Pukul sepuluh malam, mereka sudah kembali ke rumah Pak Wayan. Semuanya terlihat capek, tapi wajah bahagia tak bisa disembunyikan. Pantai Melasti benar-benar memberikan kenangan indah, meski melelahkan menempuh perjalanan beberapa jam.
"Wah, kalian akhirnya pulang juga. Aku kira kalian menginap di losmen dekat Melasti," sambut Pak Wayan pada rombongan Devan.
"Tidak. Lebih baik kita pulang dan menemani Aji di sini," balas Devan sambil mengangkut tas milik Raya.
"Hei, Aji sudah terbiasa sendiri, Nak. Itu si Made sering sekali keluar hingga berhari-hari kalau sudah keluyuran ke gunung. Jadi tak perlu memikirkan Aji. Kalian harus menikmati liburan dengan bersenang-senang. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya," tutur Aji begitu perhatian sekali dengan mereka. "Ya sudah, bersihkan diri kalian dulu. Kalau lapar silakan makan di dapur. Beristirahatlah. Aji mau masuk kamar dulu ya." Pria paruh baya itu masuk ke ruangan kamar paling depan dekat dengan ruang tamu.