Aca terdiam menatapnya ponsel di tangannya yang tertera sebuah nama, Devan. Rasa rindu memberondongnya, dia benar-benar ingin mengetahui kabar dari prianya itu. Haruskah Aca memberanikan diri untuk meneleponnya? Takutnya kalau ternyata dia sedang bersama Raya. Lalu apa yang harus dia katakan nanti.
"Ah, masa bodoh dengan Raya. Toh, mereka juga resmi menjadi sepasang suami istri kok," gumamnya lirih meyakinkan diri sendiri. Lalu menekan tombol hijau untuk menghubungi Devan.
"Hai, Ca. Tumben kamu meneleponku? Ada apa?" tanya Devan dari seberang telepon.
Aca bingung mengungkapkan alasannya menelepon Devan. "Hm, nggak apa-apa kok. Rencananya aku dan Andre ingin mengajakmu juga Kak Raya keluar makan di luar. Bisa tidak?" Sebenarnya akan jadi repot jika Devan menyetujui rencana dadakan itu, masalahnya Aca sekarang sedang ada di Yogyakarta di rumah neneknya. Tapi semua bisa diatur, yang penting dia punya alasan saja untuk menghubungi Devan sekarang.