Natan sedikit gugup saat berhadapan dengan Pak Wijaya. "Selamat malam, Pak. Saya ke sini untuk mengantarkan putri Anda. Maaf jika kami terlambat pulang rumah. Masalahnya tadi saya dan Emmy harus mengerjakan tugas sekolah dulu," paparnya dengan penuh ketenangan meski ini kejadian pertama kali kepergok oleh calon mertuanya itu.
Pak Wijaya melayangkan tatapan tajam menghunus kedua manusia yang sekarang tertunduk. "Benar begitu, Alia? Kalian baru mengerjakan tugas sekolah bersama?" Dia tak mudah begitu saja percaya dengan pria muda yang baru saja dikenalnya. Melihat putri kesayangannya dipeluk lelaki lain tanpa meminta izinnya, dia menjadi terbakar emosi. Berani-beraninya mereka menyelonong rumah orang tanpa permisi sama sekali.
"Ah, Papa seperti tak tahu kebiasaan guru-guru di sekolah Alia saja. Mereka 'kan selalu memberikan banyak PR bahkan di jam sekolah. Dan sore tadi ada tugas yang harus kami selesaikan," terangnya meyakinkan sang ayah.