Sudah berapa puluh menit lamanya, Bu Rani belum juga kembali masuk ke dalam ruangan. Raya pun merasa bahwa ada suatu hal yang terjadi terhadap ibunya di luar ruangan.
Raya berencana untuk segera menyusul wanita yang sudah melahirkannya itu. Dia pun beranjak pergi meninggalkan sang ayah, yang sampai sekarang belum juga terbangun dari tidurnya. Padahal, sedari tadi dia sudah menangis dan berbicara agar ayahnya segera bangun.
Raya memegang gagang pintu ruangan rawat inap lalu membukanya. Daun pintu ruangan tersebut pun kini terbuka lebar. Dan apa yang berada di luar terpampang nyata di hadapannya.
Wanita itu mendapati Bu Rani dengan mata yang sembap dan juga hidungnya yang memerah. Sejujurnya Raya sudah mengetahui bahwa ibunya telah menumpahkan air matanya sejak tadi. Raya segera melangkahkan kakinya mendekati Bu Rani. Dan kini Raya sudah berdiri di depannya.