Cindy membuka matanya hari semakin sore, ia menatap jendela mobil kadang ia berpikir ingin selalu bersama dengan Claytone dan tidak akan berpisah walau satu detik saja, tapi itu tak mungkin sebab mereka belum sah menjadi suami istri bahkan rencana pertunangannya mereka pun belum terlaksana dengan sempurna sebab baru direncanakan dari segi urusan tempat, catering dan juga busana yang akan dikenakan kelak.
"Kamu ngeliat apa?" tanya Clay.
"Aku melihat masa depan kita, sayang." Cindy menjawabnya demikian membuat Clay senyum.
"Kamu bisa aja, kita langsung pulang nih?" tanya Claytone ia ingin menghabiskan sepanjang hari dan malam dengan Cindy jika wanita itu tidak keberatan.
"Tubuhku bau keringat Clay, aku ingin mandi di rumah, memangnya kamu ingin mengajakku ke mana?" tanya Cindy melirik Clay.
"Ke mana pun asal berdua kamu pasti tidak akan menolak ajakan aku kan?" tebaknya.