Suasana cafe siang itu sangat ramai dengan suara kebisingan percakapan orang-orang yang sedang menikmati istirahat makan siang mereka. Tapi berbeda dua insan yang dulu pernah saling mencintai itu, kini dirundung rasa canggung.
"Fatih, aku benar-benar tak menyangka kita bisa bertemu lagi setelah sekian tahun berpisah." Raya bahkan membayangkan bagaimana dia menangisi kematian Fatih saat itu. "Aku bahkan mendoakan arwahmu tiap malam. Astaga, bagiku kamu tak mudah begitu saja dilupakan."
"Begitu pun denganmu," gumam Fatih lirih.
Rata menggigit bibirnya. "Fatih, maaf ya. Aku harus menikah cepat setelah selang beberapa bulan sejak kematianmu." Dia tertunduk lemas. "Ada sesuatu yang terjadi padaku hingga mengharuskanku untuk ... menikah."
Fatih mengerutkan keningnya. "Ada apa, Raya? Ada masalah yang seriuskah?" tanyanya penasaran melihat perubahan muka sang mantan kekasihnya.