya beda jurusan. Cua tidak pernah bertemu Dani selama setahun kuliah disini.

Disela-sela makan siang mereka di kantin kampus, Cua merasa teman-teman menatap aneh, karena kedekatannya dengan Dani. "Eeeeh... kamu ngerasa nggak mata mereka manatap kita?" bisik Cua.

"Biarin aja, mereka penasaran, kok bisa lo deket ama gue, itu aja." senyum Dani.

"Hmmmm... kamu asli Jakarta?" tanya Cua penasaran.

"Hmmmm... ya, lo?" Dani balik bertanya.

"Aku dari Riau, anak pulau." kekeh Cua.

"Ooooh... mau kerja nggak? di kantor bokap gue? kebetulan bokap gue butuh karyawan, kalau lo mau seeeh." Dani melahap nasi goreng dihadapannya, sambil memainkan hp pintar yang berada digenggamannya.

"Hmmm... aku nggak boleh kerja sama papa ku." tunduknya.

"Why? gue menawarkan kerjaan di bidang lo, bukan mau niat jahat sama lo." tegas Dani.

"Aaaagh... sambilan kan." sindir Cua.

"Maksud lo?" wajah Dani berubah.

"Yaaaah... kamu mau deketin aku, karena sesuatu kan?" tegas Cua.

"Heeeeiiii, untung lo gue selametin, kalau nggak mungkin hari ini lo udah kehilangan masa gadis lo, dan Angga lah tersangkanya, laki-laki yang akan merusak lo." sarkas Dani tanpa basa basi.

"Hmmmm... apakah setragis itu akan dilakukan Angga pada aku?" Cua menatap tidak percaya.

"Nggak percaya, buktikan saja omongan gue." Dani menghela nafasnya panjang.

"Teruuus.... kamu deketin aku mau ngapain? mau ngajakin aku pacaran gitu?" Cua menatap Dani.

"Ge er lo." tawanya sombong.

"Kalau nggak mau ngapain?" tanya Cua lagi.

"Mau bertemanlah. Mau ngapain lagi, emang lo mau jadi cewek gue? kalau gue mau, bukan lo tipe gue, ngerti." tegas Dani.

"Udah cepetan minum, kita ke kantor bokap gue." Dani menarik tangan Cua menuju mobilnya.

"Hmmm... bentar, gue... huuuufh..." kesal Cua.

Cua menghabiskan makanannya dengan perasaan kesal, memegang pergelangannya sangat sakit digenggam Dani.

"Ini cewek kasar banget seeh! Iiigh!" Batin Cua.

Cua memperhatikan wajah kaku Dani, 'lumayan ganteng jika jadi cowok! Kalau jadi cewek juga cantik, kok ada yah orang jadi-jadian gini didunia ini. Dikampungku malah nggak ada tuh manusia separuh gini.' Kekenya membatin.

"Apa lo liatin gue?" Merhatiin Cua lebih senang senyum sendiri sambil menyuapkan makanan ke mulut mungilnya.

"Siapa yang liatin kamu bro! Aku hanya menikmati makanan. Kamu orangnya senstiv yah! Mengalahkan detektif conan!" Kekeh Cua membuat Dani semakin kesal.

"Cepet dong! Gue ada janji sama bokap gue! Biar nggak kesorean juga kita mampir ke apartmen nyokap gue." ucap Dani lembut sedikit mengalah.

Cua tersenyum, "Bisa lembut juga kamu?" Goda Cua tersenyum ngeledek.

"Lo mau gue tinggal? Atau mau ikut? Udah cepetan! Gue nggak bisa nunggu! Lo bayar, gue nggak ada uang cash! Nanti gue ganti." Perintah Dani meninggalkan Cua meracau sendiri.

"Iiigh! Aku anak kos yah! Uang ku pas-pasan buat sebulan!" Geramnya, membayar makan mereka siang itu.***