Natan memarkirkan sepeda di tempat biasanya, dan terdiam sesaat melirik gadis itu. Ketika membuka helm dan mengibaskan rambut panjangnya, dalam mata Natan seolah menampilkan sebuah adegan iklan shampo dengan model iklan yang cantik sekali. Jantungnya berdetak lebih cepat, ya Tuhan apakah ini yang dinamakan cinta? Dengan cepat dia segera mengenyahkan pikiran itu dalam otaknya. Tak mungkin di dunia ini terjadi cinta kilat.
"Tan, ayahmu di rawat di lantai berapa?" tanya Alia sambil mendongak ke atas melihat betapa tingginya rumah sakit dengan klaim sebagai yang terbesar di Surabaya itu. Total semua berjumlah lima lantai.
"Bapak berada di lantai tiga," balas Natan, tangannya sibuk mengunci sepeda motor satu-satunya hadiah dari sang ayah.
"Oh, begitu. Ayo, kita segera ke sana." Alia bersemangat maju ke depan, tapi sesaat Natan malah menarik tas ranselnya membuat tubuh Alia hampir jatuh ke belakang. "Natan, ada apa? Kenapa menarikku?"